Pengguna:Lim Natee/Bak pasir

Revisi sejak 7 Desember 2024 01.13 oleh Lim Natee (bicara | kontrib) (bak pasir wikilatih daring)

La Galigo merupakan epos legendaris yang dikenal sebagai salah satu karya sastra terpanjang di dunia. Ditulis dalam aksara Lontara, epos ini mencerminkan jejak peradaban dan penciptaan masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Pada tahun 2011, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mencatat La Galigo sebagai bagian dari Memory of the World, menegaskan pentingnya karya ini sebagai warisan budaya dunia. Epos ini tidak hanya menjadi tonggak sejarah, tetapi juga simbol kecintaan masyarakat Sulawesi Selatan terhadap sastra.

La Galigo bukan sekadar manuskrip kuno yang memuat kisah kehidupan manusia, tetapi juga mengangkat Sawerigading sebagai tokoh utamanya. Naskah ini diyakini berasal dari tradisi lisan yang berkembang pada abad ke-14. Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan bentuk puisi dengan struktur unik, di mana setiap frasa terdiri atas lima suku kata. Karya ini dapat digolongkan sebagai puisi kuno atau sajak dengan pola bersuku lima.

Pada masa lalu, La Galigo ditulis di atas daun lontar menggunakan aksara Lontara. Namun, sebagian besar naskah aslinya telah hilang. Epos ini sebelumnya tersebar dalam berbagai bentuk, seperti nyanyian, mantra, doa, dongeng, hingga lagu-lagu yang mengiringi ritual tradisional, termasuk lagu pengantar tidur. Melalui tradisi lisan, La Galigo terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, menjaga eksistensinya dalam kebudayaan Bugis hingga saat ini.