Kabupaten Nabire

kabupaten dan ibu kota di Provinsi Papua Tengah, Indonesia
Revisi sejak 4 Desember 2024 06.16 oleh Rinai Natsumi (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)


Kabupaten Nabire adalah salah satu kabupaten yang juga merupakan ibu kota provinsi Papua Tengah, Indonesia, yang berbatasan dengan Provinsi Papua Barat di sebelah barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Nabire. Kabupaten Nabire dikenal sebagai penghasil salak terbesar di Papua, dengan salak Nabire yang memiliki cita rasa manis legit dan menjadi komoditas unggulan daerah ini. Jumlah penduduk Kabupaten Nabire pada akhir tahun 2023 berjumlah 176.027 jiwa.[3]

Kabupaten Nabire
Hiu Paus di TN Teluk Cenderawasih
Hiu Paus di TN Teluk Cenderawasih
Lambang resmi Kabupaten Nabire
Motto: 
Nabire yang Berkeadilan, Sejahtera, dan Makmur
Peta
Peta
Kabupaten Nabire di Maluku dan Papua
Kabupaten Nabire
Kabupaten Nabire
Peta
Kabupaten Nabire di Indonesia
Kabupaten Nabire
Kabupaten Nabire
Kabupaten Nabire (Indonesia)
Koordinat: 3°32′25″S 135°33′18″E / 3.54016°S 135.55511°E / -3.54016; 135.55511
Negara Indonesia
ProvinsiPapua Tengah
Tanggal berdiri10 September 1969
Dasar hukumUU Nomor 12 Tahun 1969 [1]
Ibu kotaNabire
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Distrik: 15
  • Kelurahan: 9
  • Kampung: 72
Pemerintahan
 • BupatiMesak Magai[2]
 • Wakil BupatiIsmail Djamaluddin[2]
 • Sekretaris DaerahPiter Erari
Luas
 • Total12.075,00 km2 (4,662,18 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[3]
 • Total176.027
 • Kepadatan15/km2 (38/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 37,70% Islam
  • 0,29% Hindu
  • 0,11% Buddha
  • 0,01% Lainnya[3]
 • IPMKenaikan 71,36 (2023)
 tinggi [4]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
9404 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon98811 ― 98864
Pelat kendaraanPT xxxx E*
Kode Kemendagri94.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023NAB
DAURp 757.858.156.000,00- (2020)
Situs webwww.nabirekab.go.id

Pada tanggal 6 Februari 2004, terjadi gempa bumi yang kemudian disusul pada tanggal 26 November 2004 di Nabire, gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter mengguncang daerah ini (lihat Gempa Nabire 2004).

Kabupaten Nabire adalah induk dari semua kabupaten di Papua Tengah kecuali Mimika (yang merupakan pemekaran Fakfak). Awalnya, Kabupaten Nabire bernama Kabupaten Paniai dengan ibukota Enarotali. Di tahun 1966, ibukota Paniai dipindah ke Nabire karena lebih strategis di wilayah pantai dibandingkan Enarotali yang berada di pedalaman. Kabupaten Paniai berubah nama menjadi Kabupaten Nabire menurut PP No. 52 Tahun 1996. Peraturan tersebut juga melahirkan kabupaten baru yang dimekarkan dari Nabire yaitu Kabupaten Paniai dan Kabupaten Puncak Jaya. Ketiga kabupaten tersebut sekarang berkembang menjadi 7 kabupaten penyusun Papua Tengah.[5][6]

Sejarah

sunting

“Nabire” demikian sekarang disebut, adalah suatu wilayah Pemerintahan Kabupaten yang terhampar di seputar “Leher Burung” pulau Papua. Dalam perkembangannya “Nabire” telah melampaui fase-fase: sebelum masuknya Pemerintahan Belanda, zaman Pemerintahan Belanda dan zaman Pemerintahan RI Hingga saat itu.

Paparan mengenai sejarah Pemerintahan Kabupaten Nabire ini bukanlah merupakan suatu tulisan yang sudah sempurna, sehingga masih perlu untuk dikaji dan disempurnakan bersama-sama sehingga menjadi suatu materi yang bisa dipahami dan diterima oleh semua kalangan.

Asal Usul Nabire

sunting

Sebelum mengulas sejarah singkat Kabupaten Nabire maka terlebih dahulu akan disampaikan uraian secara singkat tentang asal usul dan arti Nabire dari beberapa sumber atau versi. Uraian mengenai cerita asal-usul dan arti Nabire ini bukanlah untuk dipertentangkan tetapi merupakan wacana untuk dibahas secara bersama, sehingga nantinya bisa diketahui asal-usul dan arti Nabire yang sebenarnya.

Suku Wate

sunting

Berdasarkan cerita dari suku wate, bahwa kata Nabire berasal dari kata "Nawi" pada zaman dahulu dipertimbangkan dengan kondisi alam Nabire pada saat itu yang banyak terdapat binatang jangkrik, terutama disepanjang kali Nabire. Lama kelamaan kata “Nawi” mengalami perubahan penyebutan menjadi Nawire dan akhirnya menjadi “Nabire”. Pada tahun 1958, Konstein Waray yang menjabat sebagai Kepala Kampung Oyehe menyerahkan tempat atau lokasi kepada Pemerintah.[7]

Suku Yerisiam

sunting

Menurut versi suku Yerisiam Nabire berasal dari kata “Navirei” yang artinya daerah ketinggalan atau daerah yang ditinggalkan. Penyebutan Navirei muncul sebagai nama suatu tempat pada saat diadakan pesta pendamaian ganti daerah antara suku Hegure dan Yerisiam. Pengucapan Navirei kemudian berubah menjadi Nabire yang secara resmi dipakai untuk membei nama daerah ini oleh Bupati pertama yaitu Bapak A.K.B.P. Drs. Surojotanojo, SH (Alm). Versi lain suku ini bahwa Nabire berasal dari Na Wyere yang artinya daerah kehilangan. Pengertian ini berkaitan dengan terjadinya wabah penyakit yang menyerang penduduk setempat, sehingga banyak yang meninggalkan Nabire kembali ke kampungnya dan Nabire menjadi sepi lambat laun penyebutan Na Wyere menjadi Nabire.[7]

Suku Hegure

sunting

Versi dari suku ini bahwa Nabire berasal dari Inambre yang artinya pesisir pantai yang ditumbuhi oleh tanaman jenis palem-palem seperti pohon sapu ijuk, pohon enau hutan, pohon nibun dan jenis pohon lainnya. Akibat adanya hubungan/komunikasi dengan suku-suku pendatang, lama kelamaan penyebutan Inambre berubah menjadi Nabire.[7]

Perkembangan

sunting

Pada tanggal 20 Desember 2017 presiden Joko Widodo datang meninjau lokasi lahan baru Bandar Udara Douw Aturure, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, yang dilanjutkan dengan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire 20 MW dan PLTMG Jayapura 50 MW di Kelurahan Kali Bobo, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire.[8]

Bandara Douw Aturure yang baru tersebut akan menjadi bandara besar dan penghubung antar kabupaten karena keberadaan Nabire yang strategis di tengah Provinsi Papua, sehingga akan menjadi simpul bagi wilayah yang berada di sekitarnya, yaitu Paniai, Dogiyai, Diyai, Intan Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Waropen, Wondama dan Kaimana. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah akan membangun terminal penumpang seluas 8.000 meter persegi. Pada tahap berikutnya dikembangkan menjadi 15.000 meter persegi.[9]

Selain bandar udara, Kepala Negara juga akan memperbaiki dan memperbesar Pelabuhan Nabire, Papua. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo usai meninjau Pelabuhan Nabire, Kamis, 21 Desember 2017. Perluasan tersebut akan membuat Pelabuhan Nabire sebagai penghubung bagi enam kabupaten di sekitarnya.[10]

Geografi

sunting

Kabupaten Nabire terletak dikawasan Teluk Cendrawasih Provinsi Papua dan Samudra Pasifik, yang berada diatas 3 (tiga) lempengan bumi sehingga mengakibatkan rawan akan terjadinya bencana gempa bumi. Secara astronomis, Kabupaten Nabire terletak di antara 2°28"–3°56" Lintang Selatan dan 134°33"–136°15" Bujur Timur. Secara administrasi pada tahun 2012, luas wilayah Kabupaten Nabire adalah 12.075,00 Km² dan panjang garis pantai 473 Km² serta luas lautan 914.056,96 Ha. Kabupaten Nabire terbagi menjadi 15 distrik yang kemudian terbagi ke dalam 72 kampung dan 9 kelurahan.[11]

Batas wilayah

sunting

Wilayah Kabupaten Nabire secara administratif berbatasan dengan beberapa wilayah, yaitu

Utara Kabupaten Kepulauan Yapen
Timur Kabupaten Waropen & Kabupaten Paniai
Selatan Kabupaten Dogiyai
Barat Kabupaten Teluk Wondama & Kabupaten Kaimana, Papua Barat

Topografi

sunting

Kabupaten Nabire memiliki topografi yang bervarisi yaitu wilayah datar ± 47% dari luas wilayah tersebar disepanjang Wilayah pantai dan Wilayah perbukitan ± 53% tersebar di daerah pedalaman (pegunungan). Berdasarkan Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Tanah (Balai Tanah) Bogor tahun 1964, jenis-jenis tanah di Kabupaten Nabire terbagi atas:

  1. Wilayah Nabire : Mayoritas jenis tanah Alluvial Endapan Sungai dan Tanah-Tanah Potzolik. Sedang daerah yang sering digenangi air terdapat tanah-tanah BOG dan LOW Humiegley yang hakekatnya merupakan tanah yang berasal dari bahan Endapan Sungai.
  2. Wilayah Yaur : Terdapat jenis tanah Potzolik Merah Kuning dan Hidromarf Kelabu.
  3. Wilayah Pedalaman : Terdapat mayoritas jenis Tanah Potzolik dan Tanah Coklat Hidromarf Kelabu.

Berdasarkan perbedaan ketinggian muka tanah, Wilayah Kabupaten Nabire dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) Zona, yaitu a. Zone Dataran rendah dengan ketinggian 0–600 mdpl. b. Zone Ketinggian sedang dengan ketinggian 600–1500 mdpl. c. Zone Dataran tinggi dengan ketinggian di atas 1500 mdpl.[11]

Berdasarkan klasifikasi iklim, wilayah Kabupaten Nabire memiliki iklim hutan hujan tropis (Af) dengan curah hujan yang cenderung tinggi sepanjang tahunnya. Sebagai akibat dari topografi yang bervariasi, suhu udara di Kabupaten Nabire berkisar antara 22 °C–34 °C di wilayah dataran rendah dan kurang dari 24 °C di wilayah dataran tinggi. Tingkat kelembapan di wilayah Nabire pun cenderung tinggi, yakni berkisar antara 60%–90%.


Data iklim Kabupaten Nabire, Papua, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.1
(88)
31
(88)
31.3
(88.3)
31.4
(88.5)
31.2
(88.2)
30.8
(87.4)
30.5
(86.9)
30.6
(87.1)
31.1
(88)
31.9
(89.4)
31.9
(89.4)
31.3
(88.3)
31.17
(88.13)
Rata-rata harian °C (°F) 26.6
(79.9)
26.5
(79.7)
26.6
(79.9)
26.7
(80.1)
26.6
(79.9)
26.2
(79.2)
26
(79)
26.1
(79)
26.4
(79.5)
26.8
(80.2)
26.9
(80.4)
26.7
(80.1)
26.51
(79.74)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.1
(71.8)
22
(72)
21.9
(71.4)
22
(72)
22
(72)
21.6
(70.9)
21.5
(70.7)
21.6
(70.9)
21.7
(71.1)
21.7
(71.1)
21.9
(71.4)
22.1
(71.8)
21.84
(71.43)
Presipitasi mm (inci) 293
(11.54)
277
(10.91)
269
(10.59)
287
(11.3)
246
(9.69)
320
(12.6)
328
(12.91)
293
(11.54)
259
(10.2)
272
(10.71)
237
(9.33)
240
(9.45)
3.321
(130,77)
Rata-rata hari hujan 15 13 14 14 12 11 11 10 10 11 13 14 148
% kelembapan 81 81 81 82 83 84 84 85 84 83 82 82 82.7
Rata-rata sinar matahari harian 5.4 5.2 4.9 5.7 5.6 4.7 4.8 5.2 5.3 5.3 5.4 5.5 5.25
Sumber #1: BMKG[12]
Sumber #2: Climate-Data.org[13] & Weatherbase[14]

Pemerintahan

sunting

Daftar Bupati

sunting

Berikut ini adalah Bupati Kabupaten Nabire, provinsi Papua, dari masa ke masa.

No Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Prd. Ket.
1
  Soekandar Soerodjotanodjo
1966
1969
1
2
  Karel Gobay
1969
1972
2
3
  Drs.
Andreas Soenarto
1973
1978
3
4
  Drs.
Serteis Wanma
1978
1984
4
5
  Letkol Inf.
Soekiyo
1984
1989
5
6
  Joesoef Adipatah
1989
1993
6
1993
1998
7
Drs.
Herman Monim
(Penjabat)
1998
1999
7
Drs.
Anselmus Petrus Youw
1999
2004
8
2004
2009
Drs.
Tonny P.H. Karubaba
9
Drs.
Hendrik Pagaya Kaisepo
MM
2009
2010
8
Isaias Douw
S.Sos
2010
2015
Mesak Magai
S.Sos., M.Si.
10
Sendius Wonda
SH., M.Si
2015
2016
(8)
  Isaias Douw
S.Sos
17 Februari 2016
17 Februari 2021
Amirullah Hasyim
MM
11
[15]
(9)
  Mesak Magai
S.Sos, M.Si
8 November 2021
Petahana
Ismail Djamaluddin
12
[16]


Dewan Perwakilan

sunting

DPRD Nabire beranggotakan 25 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. DPRD Nabire periode 2019-2024 terdiri dari 13 partai politik. Partai Kebangkitan Bangsa adalah partai politik dengan jumlah kursi terbanyak, yaitu 4 kursi.[17][18]

Distrik

sunting

Kabupaten Nabire terdiri atas 15 distrik, 9 kelurahan, dan 72 kampung dengan total luas 12.075,00 km² dan jumlah penduduk sebanyak 145.101 jiwa (2017). Kode Wilayah Kabupaten Nabire adalah 94.01.[19][20] Pada tahun 2017, versi Kemendagri, Kabupaten ini memiliki luas wilayah 11.112,61 km² dan jumlah penduduk 166.463 jiwa (2017).[21]

Kode Wilayah Nama Distrik Ibu kota Jumlah Daftar
Kelurahan Kampung
94.01.01 Nabire Karang Mulia 9 3
94.01.02 Napan Napan - 3
94.01.03 Yaur Kwatisore - 4
94.01.04 Uwapa Topo - 6
94.01.05 Wanggar Karadiri - 3
94.01.06 Siriwo Unipo - 6
94.01.07 Makimi Lagari Jaya - 6
94.01.08 Teluk Umar Yeretuar - 4
94.01.09 Teluk Kimi Samabusa - 5
94.01.10 Yaro Jaya Mukti - 8
94.01.11 Wapoga Kamarisano - 5
94.01.12 Nabire Barat Kali Semen - 5
94.01.13 Kepulauan Moora Arui - 5
94.01.14 Dipa Dikiya - 5
94.01.15 Menou Lokodimi - 4
Total 9 72

Demografi

sunting

Suku bangsa

sunting
 
Rumah tradisional Emawa di Nabire

Penduduk kabupaten Nabire terdiri dari beragam suku bangsa dan agama. Penduduk Nabire didominasi oleh pendatang atau bukan Orang Asli Papua, banyak diantaranya berada di ibu kota kabupaten, yakni distrik Nabire. Suku bangsa asli yang berasal dari Nabire diantaranya ialah suku Wate, Yerisyam, dan Hegure. Suku Wate terdiri dari lima sub suku yakni suku Waray, Nomei, Raiki, Tawamoni dan Waii.[7] Dalam data Sensus Penduduk Indonesia 2010, penghitungan berdasarkan jenis kelamin laki-laki, penduduk asli orang Papua sebanyak 32.850 jiwa atau 47,36% dari 69.369 jiwa laki-laki. Sementara orang non asli Papua sebanyak 36.519 jiwa atau 52,64%.[22][23]

Data Kementerian Dalam Negeri tahun 2023 mencatat bahwa mayoritas penduduk kabupaten Nabire memeluk agama Kekristenan yakni 61,89%, dengan persentasi Protestan sebanyak 50,96% dan Katolik sebanyak 10,93%. Sebagian besar lagi menganut agama Islam yakni sebanyak 37,70%, diikuti agama Hindu sebanyak 0,29% dan selebihnya menganut agama Buddha sebanyak 0,11% dan Konghucu serta kepercayaan lainnya 0,01%.[3] Sementara untuk sarana rumah ibadah terdapat 349 gereja Protestan, kemudian 65 masjid, 56 gereja Katolik, 8 pura, dan 2 vihara.[24]

Transportasi

sunting

Pariwisata

sunting

Peristiwa

sunting

Pada hari Minggu tanggal 14 Juli 2013, kota Nabire menjadi sorotan media nasional[25] dan internasional[26] akibat peristiwa Tragedi Tinju Berdarah yang terjadi di Gedung Olahraga Kota Lama. Menurut Polda Papua, 17 orang meninggal, 38 orang alami luka-luka. Sedangkan pelaku kericuhan masih diselidiki.[27]

Pada tanggal 20 Desember 2017, presiden Joko Widodo datang meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nabire 20 MW dan PLTMG Jayapura 50 MW di Kelurahan Kali Bobo, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire, setelah meninjau lokasi lahan baru Bandar Udara Douw Aturure, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua.[8]

Referensi

sunting
  1. ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 16 Februari 2020. 
  2. ^ a b "Bupati dan Wakil Bupati Nabire Dilantik Gubernur Papua". news.busurnabire.id. 8 November 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-20. Diakses tanggal 20 November 2021. 
  3. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 9 April 2024. 
  4. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.papua.bps.go.id. Diakses tanggal 9 April 2024. 
  5. ^ "Sejarah Singkat Kabupaten Nabire". nabirekab.go.id. Pemerintah Kabupaten Nabire. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-11. Diakses tanggal 2022-07-01. 
  6. ^ PP Nomor 52 Tahun 1996
  7. ^ a b c d "Sejarah Singkat Kabupaten Nabire". nabirekab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-11. Diakses tanggal 1 Juli 2022. 
  8. ^ a b Masyarakat Diajak Awasi Penerapan BBM Satu Harga Diarsipkan 2018-12-10 di Wayback Machine. - PresidenRI.go.id - 20 Desember 2017.
  9. ^ Bandara Nabire Akan Menjadi Simpul Penghubung Diarsipkan 2018-09-15 di Wayback Machine. - PresidenRI.go.id - 20 Desember 2017.
  10. ^ Kesiapan Pelabuhan Nabire Jadi Penghubung Papua Diarsipkan 2018-09-15 di Wayback Machine. - PresidenRI.go.id - 21 Desember 2017.
  11. ^ a b Profil geografis Kabupaten Nabire Diarsipkan 2022-05-19 di Wayback Machine.. Diakses tanggal 9 April 2022. Pemkab Nabire.
  12. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 89 & 154. Diakses tanggal 23 September 2024. 
  13. ^ "Nabire, Papua, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 23 Maret 2022. 
  14. ^ "Nabire, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 23 Maret 2022. 
  15. ^ Bupati & Wakil Bupati Nabire Terpilih Hasil Pilkada Serentak Dilantik 17 Februari 2016 Di Jayapura
  16. ^ Bupati dan Wakil Bupati Nabire Dilantik Gubernur Papua (8 November 2021), www.news.busurnabire.id, diakses 20 November 2021
  17. ^ "KPU Tetapkan Calon Terpilih DPRD Nabire". papuaposnabire.com. 20-08-2019. Diakses tanggal 27-12-2019. 
  18. ^ Ruban, Titus (15-08-2019). "KPU Nabire tetapkan 25 calon anggota DPRD Nabire terpilih". jubi.co.id. Diakses tanggal 27-12-2019. 
  19. ^ BPS Provinsi Papua, 26 Desember 2018, Statistik Potensi Desa Propinsi Papua 2018, dikunjungi pada 27 Februari 2019.
  20. ^ BPS Kabupaten Nabire, 16 Agustus 2018, Kabupaten Nabire Dalam Angka 2018, dikunjungi pada 28 Februari 2019.
  21. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018. 
  22. ^ Jumlah Penduduk menurut Klasifikasi Suku - Provinsi Papua Diarsipkan 13 November 2013 di Wayback Machine., Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Diakses 1 Juli 2022
  23. ^ "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-08. Diakses tanggal 27 Desember 2021. 
  24. ^ "Kabupaten Nabire Dalam Angka 2022" (pdf). nabirekab.bps.go.id. hlm. 159. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-03. Diakses tanggal 1 Juli 2022. 
  25. ^ "Ketu DPR RI Prihatin Insiden Tinju di Nabire". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-20. Diakses tanggal 2022-08-20. 
  26. ^ "17 killed in Indonesia boxing match stampede |cNN". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-09. Diakses tanggal 2022-08-20. 
  27. ^ ""Polda Papua Klarifikasi Korban Tinju Maut Nabire, Tewas 17 Orang, Luka-luka 38 Orang"|papua Untuk Semua". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-13. Diakses tanggal 2022-08-20. 

Pranala luar

sunting