Pengguna:Lim Natee/Bak pasir

Revisi sejak 6 Desember 2024 06.36 oleh Lim Natee (bicara | kontrib) (bak pasir wikilatih daring)

Bukti penciptaan dan peradaban Bugis di Sulawesi Selatan sejak ratusan tahun lampau dapat ditemukan pada La Galigo, yaitu sebuah epos terpanjang di dunia dan ditulis dalam aksara Lontara. Pada tahun 2011, keberadaan aksara tersebut diperkuat dari pernyataan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang mengakui karya sastra dalam aksara Lontara kemudian mencatatnya sebagai bagian ingatan kolektif sehingga La Galigo adalah titik awal kecintaan masyarakat Sulawesi Selatan terhadap karya sastra.

La Galigo dapat dikatakan sebagai naskah kuno yang lahir dari tradisi lisan pada abad ke-14 dengan menceritakan tentang kehidupan manusia dengan Sawerigading sebagai tokoh utamanya. Naskah ini berisi puisi dengan kalimat indah dan setiap frasanya terdiri dari lima suku kata. Naskah ini ditulis dalam media daun lontar sehingga disebut naskah Lontara. Keberadaannya yang sudah lama menyebabkan naskah ini banyak yang hilang. Naskah Lontara dapat berbentuk nyanyian, mantra, doa, dongeng, dan lagu pengantar tidur hingga lagu pada sejumlah ritual dan tradisi. Pada masa kini, naskah ini terus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi dengan terus direproduksi dalam tradisi lisan.