Kauman, Semarang Tengah, Semarang
Kauman adalah kelurahan di Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.[2][3]
Kauman | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kota | Semarang | ||||
Kecamatan | Semarang Tengah | ||||
Kodepos | 50139 | ||||
Kode Kemendagri | 33.74.01.1010 | ||||
Kode BPS | 3374130009 | ||||
Luas | 0,24 km2 (0,093 sq mi) [1] | ||||
Jumlah penduduk | 2.312 jiwa (2023) [1] | ||||
Kepadatan | 9.835,61/km2 (25.474,1/sq mi) [1] | ||||
Jumlah KK | 895 [1] | ||||
Situs web | kauman | ||||
|
Dahulunya, Kauman memiliki sebuah lapangan yang difungsikan pada zaman kolonial sebagai Alun-Alun lama kota Semarang. Pada akhir tahun 1960-an alun-alun ini berubah menjadi Pasar Yaik. Namun, pada 2022, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengembalikan kawasan tersebut ke fungsi awalnya sebagai ruang publik terbuka dengan nama Aloon-aloon Masjid Agung Semarang.[4]
Pengembalian Aloon-aloon Masjid Agung Semarang merupakan bagian dari pemugaran bangunan cagar budaya Pasar Johar yang terbakar pada tahun 2015[5].
Sejarah
Kauman atau kampung Kauman secara legendaris merupakan kaum yang dihuni oleh masyarakat Jawa yang lebih cenderung religi beragama Islam. Disebutkan dalam beberapa buku, kauman berasal dari kata qaaimuddin yang memiliki arti orang-orang yang menegakkan agama Islam. Dikarenakan lidah orang Jawa sulit mengucapkan kata tersebut, maka pengucapannya berubah menjadi "kaum". Di suatu tempat, para kaum berdiam di sana yang kemudian memunculkan istilah Pakauman atau lebih dikenal Kauman untuk menyebut tempat itu. Kauman sering disematkan pada kota-kota lama yang bernafaskan Islam dalam berbagai literasi sejarah Jawa. Kauman tidak hanya ada di Semarang, ternyata di Yogyakarta, Surakarta, dan Demak juga terdapat nama yang serupa. Karena Kauman merupakan ciri khas kebudayaan Jawa yang lebih dekat dengan agama Islam pada era dulunya.
Masjid Wali, bundaran alun-alun, pusat pemerintahan dan pasar tradisional merupakan ciri khas utama Kauman. Kauman sangat berperan penting dalam perkembangan Kota Semarang seperti saat ini karena merupakan pusat peradaban Islam. Penduduk yang padat menjadi poin tersendiri bagi kebudayaan Jawa yang direpresentasikan dalam Kampung Kauman.
Pemerintahan
Daftar lurah
Daftar ini belum tentu lengkap. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
Lurah pertahana saat ini adalah Bapak Imam Sutopo, S.IP. Berikut adalah Daftar Lurah Kauman dari masa ke masa:
No. | Nama | Periode | Ket. | ||
---|---|---|---|---|---|
Awal | Akhir | ||||
1. | Arwin Helmy | - | - | ||
2. | Imam Sutopo | - | pertahana | ||
Catatan:
|
Catatan kaki
- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 1 Juni 2023.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 1 Juni 2023.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 1 Juni 2023.
- ^ Herlambang, Adib Auliawan (4 Februari 2020). Herlambang, Adib Auliawan, ed. "Kembalinya Alun-alun Kota Semarang, Begini Respon Warga". Ayosemarang.com. Diakses tanggal 7 Februari 2021.
- ^ Sinuko, Damar (2017-10-21). "Pemkot Semarang Bangun Kembali Pasar Johar". cnnindonesia.com.
Bacaan lebih lanjut
Jurnal ilmiah
- Wanda, Sigit Setiawan (2017). "POLA SOSIALISASI POLITIK KAUM SANTRI DI KELURAHAN KAUMAN, KOTA SEMARANG (STUDI KASUS: PEMILIH PKB)". Skripsi S1, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Pranala luar
- Situs Resmi Provinsi Jawa Tengah
- Situs Resmi Kota Semarang
- Situs Resmi Kecamatan Semarang Tengah
- Situs Resmi Kelurahan Kauman
Sosial media