Liem Swie King
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Liem Swie King (Hanzi: 林水鏡; Pinyin: Lín Shuǐjìng ; lahir 28 Februari 1956) adalah seorang pemain bulu tangkis berkebangsaan Indonesia. Dia bermain di dua nomor yaitu tunggal putra dan ganda putra. Liem Swie King mendapatkan julukan King of Smash alias Si Raja Smash. Julukan itu muncul karena gaya bermainnya yang cepat, berani, dan memiliki smash yang kuat. Liem Swie King juga ingin berbagi tips suksesnya kepada generasi muda, khususnya generasi baru pebulu tangkis.[1]
Liem Swie King 林水鏡 | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Liem Swie King |
Lahir | 28 Februari 1956 Kudus, Jawa Tengah |
Tinggi | 168 cm (5 ft 6 in) |
Pegangan | Kanan |
Rekor bertanding |
|
Liem Swei King mulai menjadi buah bibir sejak dia mampu menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976 dalam usianya yang ke-20. Kemudian Swie King menjadi pewaris kejayaan Rudy di kejuaraan paling bergengsi saat itu dengan tiga kali menjadi juara ditambah empat kali menjadi finalis. Bila ditambah dengan turnamen "grand prix" yang lain, gelar kemenangan Swie King menjadi puluhan kali. Swie King juga menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan enam kali membela tim Piala Thomas. Tiga di antaranya Indonesia menjadi juara.
Mulai bermain bulu tangkis sejak kecil atas dorongan orangtuanya di kota kelahiran Kudus, Swie King yang lahir 28 Februari 1956 akhirnya masuk ke dalam klub PB Djarum yang banyak melahirkan para pemain nasional.
Usai menang di Pekan Olahraga Nasional saat berusia 17 tahun, akhir 1973, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Setelah 15 tahun berkiprah, Liem Swie King merasa telah cukup dan mengundurkan diri pada tahun 1988. Saat aktif sebagai pemain, Liem terkenal dengan pukulan smash andalannya, berupa jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.
Karir Bulutangkis
suntingLiem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956. Ia terkenal dengan pukulan jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.
Sejak kecil Swie King sudah bermain bulu tangkis atas dorongan orang tuanya di Kudus. Kepiawaiannya bermain bulu tangkis makin terasah ketika ia masuk ke dalam klub PB Djarum yang telah banyak melahirkan para pemain nasional.
Dalam catatan Pusat Data Tokoh Indonesia, Liem Swie King meraih berbagai prestasi selama 15 tahun berkiprah di bulu tangkis. Pertama kali, Swie King meraih Juara I Junior se-Jawa Tengah (1972). Pada usia 17 tahun (1973), ia menjuarai (II) Pekan Olahraga Nasional. Setelah itu, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Ia pun meraih Juara Kejurnas 1974 dan 1975.
Kemudian berkiprah di kejuaraan internasional, termasuk 6 kali beruntun menjadi finalis All England (1976-1981) dengan tiga di antaranya menjadi juara (1978, 1979, 1981). All England adalah kejuaraan bulutangkis paling bergengsi di dunia kala itu. Selain itu, puluhan medali grand prix lainnya, medali emas tunggal putra Asian Games di Bangkok 1978, dan tiga medali emas Piala Thomas (1976, 1979, 1984) dari enam kali membela tim Piala Thomas.
Setelah Bulutangkis
suntingDemi menjamin masa depan, ia pun mengundurkan diri sebagai pemain nasional bulu tangkis tahun 1988. Kendati ia tidak langsung bisa menemukan kegiatan usaha untuk mencapai cita-citanya. Setahun setelah berhenti itu, King nyaris dapat dikatakan menganggur. Sebab keahlian dan pengetahuan yang dia miliki hanyalah olahraga bulu tangkis.
Kemudian ia mulai ikut mengelola sebuah hotel di Jalan Melawai Jakarta Selatan milik mertuanya. Setelah itu, ia melebarkan sayap dengan membuka usaha griya pijat kesehatan. Kini usahanya telah mempekerjakan lebih dari 400 karyawan. King tertarik dengan keindahan penataan hotel dan keramahan para pekerjanya. Begitu pula soal griya pijat. Saat menjadi atlet, King selalu membutuhkan terapi pijat setelah lelah berlatih dan bertanding. Kala itu, ia kerap mengunjungi griya pijat kesehatan di kawasan Mayestik Jakarta Selatan yang penataan ruangannya begitu bagus.
Ia pun berpikir bahwa usaha pijat kesehatan (spa) ini sangat prospektif. Kalangan eksekutif dan pengusaha Jakarta yang gila kerja butuh kesegaran fisik dan relaksasi. Maka dia membuka usaha griya pijat kesehatan Sari Mustika. Kini, dia telah membukanya di tiga lokasi, Grand Wijaya Centre, Jalan Fatmawati Jakarta Selatan, dan Kelapa Gading Jakarta Utara dengan total karyawan sekitar 200 orang. Dalam mengelola usahanya, ia pun tidak sungkan-sungkan menyambut sendiri tamu hotel atau griya pijatnya.
Hasilnya, selain usahawan dan eksekutif lokal, serta keluarga-keluarga menengah atas Jakarta, banyak ekspatriat menjadi pelanggan griyanya. Ia pun merasa bahagia karena bisa membuktikan griya pijat tidak selalu berkonotasi jelek seperti yang dibayangkan kebanyakan orang.
Menurut informasi dari kerabat dekatnya, Liem Swie King sebenarnya dari marga Oei bukan marga Liem. Pergantian marga seperti ini pada masa dahulu zaman Hindia Belanda biasa terjadi, pada masa itu seorang anak dibawah usia ketika memasuki wilayah Hindia Belanda (Indonesia sekarang) harus ada orang tua yg menyertainya, bila anak itu tidak beserta orang tua aslinya, maka oleh orang tuanya akan dititipkan kepada "orang tua" yg lain, "orang tua" ini bisa saja bermarga sama atau lain dari aslinya.
Pebulu tangkis yang pernah terjun ke dunia film sebagai bintang film Sakura dalam Pelukan, ini kini hidup bahagia bersama isteri dan tiga orang anaknya Alexander King, Stevani King dan Michele King.
Belakangan, Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale, pemilik rumah produksi Alenia, menjadikan kehebatan Liem Swie King dalam dunia bulu tangkis Indonesia sebagai inspirasi untuk membuat film tentang bulu tangkis. Film itu memang bukan bercerita tentang kisah kehidupan King. Akan tetapi, dalam film itu, King menjadi inspirasi bagi seorang ayah yang kagum pada King, lalu memotivasi putranya untuk bisa menjadi juara seperti King.
Filmografi
suntingFilm
suntingTahun | Judul | Peran | Keterangan |
---|---|---|---|
1979 | Sakura dalam Pelukan | Santo | |
2009 | King |
Pendidikan
sunting- SD, Kudus (1968) - SMP 1 Kudus, Kudus (1971) - SMA, Kudus (1974)
Karier
sunting- Pebulu tangkis Indonesia - Pengusaha Hotel dan Spa
Nasional
sunting- Juara I Junior se-Jawa Tengah (1972)
- Juara II PON 1973
- Juara Kejurnas 1974, 1975
International
sunting-Tunggal-
- 1974: Semi Finalis Asian Games Tehran
- 1976: Finalis All England Open, Finalis Kejuaraan Asia
- 1977: Finalis All England Open, Juara Denmark Open, Juara Swedia Open, Juara SEA Games
- 1978: Juara All England Open, Juara Asian Games Bangkok
- 1979: Juara All England Open
- 1980: Finalis Kejuaraan Dunia, Finalis All England
- 1981: Juara All England Open, Semi Finalis World Games St.Clara, Juara SEA Games
- 1982: Finalis Asian Games New Dehli, Juara Piala Dunia
- 1983: Finalis Kejuaraan Dunia, Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open
- 1984: Finalis All England Open, Finalis World Badminton Grand Prix
- 1985: Semi Finalis All England Open
Ganda
sunting- 1983: Finalis SEA Games (bersama Hadibowo)
- 1984: Juara Piala Dunia (bersama Kartono Hariamanto)
- 1985: Juara Piala Dunia, Juara Indonesia Open, Semi Finalis Kejuaraan Dunia, Finalis SEA Games (bersama Kartono Hariamanto)
- 1986: Juara Piala Dunia, Semi Finalis Asian Games Seoul (bersama Bobby Ertanto); Juara Indonesia Open (bersama Kartono Hariamanto)
- 1987: Juara Asia (bersama Bobby Ertanto); Juara SEA Games, Juara Japan Open, Juara Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Finalis Thailand Open (bersama Eddy Hartono)
Beregu
sunting- 1976: Juara Piala Thomas
- 1977: Juara SEA Games
- 1978: Juara Asian Games
- 1979: Juara Piala Thomas, Juara SEA Games
- 1981: Finalis SEA Games
- 1982: Finalis Piala Thomas, Finalis Asian Games
- 1983: Juara SEA Games
- 1984: Juara Piala Thomas
- 1985: Juara SEA Games
- 1986: Finalis Piala Thomas, Semi Finalis Asian Games
- 1987: Juara SEA Games
Referensi
sunting- Kompas, PDAT
- Biografi Diarsipkan 2010-05-01 di Wayback Machine.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-11-10. Diakses tanggal 2023-11-10.