Cikarang (kota)

ibu kota Kabupaten Bekasi, Indonesia
Revisi sejak 4 Desember 2024 11.57 oleh 45.251.5.107 (bicara)

Cikarang adalah ibu kota dari Kabupaten Bekasi Kawasan Cikarang meliputi wilayah kecamatan Cikarang Pusat, Cikarang Barat, Cikarang Timur, Cikarang Utara, dan Cikarang Selatan di Kabupaten Bekasi. Secara geografis Cikarang dilintasi oleh banyak sungai, antara lain Sungai Cikarang, Cipamingkis, Cisadang, Cikedokan, Cibeet, dan Ciherang. Semua sungai yang melintasi Cikarang tersebut berhulu di wilayah Dataran Tinggi Jonggol di sebelah timur Kabupaten Bogor. Sebelumnya pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi berada di Kota Bekasi, yang karena pemekaran daerah sekarang menjadi kota otonom. Cikarang memiliki kawasan Jababeka yang merupakan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara.[2][3]

Cikarang
Gedung-gedung pemerintahan Kabupaten Bekasi di Cikarang.
Gedung-gedung pemerintahan Kabupaten Bekasi di Cikarang.
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBekasi
KecamatanCikarang Barat
Cikarang Pusat
Cikarang Selatan
Cikarang Timur
Cikarang Utara
Peresmian ibu kota6 Juni 2004[1]
Dasar hukumPP No. 82 Tahun 1998
Zona waktuUTC+7 (WIB)
Kode area telepon+62 21

Sejarah

Penamaan

Asal-usul penamaan Cikarang tidak terlepas dari nama sebuah sungai yang melintasi wilayah ini, yaitu Sungai Cikarang. Nama Sungai Cikarang sendiri berasal dari kata dalam bahasa Sunda, "ci" atau "cai" yang artinya 'air', dan kata "karang" yang merupakan nama tempat mata air dari Sungai Cikarang berasal, yakni di Bukit Karang, Desa Cibodas, Jonggol.[4]

Pembentukan

Sebelum menjadi ibukota Kabupaten Bekasi dan kota industri, Cikarang dahulu hanyalah sebuah kecamatan yang luas wilayahnya hanya meliputi Kecamatan Cikarang Utara. Pada awal tahun 1980-an, wilayah Cikarang yang sebelumnya merupakan persawahan yang subur mulai dibangun kawasan industri, akibat perluasan dari kawasan industri di Tambun dan Cibitung yang pembangunannya bergerak ke arah timur.

Melihat semakin ramai dan berkembangnya Cikarang serta alasan sejarah Cikarang sebagai sebuah kawedanan, membuat Pemerintah Daerah Bekasi berniat menjadikan Cikarang menjadi sebuah kota industri. Untuk itu, pada tahun 1992 wilayah Cikarang diperluas dengan cara membentuk kecamatan-kecamatan baru dengan nomenklatur Cikarang yang wilayahnya di ambil dari kecamatan sekitar. Seperti, kecamatan Lemahabang di ganti namanya menjadi Cikarang Timur, sebagian desa di kecamatan Cibitung dan Setu menjadi Cikarang Barat, kemudian sebagian desa di kecamatan Serang Baru menjadi Cikarang Selatan, sementara Cikarang Pusat wilayahnya diambil dari Kecamatan Lemahabang, Kedungwaringin, dan Cibarusah. Jadi, wilayah Cikarang Kota saat ini bukanlah wilayah asli dari kecamatan Cikarang. Bahkan beberapa desa di selatan dahulunya adalah bagian dari Kawedanan Jonggol (Tjibaroesa), seperti desa Sukadami, Serang, Cicau, Sukamahi, Ciantra, dan Sukasejati. Kelima desa tersebut memiliki ciri yang sama yaitu berada diketinggian >50 m dpl.[5]

Sejak 2004 hingga saat ini, Cikarang Kota masih berstatus sebagai ibukota kabupaten, mirip seperti Purwokerto yang sebenarnya memiliki kelayakan untuk berdiri sebagai sebuah kotamadya. Pada tahun 2008, dilakukan kajian soal wacana pembentukan Kota Cikarang sebagai daerah otonomi baru yang lepas dari Kabupaten Bekasi.[6]

Geografi

Cikarang Kota seluruh wilayahnya berada di dataran rendah dengan ketinggian antara 12–83 mdpl. Sebagian besar wilayahnya adalah bekas persawahan yang berkontur datar, kecuali bagian selatan yang dahulunya adalah bagian dari Kawedanan Jonggol (Tjibaroesa) konturnya sedikit bergelombang dan berada di ketinggian yang cukup tinggi, antara 45–83 m, seperti desa Cicau, Serang, Sukadami, Sukamahi, Ciantra, dan Sukasejati. Titik tertinggi (>80 mdpl) Cikarang berada di desa Sukadami, Cicau, dan Serang.

Demografi

Bahasa

 
Peta persebaran bahasa Sunda di Kabupaten Bekasi (meliputi kawasan Cikarang).
  Bahasa Sunda sebagai mayoritas
  Bahasa Sunda sebagai minoritas

Bahasa yang paling umum digunakan oleh penduduk Cikarang adalah bahasa Indonesia, hal ini dikarenakan Cikarang sebagai kawasan industri yang memiliki keragaman dalam hal suku bangsa dan bahasa. Namun, terdapat dua bahasa daerah yang digunakan oleh penduduk asli di Cikarang, yakni bahasa Sunda (dialek Pesisir Utara) dan Betawi (dialek Cikarang).[7][8]

Bahasa Sunda mayoritas dituturkan di Cikarang Pusat, Cikarang Timur, dan Cikarang Selatan. Sedangkan bahasa Betawi dituturkan di Cikarang Utara dan Cikarang Barat. Batas penggunaan kedua bahasa di Cikarang ini juga memiliki keunikan, yakni dibatasi oleh Jalan Nasional Rute 1 atau dikenal sebagai Jalan Pantai Utara. Pemetaannya adalah bahasa Sunda dituturkan di sebelah selatan sedangkan bahasa Betawi di sebelah utara.[9]

Ekonomi

Cikarang berkembang dan dikenal sebagai kawasan industri karena kegiatan industri merupakan kegiatan yang paling menonjol di kawasan ini. Hal tersebut dapat dilihat dari begitu banyaknya area industri yang tersebar, mulai dari Cikarang Barat hingga ke Cikarang Selatan. Beberapa kompleks industri yang ada di Cikarang antara lain; MM 2100 Cikarang Barat, Kawasan Industri Jababeka, Bekasi International Industrial Estate (BIIE) atau Hyundai Industrial Park, East Jakarta Industrial Park (EJIP), dan Delta Silicon Industrial Park. Banyak perusahaan yang berkembang di Cikarang berasal dari luar negeri seperti dari Singapura, Inggris, Jerman, Korea Selatan, Jepang, Cina, Malaysia, Taiwan, dan Timur Tengah.[10]

Transportasi

Galeri

Referensi

  1. ^ "Sehubungan Akan Pindah Kantor ke Lokasi Baru Ribuan Karyawan Pemkab Bekasi, Dapat Bantuan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-05. Diakses tanggal 2015-01-05. 
  2. ^ Industry.co.id (2018-01-25). "Jababeka, Kawasan Industri Terbesar dan Terlengkap di Asia Tenggara Siap Luncurkan Kavling Baru Untuk Investor - Industry.co.id". Industry.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-22. 
  3. ^ Antique (2017-03-24). "Intip Jababeka, Kawasan Industri Terbesar se-ASEAN". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2018-05-22. 
  4. ^ "Sejarah Kota Cikarang Kota Kini Industri Terbesar di Asia Tenggara". liputan4.com. 2020. Diakses tanggal 2022-09-22. 
  5. ^ Ariefana, Pebriansyah (2021-09-21). "Sejarah Cikarang, Kini Jadi Kota Industri Terbesar se-Asia Tenggara". Suara.com. Diakses tanggal 2022-09-22. 
  6. ^ Sinulingga, Bam (21-02-2023). "Wacana Pemekaran Wilayah Kabupaten Bekasi, Cikarang Bakal Jadi Kota Madya?". www.liputan6.com. Diakses tanggal 24-07-2023. 
  7. ^ Sudjana, A.S.H.; Marzuki, A.; Abas, A.; Jayawiguna, R. (1983). Struktur Bahasa Sunda Pesisir Utara Jawa Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. OCLC 14379200. 
  8. ^ Sopandi, Andi (2011). "Menelusuri Budaya dan Bahasa Melayu Betawi Dialek Bekasi: Dulu, Kini, dan Prospek Sebagai Muatan Lokal". jurnal.unismabekasi.ac.id. Bekasi: Universitas Islam 45. 
  9. ^ "Jalan Daendels sebagai Batas Pemisah Penggunaan Bahasa Melayu Betawi dengan Bahasa Sunda di Kabupaten Bekasi". badanbahasa.kemdikbud.go.id. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 16-11-2020. Diakses tanggal 24-07-2023. 
  10. ^ "Cikarang Kota Industri Terbesar di Asia Tenggara - FAKTA.CO.ID". FAKTA.CO.ID. 2017-08-28. Diakses tanggal 2018-05-22. [pranala nonaktif permanen]