Bahasa Melayu Ambon

kreol yang dituturkan oleh etnik Ambon
Revisi sejak 28 November 2024 11.51 oleh 36.71.80.123 (bicara) (Panggilan sosial)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Bahasa Melayu Ambon adalah sebuah bahasa kreol berbasis Melayu yang secara tradisional dituturkan di wilayah Provinsi Maluku, terutama di Pulau Ambon, Kepulauan Lease, Pulau Buano, Pulau Manipa, Pulau Kelang, dan Pulau Seram, serta dipakai juga sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Kei, Kepulauan Banda, Kepulauan Watubela, Pulau Buru, hingga Kepulauan Aru.

Bahasa Melayu Ambon
basa Ambong
Dituturkan diIndonesia dan Belanda
WilayahMaluku
Penutur
Penutur asli: 2 juta jiwa
(Keseluruhan penuturnya mencapai 2–2,5 juta jiwa)
Dialek
Melayu Ambon
Melayu Dobo
Latin
Arab-Melayu[1]
Kode bahasa
ISO 639-3abs
Glottologambo1250[2]
IETFabs
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC3 Wider communication
Bahasa Melayu Ambon dikategorikan sebagai C3 Wider Communication menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini digunakan di wilayah yang cukup luas maupun dipertuturkan cukup luas, misalnya beberapa kota
Referensi: [3]

Lokasi penuturan

Peta

Perkiraan lokasi penuturan Bahasa Melayu Ambon
Koordinat: 3°43′S 128°11′E / 3.717°S 128.183°E / -3.717; 128.183 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Sejarah

sunting

Bahasa Melayu menurut sebagian besar sejarawan berasal dari Sumatra; kemungkinan juga Semenanjung Malaya. Pada masa pra-kolonial Eropa, bahasa Melayu telah berabad-abad lamanya menjadi basantara (lingua franca) di Asia Tenggara Kepulauan — secara tradisional dikenal sebagai Nusantara. Sebelum kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512 di Ternate, bahasa Melayu telah digunakan di Kepulauan Maluku sebagai bahasa perdagangan — sebelumnya bahasa Ambon (Asilulu) telah digunakan sebagai bahasa perdagangan di Pulau Ambon dan Kepulauan Lease, serta pesisir selatan Pulau Seram — kemudian digantikan oleh bahasa Melayu setelah kedatangannya.

Bahasa Melayu Ambon berbeda dengan bahasa Melayu Maluku Utara (Melayu Ternate). Misalnya, dalam bahasa Melayu Ambon terdapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar. Kemudian pada abad ke-16, ketika Portugis menjajah Kepulauan Maluku, banyak kosakata bahasa Portugis yang diserap ke dalam bahasa Melayu Ambon. Kemudian setelah kedatangan bangsa Belanda ke Kepulauan Maluku — khususnya di Pulau Ambon, banyak kosakata dalam bahasa Belanda yang diserap ke dalam bahasa Melayu Ambon. Pada masa penjajahan Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah zending, gereja, dan juga dalam terjemahan Alkitab. Contohnya Rut, Yunus, Lukas, Kisah Para Rasul (Yesus Pung Utusang-Utusang Pung Carita), Tesalonika I, Tesalonika II, Timotius I, Timotius II, Titus, dan Pilemon.[4]

Setelah bahasa Indonesia mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Kepulauan Maluku — sebuah bentuk baku bahasa Melayu di Indonesia; maka bahasa Indonesia mulai memengaruhi penggunaan bahasa Melayu Ambon, sehingga sejumlah kosakata diserap dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Melayu Ambon — kosakata tersebut mengalami akhirnya mengalami perubahan morfologis. Pada awalnya, para misionaris Belanda menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Melayu Ambon. Para penduduk yang bisa menghafal Injil tersebut kemudian dibaptis, serta terus dibimbing dalam bahasa Melayu Ambon.

Menurut sejarahnya, bahasa ini kemungkinan berasal dari Melaka di Semenanjung Malaya — karena pada masa itu sudah ada kegiatan perdagangan antara bangsa Eropa melalui perantara pedagang Malaka dengan pedagang dari Kepulauan Maluku. Pada awalnya, bahasa Melayu Ambon hanya digunakan dalam bentuk bahasa pasar yang kemudian menjadi bahasa ibu bagi generasi selanjutnya. Dalam penggunaannya, bahasa Melayu Ambon menjadi bahasa ibu bagi masyarakat Kristen Ambon (Sarane) dan sebagian kecil Muslim Ambon (Salam). Hal ini karena sebagian besar masyarakat Muslim Ambon masih menggunakan bahasa ibu mereka sendiri yang disebut sebagai bahasa tanah — istilah kolektif untuk bahasa-bahasa asli di Kepulauan Maluku.

Struktur kebahasaan

sunting

Struktur dalam bahasa Melayu Ambon juga sedikit berbeda dengan bahasa Melayu pada umumnya, namun lazim ditemukan pada varietas bahasa Melayu Indonesia Timur lainnya. Struktur bahasanya sangat mirip dengan bahasa-bahasa Indo-Eropa — hal ini karena pengaruh bahasa-bahasa tersebut cukup besar dalam bahasa Melayu Ambon.

Contoh kalimat

sunting

Berikut ini contoh kalimat dalam bahasa Melayu Ambon.

  • beta pung buku 'buku saya'
  • Susi pung kaka 'kakak Susi'
  • Ahmad ada pi ka Tulehu 'Ahmad sedang pergi ke Tulehu'
  • ada orang dapa bunuh di kusu-kusu 'ada orang dibunuh di alang-alang'
  • katong jaga tinggal di sini sa 'kami tetap tinggal di sini saja'

Nasalisasi

sunting

Pelafalan dalam bahasa Melayu Ambon mengalami nasalisasi, terutama pada akhiran [n]. Diperkirakan nasalisasi pada bahasa Melayu Ambon adalah akibat dari pengaruh Jepang saat masa penjajahan Jepang. Berikut ini beberapa contoh kosakata yang mengalami nasalisasi.

  • makang 'makan'
  • badiang 'berdiam'
  • ikang 'ikan'
  • lawang 'lawan'
  • bangong 'bangun'

Kata ganti

sunting

Dalam bahasa Melayu Ambon, kata ganti untuk orang diantaranya sebagai berikut.

  • beta 'saya'
  • ose 'kamu' (dalam beberapa dialek diucapkan os atau se; berasal dari kata voce dalam bahasa Portugis. Kata ose ini dianggap sebagai kata yang kasar, sedangkan ale dianggap memiliki makna yang lebih halus)
  • dong 'dia'
  • katong 'kita'
  • dorang 'Mereka'
  • kamong, kamorang 'kalian'

Ungkapan khas

sunting

Terdapat beberapa ungkapan khas yang beberapa hanya dapat ditemukan dalam bahasa Melayu Ambon.

  • ao e!
  • mamae!
  • sio mama!
  • tuang ala!
  • tuang ana!
  • ai!
  • gaga batul!
  • manise!

Panggilan sosial

sunting

Berikut ini beberapa panggilan sosial dalam bahasa Melayu Ambon.

  • babang, abang 'kakak laki-laki' (digunakan oleh masyarakat Muslim Ambon)
  • caca 'kakak perempuan' (digunakan oleh masyarakat Muslim Ambon)
  • usy 'kakak perempuan' (digunakan oleh masyarakat Kristen Ambon)
  • broer, bung, bu 'kakak laki-laki' (digunakan oleh masyarakat Kristen Ambon)
  • nona 'gadis'
  • nyong 'Pria'
  • tanta 'bibi'
  • nene 'nenek'
  • tete 'kakek'
  • bapa raja 'kepala negeri', 'ketua adat'

Kosakata serapan dari bahasa Indo-Eropa (Belanda dan Portugis)

sunting

Berikut ini contoh kosakata dalam bahasa Melayu Ambon yang diserap dari bahasa Indo-Eropa (Belanda dan Portugis) — beberapa kosakata diantaranya telah mengalami perubahan morfologi.

  • capeu 'topi' – chapéu (Portugis)
  • bandera 'bendera' – bandeira (Portugis)
  • rim 'ikat pinggang' – riem (Belanda)
  • fork 'garpu' – vork (Belanda)
  • lenso 'saputangan' – lenço (Portugis)
  • mestiza 'selendang' – mestiza (Portugis)
  • blus 'kemeja wanita' – blusa (Portugis)
  • baileo 'bangunan' – bailéu (Portugis)
  • ose, os 'kamu' – voce, os (Portugis)
  • om 'paman' – oom (Belanda)
  • pai 'ayah' – pai (Portugis)
  • mai 'ibu' – mai (Portugis)
  • fader 'ayah' – vader (Belanda)
  • muder 'ibu' – moeder (Belanda)
  • tanta 'bibi' – tante (Belanda)
  • mar 'tetapi' – maar (Belanda)
  • galojo 'rakus' – guloso (Portugis)
  • garser 'tumbuh' – crescer (Portugis)
  • of 'atau' – of (Belanda)
  • dol 'gila' – dol (Belanda)
  • sterk 'kuat' – sterk (Belanda)
  • trap 'anak tangga' – trap (Belanda)
  • swak 'lemah' – zwak (Belanda)
  • almanak 'kalender' – alamanaak (Belanda)
  • kadera 'kursi' – cadeira (Portugis)
  • kapitan 'kapten' – kapitein (Belanda), capitão (Portugis)
  • marinyo 'penyuluh' – meirinho (Portugis)
  • patatas 'kentang' – batatas (Portugis)
  • danke 'terima kasih' – dank je (Belanda)
  • kasbi 'singkong' – cassave (Belanda), cassava (Portugis)
  • testa 'dahi' – testa (Portugis)
  • oto 'mobil' – auto (Belanda)
  • pardidu 'menghilang' – perdido (Portugis)
  • sono 'tidur' – sono (Portugis)
  • vor 'untuk' – voor (Belanda)
  • par 'untuk' – para (Portugal)
  • marsegu 'kelelawar' – morcego (Portugal)
  • kakarlak 'kecoa' – kakkerlak (Belanda)
  • strat 'jalan raya' – straat (Belanda)
  • standplaats 'halte' – standplaats (Belanda)
  • sinyo 'tuan' – senhor (Portugis)
  • klaar 'selesai' – klaar (Belanda)
  • onosel 'bodoh' – onnozel (Belanda)
  • flauw 'lemah' – flauw (Belanda)
  • fangen 'tangkap' – vangen (Belanda)
  • lopas 'lari' – loop (Belanda)
  • gargantang 'tenggorokan' – garganta (Portugis)
  • kintal 'pekarangan' – quintal (Portugis)
  • konyadu 'ipar' – cunhado (Portugis)

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Thalib, Usman (2012). Sejarah Masuknya Islam di Maluku. Ambon, Indonesia: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Ambon. hlm. 35. 
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Melayu Ambon". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Melayu Ambon". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  4. ^ "Lukas pung Kabar Bae soal Yesus". Gereja Protestan Maluku, 2011. ISBN 978-602-19540-0-3.

Daftar pustaka

sunting
  • Don van Minde. Melayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax. Penerbit: Research School CNWS, Leiden University. The Netherland: 1997. 390 Halaman. ISBN 90-73782-94-5.
  • Seminar Bahasa dan Budaya Maluku 2006: Bahasa Melayu Ambon. Diselenggarakan oleh DIKOR Dinas Prov. Maluku, SIL Internasional, PBTM dan Universitas Pattimura. Agustus 2006.
  • R.Bolton; M. Riupassa; J. Tjia. Pedoman Membaca dan Menulis Bahasa Ambon (Edisi Percobaan) (booklet). Mei 2005. 24 halaman.
  • Louhenapessy, Wilham G. The Malay-Ambon Writings and Audio-recordings of Children in Central Maluku (Seram Utara, Telutih, Tuhaha etc.): Heritage Language Literacy Development in SE Asia. PBTM, Atma Jaya University, SIL International, KD, International Reading Association and IDAC, July 22-23 2008. in Jakarta, Indonesia.
  • Louhenapessy's broadcast at the YouTube: The Pilgrim's Progress, The reading from the portion of Tuhan Yesus Ajar Katong Dolo, Portion of the book of Genesis at http://www.youtube.com/watch?v=jcFsycWw-ro&feature=mfu_in_order&list=UL and Psalm 37 at http://www.youtube.com/watch?v=frJCQZT11XU&feature=related.

Pranala luar

sunting