Erros Djarot

politisi Indonesia
Revisi sejak 6 Desember 2024 14.31 oleh Bintang Palagan (bicara | kontrib) (Penghargaan dan nominasi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Soegeng Rahardjo Djarot (lahir 22 Juli 1950) yang lebih dikenal dengan Erros Djarot adalah seorang budayawan, sutradara, pencipta lagu, penulis naskah dan politikus Indonesia. Ia merupakan adik dari aktor, sutradara, dan penulis naskah Indonesia, Slamet Rahardjo sekaligus ayah dari aktor Indonesia, Banyu Biru Djarot. Ayahnya merupakan seorang perwira TNI Angkatan Udara asal Jawa Tengah bernama Djarot Djojoprawiro.

Erros Djarot
Erros Djarot pada tahun 2021
LahirSoegeng Rahardjo Djarot
22 Juli 1950 (umur 74)
Lebak, Banten, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Nama lainErros Djarot
Pekerjaan
Tahun aktif1965–sekarang
Partai politik
Suami/istriDewi Triyadi Surianegara
Anak2, termasuk Banyu Biru Djarot
Kerabat
IMDB: nm0229119 Allmovie: p87902
Musicbrainz: 169a941a-5168-421f-a54c-1595e97af26c Discogs: 2813313 Modifica els identificadors a Wikidata

Karier

sunting

Karier bermusik

sunting

Di dunia musik Erros dikenal karena lagu-lagunya yang melegenda seperti Badai Pasti Berlalu, Merpati Putih, Cintaku, Merepih Alam, Angin Malam, dan Pelangi yang terangkum dalam album Badai Pasti Berlalu, album jalur suara untuk film Badai Pasti Berlalu (1977) karya sutradara legendaris Teguh Karya, yang kemudian menjadi salah satu album masterpiece dalam blantika musik Indonesia.

Karier perfilman

sunting

Teguh Karya kemudian menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam perjalanan karier Erros Djarot selanjutnya; yaitu di dunia film.[1] Hingga mengantarkan Erros menjadi langganan Penata Musik Terbaik untuk beberapa film garapannya, bahkan Erros kemudian menjadi Sutradara Terbaik untuk film garapannya sendiri, Tjoet Nja' Dhien, pada Festival Film Indonesia 1988.

Karier politik

sunting

Filmografi

sunting
Tahun Judul Dikreditkan sebagai Catatan
Komponis Penulis
1974 Kawin Lari Ya Tidak
1976 Perkawinan dalam Semusim Ya Tidak
1977 Badai Pasti Berlalu Ya Tidak
1980 Usia 18 Ya Tidak
Kembang Padang Kelabu Ya Tidak
Seputih Hatinya Semerah Bibirnya Ya Tidak
1982 Pengantin Remaja II Ya Tidak
1983 Di Balik Kelambu Ya Tidak
1984 Ponirah Terpidana Ya Tidak
Kerikil-Kerikil Tajam Ya Tidak
1985 Secangkir Kopi Pahit Ya Tidak
Kembang Kertas Ya Cerita
Bila Saatnya Tiba Ya Tidak
1986 Kodrat Ya Tidak
1988 Tjoet Nja' Dhien Tidak Cerita dan skenario Debut dalam penyutradaraan; juga sebagai produser
1990 Langitku Rumahku Ya Skenario Juga sebagai produser
2001 Marsinah, Cry Justice Tidak Skenario
2008 Kantata Takwa Tidak Skenario Dokumenter; juga sebagai produser dan sutradara

Diskografi

sunting
  • 1983, Kembalikan Masa Depanku
  • 1986, Manusia-Manusia
  • 2019, Politik Zaman Edan
  • 2020, 1&2 Bukan Segalanya

Prestasi dan pengakuan

sunting
  • Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008

Penghargaan dan nominasi

sunting
Penghargaan Tahun Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
Festival Film Indonesia 1976 Penata Musik Terbaik Kawin Lari Menang
1978 Badai Pasti Berlalu Menang
1981 Usia 18 Menang
1984 Ponirah Terpidana Nominasi
1985 Kembang Kertas Nominasi
Kerikil-Kerikil Tajam Nominasi
Secangkir Kopi Pahit Nominasi
1987 Kodrat Nominasi
1988 Film Cerita Panjang Terbaik Tjoet Nja' Dhien Menang
Sutradara Terbaik Menang
Penulis Skenario Terbaik Menang
Penulis Cerita Asli Terbaik Menang
1990 Film Cerita Panjang Terbaik Langitku Rumahku Nominasi
Penata Musik Terbaik Nominasi
2004 Penulis Skenario Terbaik Marsinah, Cry Justice Nominasi
Asia Pacific Screen Awards 2008 Best Documentary Feature Film Kantata Takwa Nominasi
Anugerah Musik Indonesia 2023
Lifetime Achievement Award
Penerima
Festival Film Bandung 2024 Penerima

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting
Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Slamet Rahardjo
Film : Kodrat
(1987)
Sutradara Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Tjoet Nja' Dhien
(1988)
Diteruskan oleh:
Teguh Karya
Film : Pacar Ketinggalan Kereta
(1989)