Sungai Johor
Sungai Johor adalah sungai utama di negeri Johor, Malaysia. Sungai Johor memiliki panjang 122,7 km. Hulu sungai Johor berasal dari Gunung Belumut dan Bukit Gemuruh di utara dan mengalir ke tenggara. Sungai ini bermuara di Selat Johor. Sebagai sungai utama, kualitas air di muara sungai Johor sangat mempengaruhi kualitas air yang masuk ke Selat Johor. Sungai Johor memiliki anak sungai yaitu Sungai Sayong, Sungai Linggiu, Sungai Semanggar, Sungai Lebam, Sungai Seluyut dan Sungai Tiram.[1]
Di atas Sungai Johor terbentang Jembatan Sungai Johor yang dibuka pada tahun 2011. Jembatan ini menghubungkan antara Lebuhraya Senai- Desaru di Johor.[2]
Nilai Sejarah
Sungai Johor menyimpan beragam jejak sejarah Kerajaan Johor sejak 400 tahun yang lalu. Beberapa jejak sejarah terjadi di masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayat Syah II (1528-1564) hingga Sultan Abdul Jalil Syah IV (1699-1718). Di antara bukti peninggalan yang terdapat di sepanjang Sungai Johor yaitu makam seperti Makam Laksamana Bentan, Sultan Muzaffar Syah, Sultan Abdul Jalil Syah I, dan banyak lagi. Juga terdapat benteng tua yang dibangun untuk mempertahankan diri dari Serangan Portugis, Aceh, Jambi dan Belanda.[3]
Peran Penting
Sungai Johor dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) dan menjadi penyumbang utama penyediaan air minum untuk keperluan rumah tangga di negara bagian Johor dan Singapura. Sungai Johor menempati 14% wilayah Johor. Letak Johor yang bertetangga dengan Singapura, membuat sungai ini juga dimanfaatkan oleh kedua negara.[4]
Perjanjian Air Sungai Johor
Malaysia dan Singapura memiliki perjanjian dalam pemanfaatan sumber daya air di Sungai Johor. Bermula pada tahun 1927 saat pemimpin Singapura dan Sultan Ibrahim dari negara bahagian teritori Johor menandatangani perjanjian yang mengizinkan Singapura menyewa tanah di Johor dan menggunakan air secara gratis. Kemudian perjanjian diperbaharui pada tahun 1962.[5]
Gangguan Ekosistem
Salah satu gangguan ekosistem di Sungai Johor yaitu kehadiran Ikan Sapu-sapu (Pterygoplichthys pardalis) yang menjadi ancaman spesies ikan asli di sungai tersebut. Ikan Bandaraya atau Sapu-sapu akan merebut makanan ikan lokal yang ada di sungai tersebut. Akibatnya, sungai akan dikuasai oleh populasi ikan sabu-sabu.[6]
Referensi
- ^ Adilah, A. Kadir; Zulkifli, Yusop; Zainura, Z. Noor; Bakhiah, Baharim N. (2018). "Environmental Flow for Sungai Johor Estuary". E3S Web of Conferences (dalam bahasa Inggris). 34: 02041. doi:10.1051/e3sconf/20183402041. ISSN 2267-1242.
- ^ "75km Senai-Desaru Expressway opens today". web.archive.org. 2011-06-14. Diakses tanggal 2024-12-03.
- ^ "Sejarah Sungai Johor". Majelis Daerah Kota Tinggi.
- ^ Mohd Saudia, Ahmad Shakir; Azida, Azman; Juahira, Hafizan (2015). "Flood Risk Pattern Recognition Using Integrated Chemometric Method and Artificial Neural Network: A Case Study in the Johor River Basin". Jurnal Teknologi. Universiti Teknologi Malaysia. 1 (74): 159–164.
- ^ antaranews.com (2022-05-19). "PM Malaysia, Menlu Singapura bahas Perjanjian Air Sungai Johor". Antara News. Diakses tanggal 2024-12-03.
- ^ www.malaymail.com https://www.malaymail.com/news/malaysia/2019/01/14/bottom-feeding-fish-sucking-life-out-of-johor-rivers-nature-society-warns/1712205. Diakses tanggal 2024-12-03. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan)