Stasiun Ngawi

stasiun kereta api di Ngawi, Indonesia
Revisi sejak 5 Desember 2024 09.53 oleh Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Stasiun Ngawi (NGW), sebelumnya bernama Stasiun Paron (PA), adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Gelung, Paron, Ngawi. Terletak pada ketinggian +56 m dan berjarak 8 km sebelah barat daya Kecamatan Ngawi dan 517 km arah timur dari Stasiun Bandung, stasiun ini berada dalam pengelolaan Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VII Madiun.

Stasiun Ngawi
Kereta Api Indonesia Kereta Api Indonesia#Kereta api bandara
AS07

Bangunan baru Stasiun Ngawi, 2019
Nama lainStasiun Paron
Lokasi
Koordinat7°26′30.908″S 111°23′8.722″E / 7.44191889°S 111.38575611°E / -7.44191889; 111.38575611
Ketinggian+56 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang cukup tinggi, satu peron pulau yang agak tinggi di antara jalur 2 dan 3, serta dua peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananKereta api penumpang
Lintas selatan Jawa: Sri Tanjung, Logawa, Pasundan, Kahuripan, Bangunkarta, Malabar, Wijayakusuma, Jayakarta, dan Singasari
Lintas utara Jawa: Brantas, Majapahit, dan Matarmaja
Kereta bandara: Lin BIAS
Kereta api barang
Lintas selatan Jawa: Parcel ONS Tengah
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Nama sebelumnyaStasiun Paron (1883–2019)[4]
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan lokal/komuter Stasiun berikutnya
Walikukun KA BIAS
Bandara Adi Soemarmo–Madiun, p.p.
Magetan
menuju Madiun
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Ruang menyusui Isi baterai 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Pada awal tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Ngawi mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian supaya mengubah nama Stasiun Paron menjadi Stasiun Ngawi sebagai bentuk pengenalan daerah.[5] Menanggapi usulan tersebut, DJKA menyetujui dan stasiun ini resmi berganti nama per 1 Desember 2019.[4][6][7]

Bangunan dan tata letak

sunting

Pada awalnya, Stasiun Ngawi memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus serta satu sepur badug lama di sisi timur laut stasiun. Setelah jalur ganda ruas GenengKedungbanteng dioperasikan per 30 November 2019,[8] jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 2 sebagai sepur lurus arah Solo Balapan, jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah Madiun, dan jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 4 dengan percabangan di sisi timur laut stasiun sebagai sepur badug baru.

Sepur badug
Jalur 4 Sepur belok untuk penyusulan kereta api ke arah timur
  Pemberhentian kereta api antarkota ke arah timur
Peron pulau
Jalur 3 Sepur lurus arah Madiun
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur
Peron pulau
Jalur 2 Sepur lurus arah Solo Balapan
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat
  Pemberhentian kereta api antarkota ke arah barat
Peron pulau
Jalur 1 Sepur belok
  Pemberhentian kereta api antarkota ke arah barat
Peron sisi
G Bangunan utama stasiun
 
Bangunan lama Stasiun Paron era PJKA yang kini telah dirobohkan, 2009

Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya (dahulu BTP Jatim) Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai paket dalam proyek jalur ganda Madiun–Kedungbanteng yang beroperasi pada 2019.

Bangunan lama stasiun peninggalan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) telah dirobohkan karena terkena dampak pembangunan jalur 1 yang baru di bekas sepur badug lama dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Gudang peninggalan Staatsspoorwegen juga telah dirobohkan karena lahan tersebut dijadikan tempat bangunan baru stasiun. Kanopi stasiun sebelumnya—bekas kanopi Stasiun Pare, stasiun nonaktif di wilayah Pare, Kediri, hanya menaungi dua jalur—diganti dengan kanopi yang lebih besar supaya dapat menaungi tiga jalur. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem elektrik.[9]

Layanan kereta api

sunting

Stasiun Ngawi mulai melayani KA Bandara Internasional Adi Soemarmo rute MadiunSurakartaBandar Udara Adi Soemarmo pp pada 2 November 2024.[10]

Berikut adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 2 November 2024.

Penumpang

sunting

Antarkota

sunting
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Campuran
Brantas Eksekutif Pasar Senen Blitar Via Semarang TawangSolo Jebres
Ekonomi
Ekonomi
Majapahit Ekonomi Pasar Senen Malang Via Semarang TawangSolo Jebres
Matarmaja
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Campuran
Bangunkarta Eksekutif Pasar Senen Jombang Via CirebonYogyakarta
Ekonomi
Malabar Eksekutif Bandung Malang Via TasikmalayaYogyakarta
Ekonomi Premium
Wijayakusuma Eksekutif Cilacap Ketapang Via YogyakartaSurabaya Gubeng
Ekonomi Premium
Singasari Eksekutif Pasar Senen Blitar Via CirebonLempuyangan
Ekonomi
Ekonomi
Sri Tanjung Ekonomi Lempuyangan Ketapang Via Surabaya KotaJember
Logawa Purwokerto Jember Via LempuyanganSurabaya Gubeng
Pasundan Kiaracondong Surabaya Gubeng Via TasikmalayaLempuyangan
Kahuripan Blitar
Jayakarta Ekonomi Premium Pasar Senen Surabaya Gubeng Via CirebonLempuyangan

Kereta bandara

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
AS Lin BIAS Madiun Bandara Adi Soemarmo Perjalanan ke arah Madiun pada jadwal pagi dan sore, sedangkan sebaliknya pada jadwal pagi dan siang.

Barang

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Lintas selatan Jawa
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah Kampung Bandan Malang Via PurwokertoLempuyangan

Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya dilakukan di Jakarta Gudang

Insiden

sunting

Pada 2 Juni 2007 pukul 12.15, kereta api ketel relasi Rewulu - Madiun anjlok sejauh 100 meter di barat Stasiun Paron yang mengakibatkan delapan as roda dari tiga gerbong ketel yang anjlok mengalami kerusakan, serta jalur lintas selatan terganggu selama hampir 5 jam. Penyebab kejadian ini diduga karena adanya bantalan rel yang patah.[11]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Data Stasiun Kereta Api (2017) Diarsipkan 2020-12-04 di Wayback Machine., Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
  3. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  4. ^ a b Liputan6.com (2019-11-25). Gideon, Arthur, ed. "Nama 4 Stasiun Kereta Api Bakal Berubah, Jangan Sampai Salah Turun". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-12-02. 
  5. ^ "Nama Stasiun Paron Mau Diganti ? Dewan Ngawi Meradang". Siaga Indonesia. 2018-03-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-29. Diakses tanggal 2019-07-29. 
  6. ^ "Realisasi Perubahan Nama Stasiun Paron | Radar Madiun". Radar Madiun. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-29. Diakses tanggal 2019-07-29. 
  7. ^ "Rencana Per 1 Desember 2019 Nama Stasiun Barat diganti Menjadi Stasiun Magetan". Suara Kumandang. 2019-07-18. Diakses tanggal 2019-11-02. 
  8. ^ Agus, Rustam. Azka, Rinaldi Mohammad, ed. "Jalur Ganda KA Jombang-Solo 180 Km Mulai Dipakai". Bisnis.com. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  9. ^ "Kemenhub Bangun Tiga Stasiun Kereta Api". Jawa Pos. 26 September 2017. 
  10. ^ Lie, Timothy (2 November 2024). "KA Bandara Solo Kini Hadir di Madiun! Simak Jadwal, Rute, dan Harga Tiketnya". Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 2 November 2024. 
  11. ^ Liputan6.com. "Tiga Gerbong Kereta Pengangkut BBM Anjlok". Liputan6.com. Diakses tanggal 2018-04-19. 

Pranala luar

sunting

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Kedunggalar Solo Balapan–Kertosono Geneng
menuju Kertosono