Signature Tower Jakarta

gedung pencakar langit di Indonesia
Revisi sejak 6 Desember 2024 08.03 oleh Mita Yuwono (bicara | kontrib) (tambahan nama arsitek)

{{infobox building | building_name = Signature Tower Jakarta | location = Jl. Jendral Sudirman Kav 52–53, Sudirman Central Business District, Kebayoran Baru, Jakarta, Indonesia | coordinates = 6°13′34″S 106°48′35″E / 6.2262°S 106.8098°E / -6.2262; 106.8098 | architectural = 638 m (2.093 ft) [1] | tip = 638 m (2.093 ft)[1] | top_floor = 515 m (1.690 ft)[1] | observatory = 515 m (1.690 ft)[1] | floor_count = 113 di atas dan 6 di bawah tanah [1] | groundbreaking_date = - | est_completion = 2025[1] | completion_date = | building_type = Kantor dan hotel [1] | developer = PT Grahamas Adisentosa[1]
PT Danayasa Arthatama[2] | architect = Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart[1], Pandega Desain WeharimaKesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref>[3] Gedung ini pertama kali diusulkan pada tahun 2010 dan dijadwalkan untuk mulai dibangun pada tahun 2015. Izin perencanaan untuk menara ini diberikan pada akhir 2015, dan pembangunannya sekarang dijadwalkan dimulai pada kuartal ketiga tahun 2016 dengan asumsi pinjaman sekitar $1,5 miliar berhasil diperoleh.[4][5]

Gedung pencakar langit ini adalah bagian dari proyek pengembangan kembali seluas 50 hektare di dekat Persimpangan Semanggi dan berada tepat di selatan Stadion Gelora Bung Karno. Ia berada di daerah segitiga emas di Jakarta di mana sebagian besar wilayah pengembangan utama berada. Setelah selesai, gedungnya akan mencakup 6 lantai ruang bawah tanah yang digunakan untuk tempat parkir sementara podium akan menghadirkan toko ritel, konvensi, dan tempat hiburan dengan bagian lain gedung pencakar langit yang digunakan sebagai kantor dan tempat hunian.[6]

Teknik dan desain

Karena adanya endapan aluvial yang tidak stabil di dalam Cekungan Jakarta dan daerah rawan gempa dari tempat gedung pencakar langit yang akan dibangun, desainnya harus memenuhi kriteria seismik dengan menggunakan analisis probabilitas risiko seismik (PSHA) yang ditetapkan oleh Pusat Penelitian Teknik Gempa Pasifik (PEER), Ketentuan Bangunan Tinggi, dan Lembaga Insinyur Sipil Amerika (ASCE). Selain itu, tes terowongan angin harus dilakukan berdasarkan peraturan kota karena ketinggian bangunan melebihi 50 lantai dan 200 m (656 ft). Pengujian aerodinamis dilakukan dengan menerapkan kecepatan angin berskala pada model skala 1: 500 dari gedung pencakar langit yang setara dengan penerapan kecepatan angin rata-rata per jam 40 m/s pada desain sebenarnya.[6]

Pondasi

Untuk mengakomodasi lantai ruang bawah tanah, 235 m (771 ft) tanah harus digali dan dikeringkan sebelum konstruksi.

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i "Signature Tower Jakarta". 
  2. ^ Tedjasukmana, Jason (April 17, 2012). "Does Jakarta Need a 111-Story Tower?". Time. Diakses tanggal April 23, 2017. 
  3. ^ "The Tallest 20 in 2020: Entering the Era of the Megatall". Chicago. 8 December 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-23. Diakses tanggal 2017-05-15. 
  4. ^ "Pengelola SCBD Siap Galang Dana US$ 1,45 Miliar". Investor Daily Indonesia. 22 March 2016. 
  5. ^ "Grahamas seeks $1.5bn for 111-storey Jakarta tower". GlobalCapital. March 21, 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-28. Diakses tanggal January 14, 2017. 
  6. ^ a b Wijanto, Sugeng; Prasetyoadi, Tiyok (2012). "The Signature Tower: Reaching High in the Sky of Indonesia" (PDF). global.ctbuh.org. Diakses tanggal April 23, 2017.