Ireng Maulana

Musisi jazz Indonesia
Revisi sejak 6 Desember 2024 14.20 oleh Bintang Palagan (bicara | kontrib) (Penghargaan dan nominasi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Ireng Maulana (dengan nama lahir Eugene Lodewijk Willem Maulana 15 Juni 1944 – 6 Maret 2016) adalah seorang penyanyi jazz Indonesia. Ia juga pernah bermain bersama beberapa musisi junior seperti Bara, Andien, Iskandarsyah Siregar dan Syaharani.

Ireng Maulana
LahirEugene Lodewijk Willem Maulana
(1944-06-15)15 Juni 1944
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal6 Maret 2016(2016-03-06) (umur 71)
Jakarta, Indonesia
Suami/istriMaria Maulana
AnakTomi Maulana
Esther Maulana
Andrea Maulana
Natashya Maulana
Orang tuaMax Maulana
Georgiana Sinsoe
KeluargaNadine Maulana
Karier musik
GenreJazz
IMDB: nm2849256 Musicbrainz: 0a385c87-c152-4662-a67e-d2f158e07d63 Discogs: 2410161 Modifica els identificadors a Wikidata

Perjalanan karier

sunting

Ireng Maulana putra dari pasangan Max Maulana dengan Georgiana Sinsoe. Bakat musiknya menurun dari ayahnya, seorang pemain gitar asal Cirebon yang pernah terlibat di Perang Saudara Spanyol sebagai tentara dari pasukan faksi Nasionalis yang berhaluan fasis dan ibunya asal Sangir, adalah seorang penyanyi yang pandai memainkan piano. Nama Ireng diperoleh pada masa kanak-kanak. Adik kandung Kiboud Maulana ini terpaksa dititipkan orang tuanya kepada orang lain, untuk mengubah tabiatnya yang amat bandel. Kebetulan yang menerimanya adalah tetangganya, orang Jawa, yang kemudian memberi nama baru "Ireng", yang artinya hitam, meskipun kulit si kecil anak putih bersih.[1] Kesenangan akan jazz mungkin turun dari pamannya, Tjok Sinsoe, pemain bass pada era jazz tahun 40-an.[2]

Sampai usia remaja Ireng belum berminat pada musik. Karena ada rasa tanggung jawab kepada keluarga, lantaran ayahnya meninggal, Ireng kemudian kursus bahasa Prancis dan mengetik, juga kursus pemegang buku bond A dan bond B. Namun bakat musiknya mulai menggoda. Pada usia 16 tahun, Ireng sudah bergumul dengan alat musik, terutama gitar. Dia mulai ikut-ikutan kakaknya Kiboud Maulana, yang waktu itu sudah menjadi gitaris kondang. Semula tujuannya bukan untuk mencari uang, hanya sekadar untuk gaya saja. Kemudian bergabung dengan grup band Joes & His Band, dan mulai turut serta pada festival-festival musik. Ternyata dalam lomba itu grupnya berhasil meraih juara ke dua, dan ia terpilih sebagai gitaris terbaik.[1]

Dari kelompok Joes & His Band, ia bergabung bersama grup musik Gelora Samudra bermain di Hotel Des Indes Jakarta. Pada tahun 1960-an bersama Bing Slamet, Idris Sardi dan Eddy Tulis, mendirikan Band Eka Sapta. Grup musik ini ditampilkan oleh Mus Mualim, untuk mengisi acara Pojok Jazz TVRI pada tahun 1970-an. Ia juga sempat membuat album duet bersama Alice Iskak. Keinginan memperdalam permainan gitar membuat Ireng bertekad hijrah ke luar negeri selama beberapa tahun. Dia belajar di City Line Guitar Centre Amerika Serikat, anehnya dia malah belajar memainkan gitar klasik. Setelah itu dilanjutkan untuk memperdalam musik di Konijnklijk Conservatorium, Den Haag, Belanda. Mulai mempelajari musik jazz justru dari Mus Mualim[1].Pada tahun 1964, ia pernah melawat ke New York, turut berpartisipasi mengisi acara New York World Fair.[2]

Tahun 1978 mendirikan grup Ireng Maulana All Stars dengan delapan anggota antara lain, Benny Likumahuwa, (trombone), Hendra Wijaya (piano), Maryono (saksofon), Benny Mustapha (drums), Karim Tes (trompet), Roni, (bass) dan Ireng Maulana sendiri pada (gitar dan banjo). Kelompok ini terus berkembang hingga terbentuknya Ireng Maulana Associates, sebuah organisasi tempat bergabung para musisi jazz di Jakarta. Dengan lembaga ini pula Ireng menyelenggarakan pesta musik jazz internasional Jakarta Jazz Festival. Selain itu ia juga pernah ikut tampil di North Sea Jazz Festival di Belanda.[1]

Penampilannya dalam Festival Jazz Internasional di Singapura, September tahun 1983, mungkin tidak terlupakan Ireng Maulana. Dengan membawa bendera Ireng Maulana All Stars, sambutan penonton di luar dugaan. Mulanya terkesima, lalu di akhir pertunjukan mereka berdiri, bertepuk tangan, dan meneriakkan bis”(lagi) berkali-kali. Esoknya, pada tanggal 25 September 1983, surat kabar The Sunday Times, muncul dengan berita berjudul Standing Ovation for Jazz Group. Hal yang konon belum pernah dilakukan sebelumnya oleh penonton Singapura, terutama untuk musik jazz. Kritikus jazz Balbier S. Marcus mengomentari mereka sungguh luar biasa dan sangat sempurna dalam bidangnya masing-masing.”[2]

Pendidikan

sunting

Karier

sunting
  • Bergabung dengan band Gelora Samudra (1960)
  • Eka Sapta
  • Ikut main musik di New York World Fair (1964)
  • Bergabung dengan grup jazz Indonesia Lima (1968)
  • Pimpinan Ireng Maulana And His All Stars (1984)
  • Berpacu Dalam Melodi

Diskografi

sunting

Filmografi

sunting
Tahun Judul Dikreditkan sebagai Catatan
Komponis
1977 Cinta Putih Ya
1979 Sepasang Merpati Ya
1980 Gadis Ya
1981 Bawalah Aku Pergi Ya

Penghargaan dan nominasi

sunting
Tahun Penghargaan Kategori Hasil
2016 Anugerah Musik Indonesia Legend Award Penerima

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Ireng di Jakarta go id Diarsipkan 2011-04-05 di Wayback Machine., Jakarta go id, diakses 12 April 2011
  2. ^ a b c Ireng di Taman Ismail Marzuki.com, Tamanismailmarzuki.com, diakses 12 April 2011