Seto Mulyadi
Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto (lahir 28 Agustus 1951) adalah psikolog anak dan menjabat sebagai ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, lembaga swadaya yang bergerak pada ranah perlindungan anak di Indonesia khususnya yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Seto Mulyadi | |
---|---|
Lahir | Seto Mulyadi 28 Agustus 1951 Klaten, Jawa Tengah |
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Kak Seto, Sang Mentor |
Pekerjaan | Psikolog anak |
Organisasi | Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI)[1] |
Dikenal atas |
|
Suami/istri | Deviana |
Anak |
|
Biografi
suntingKehidupan awal dan karier
suntingSeto Mulyadi, atau yang akrab disapa Kak Seto lahir di Klaten pada 28 Agustus 1951. Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang bandel dan tidak bisa diam. Ia juga pernah beberapa kali jatuh hingga sempat mengalami fobia, tetapi ia selalu melatih diri agar fobia tersebut hilang dengan melakukan aktivitas ekstrim seperti parkour.[2][3]
Kak Seto hijrah ke Jakarta lantaran kecewa tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga maupun Universitas Indonesia. Dari kekecewaannya itu, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta meski tanpa bekal dan keahlian apapun. Di sana, ia memulai hidup dengan kerja serabutan sembari menunggu tes Fakultas Kedokteran tahun berikutnya. Tidak berjodoh dengan Fakultas Kedokteran, Kak Seto lantas memutar tujuan dan masuk Fakultas Psikologi atas saran Pak Kasur yang ia kenal sejak ia menjadi asisten pemilik Taman Kanak-kanak.[4] Kak Seto menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada 1981, Pendidikan Magister Bidang Psikologi Program Pascasarjana Universitas Indonesia pada 1989, dan meraih gelar Doktor bidang Psikologi Program Pascasarjana Universitas Indonesia pada 1993.[5]
Menjadi asisten Pak Kasur adalah pekerjaan ayah empat anak kala itu yang kemudian dilanjutkan dengan mengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-kanak bersama Henny Purwonegoro.[6] Di sana, Kak Seto mendongeng, mengisi acara belajar sambil bernyanyi, dan bermain sulap bersama anak-anak. Ilmu yang didapat dari Pak Kasur ia gabungkan dengan ilmu yang ia miliki, yakni teknik sulap yang telah ia pelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Sedangkan ilmu mendongeng didapat melalui belajar dan berdasarkan pengalamannya.[4]
Menjadi bagian dari anak-anak memang dituntut untuk selalu kreatif, menyeimbangi pikiran-pikiran kreatif dan penuh imajinasi. Saat itulah karakter Si Komo diciptakan oleh Kak Seto.[7] Berupa boneka Si Komo dan lagu yang diciptakan, karakter Si Komo menguat dan banyak dikenal. Acaranya banyak ditunggu dan membuat namanya kian tenar, kondisi perekonomiannya pun membaik.[4]
Kesuksesan inilah yang kemudian mengantarkan Kak Seto memborong beberapa penghargaan seperti The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International pada 1987. Ia juga mendirikan Yayasan Mutiara Indonesia dan Yayasan Nakula Sadewa. Pada 1998, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak. Kecintaannya pada anak-anak jugalah yang mengantarkannya membagi kisah lewat buku yang ia tulis, Anakku, Sahabat, dan Guruku.[4]
Homeschooling Kak Seto
suntingPada tahun 2007, Kak Seto mendirikan sekolah alternatif bernama Homeschooling Kak Seto. HSKS begitu singkatannya, merupakan lembaga pendidikan alternatif yang menjadi salah satu solusi pendidikan bagi anak-anak Indonesia baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri. Sesuai dengan visinya, yaitu menyediakan program pendidikan bagi anak agar memiliki keterampilan, life skill, dan karakter yang kukuh sebagai calon pemimpin bangsa pada masa depan. Homeschooling Kak Seto terus berusaha meningkatkan standar kualitas pembelajaran sehingga proses belajar menjadi menyenangkan, memberikan materi pembelajaran yang terkini, serta menyediakan tutor - tutor dengan pengetahuan dan pengalaman profesional.
Homeschooling adalah sebuah sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah. Namun, Homeschooling Kak Seto adalah sekolah alternatif yang menempatkan anak-anak sebagai subjek dengan pendekatan secara “at home” atau di rumah. Dengan pendekatan “at home” inilah anak-anak merasa nyaman belajar karena mereka dapat belajar apapun sesuai dengan keinginannya kapan saja, dengan siapa saja dan di mana saja seperti Ia tengah berada di rumahnya. Jadi, meski disebut homeschooling, tidak berarti anak akan terus menerus belajar di rumah, tetapi anak-anak dapat belajar dengan kondisinya yang benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti “at home”. Maka dalam sistem Homeschooling, jam pelajaran bersifat fleksibel: mulai dari bangun tidur sampai berangkat tidur kembali.
Beberapa alumni maupun siswa Homeschooling Kak Seto diantaranya: Dhea Seto, Ayushita, Hanggini Purinda Retto, Nikita Willy, Prilly Latuconsina, Citra Scholastika, Ray Prasetya dan Windah Basudara.
Kehidupan pribadi
suntingKak Seto memiliki seorang istri bernama Deviana. Mereka dikaruniai empat orang anak yakni Eka Putri, Bimo, Shelomita, dan Dhea Seto. Ia memiliki saudara kembar bernama Kresno Mulyadi (Kak Kresno) yang juga seorang psikiater anak dan juga memiliki kakak Maruf Mulyadi.[5]
Pendidikan
sunting- SD Ngepos, Klaten, 1963
- SMP Pangudi Luhur 1, Klaten, 1966
- SMA St. Louis, Surabaya, 1969
- Sarjana Psikologi Universitas Indonesia, 1981
- Magister Psikologi Universitas Indonesia, 1989
- Doktoral Psikologi Universitas Indonesia, 1993
- Guru Besar bidang Ilmu Psikologi Universitas Gunadarma, 2021
Film
suntingTahun | Judul | Dikreditkan sebagai | Peran | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
Aktor | Kru | ||||
1981 | Tangan-tangan Mungil | Kak Seto (Psikolog Anak) | |||
2011 | Rumah Tanpa Jendela | Produser | |||
2017 | Ayu Anak Titipan Surga | Kak Seto |
Penghargaan dan pengakuan
sunting- Men’s Obsession Award (2006)
- The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children’s Day Foundation & UNICEF (1989)
- Orang Muda Berkarya Indonesia, kategori Pengabdian pada Dunia Anak-anak dari Presiden Republik Indonesia (1987)
- The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International (1987)
- Peace Messenger Award, New York, dari Sekretaris Jenderal PBB Javier Perez de Cuellar (1987)
Referensi
sunting- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaLPAI
- ^ Lestari, Vega Dhini (5 Januari 2021). Lestari, Vega Dhini, ed. "SISI LAIN Kak Seto, Psikolog Anak yang Jago Parkour, Ternyata Masa Kecilnya Bandel: Nggak Bisa Diam". Tribunnews.com. Diakses tanggal 23 Januari 2021.
- ^ Al Farisi, Baharudin (5 Januari 2021). "Lakukan Parkour dan Viral, Kak Seto: dari Kecil Memang Saya Bandel". Kompas.com.
- ^ a b c d "Profil Seto Mulyadi". Merdeka.com. Diakses tanggal 23 Januari 2021.
- ^ a b "Biografi Seto Mulyadi". Bio.or.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-20. Diakses tanggal 23 Januari 2021.
- ^ Pratiwi, Hanna (31 Agustus 2020). "Ulang Tahun, Ini Profil Kak Seto". Radio Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-29. Diakses tanggal 23 Januari 2021.
- ^ Putri, Luthfia Miranda (10 April 2020). "Kilas Balik Kak Seto Mulyadi, Pencipta Si Komo dan Sudah 50 Tahun Mengabdi di Dunia Anak-anak". Kapanlagi.com. Diakses tanggal 23 Januari 2021.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Profil di KapanLagi.com
- Seto Mulyadi di Twitter
- Seto Mulyadi di Instagram
- Seto Mulyadi di TikTok