Protesa mata

Revisi sejak 8 Desember 2024 10.46 oleh Henri Aja (bicara | kontrib) (Mengembalikan suntingan oleh Juanjuhana (bicara) ke revisi terakhir oleh SILVANO MICHEL)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Protesa mata, disebut juga mata palsu adalah mata tiruan estetis untuk orang yang kehilangan satu mata setelah mengalami cedera atau penyakit[1], untuk orang yang cacat mata sejak lahir, untuk orang buta dengan bola mata kisut atau jelek tanpa operasi.

Protesa mata
Protesa mata bagian kanan
Protesa mata

Indikasi untuk memakai protesa mata dalam medis dan kosmetik:

  • Mengembalikan keindahan wajah dan pandangan.[2]
  • Mencegah atau menghentikan sakit psikologi, mengembalikan kepercayaan diri sehingga memudahkan untuk bermasyarakat.[2]
  • Mencegah kolaps kelopak mata dan inflamasi kronis serta menahan bentuk rongga mata.
  • Mencegah akumulasi cairan dalam rongga mata sehingga dapat mempermudah keluarnya air mata.
  • Menimbulkan pertumbuhan tulang dan wajah, merawat asimetri wajah.


Sebutan internasional untuk kualifikasi orang yang membuat protesa mata adalah ocularist, okularis dalam bahasa Indonesia.

Protesa mata harus sempurna. Hanya ada satu tipe protesa mata asli yang dibuat oleh okularis resmi sesuai protokol medis, dengan bahan khusus, satu per satu sesuai ukuran pas pasien.

Okularis menduplikat gambar, ukuran dan bentuk dari mata asli sehingga mata palsu sulit dibedakan dengan mata asli.

Proses pembuatan protesa mata lama, kompleks dan mahal.

Protesa mata harus netral dan aman karena letaknya berada di dalam rongga mata, di belakang kelopak mata dengan kontak permanen dengan jaringan; protesa harus non toksik supaya dapat diterima oleh sistem immun tanpa menimbulkan peradangan tanpa merusakan jaringan. Protesa mata harus membantu dan melindungi pemakai.

Macam-macam protesa mata palsu yang membanjiri Indonesia:

sunting

- Protesa mata palsu yang sudah jadi sering disebut "buatan pabrik" atau "ready stock".

Protesa mata palsu yang sudah jadi sangat berbahaya karena menimbulkan peradangan, belekan, retraksi permanen kelopak mata serta entropion, bahkan bisa sampai merusakkan wajah pemakai.

- Protesa mata palsu buatan tanpa teknik yang benar,

Protesa mata buatan tanpa teknik yang benar sangat berbahaya karena menimbulkan peradangan, belekan, retraksi permanen kelopak mata serta entropion, bahkan bisa sampai merusakkan wajah pemakai.

Protesa mata yang sudah jadi dilarang di Eropa karena tidak dapat diterima oleh pasien, melukai jaringan, dan menyebabkan sakit psikologis.

Harus membuat aturan lengkap, jelas dan efisien tentang protesa mata paling cepat di Indonesia untuk mengurangi jumlah korban protesa mata palsu dan melindungi pasien yang berikutnya.

Retensi protesa mata

sunting

Retensi protesa mata adalah kapabilitas protesa dalam menahan gaya yang dapat mengubah hubungan antara protesa dan jaringan lunak[3]. Retensi ini dapat dinilai melalui ukuran defek mata, jaringan lunak dari soket mata, lekukan dari permukaan protesa mata dan daerah undercut yang menguntungkan protesa.[4][5]

Stabilisasi protesa mata

sunting

Stabilisasi protesa mata adalah kapabilitas protesa untuk menahan posisinya dalam kondisi mengalami tekanan atau pengaruh fungsional[3]. Pengukuran stabilisasi mata diperoleh dari cekatnya protesa pada model kerja dan bentuk lekukan fornik dari protesa mata[5]

Referensi

sunting
  1. ^ Rosalina, Clara; Sugiatno, Erwan; Mustiko, Haryo (2010-06-30). "Pembuatan Obturator Mata pada Pasien dengan Kehilangan Mata Akibat Cacat Bawaan". Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 17 (1): 35. doi:10.22146/majkedgiind.16017. ISSN 2442-2576. 
  2. ^ a b Waskitho, Arief; Sugiatno, Erwan; Ismiyati, Titik (2015-12-01). "Protesa Mata: Rehabilitasi Pasien". Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 20 (2): 178–183. ISSN 2442-2576. 
  3. ^ a b Pradana, F. Wihan; Dipoyono, Haryo Mustiko; Ismiyati, Titik (2011-06-30). "Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Obturator Rahang atas pada Kasus Kelas III Arammany dengan Penguat Mini Dental Implant untuk Protesa Rahang Bawah". Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 18 (1): 68. doi:10.22146/majkedgiind.16481. ISSN 2442-2576. 
  4. ^ Maxillofacial Prosthetics: Intraoral and Extraoral Rehabilitation. CRC Press. 2016-04-19. hlm. 489–534. ISBN 978-0-429-16458-3. 
  5. ^ a b Alfaridzi, Amin (2020). "TEKNIK PEMBUATAN PROTESA MATA NON FABRICATED DENGAN BAHAN AKRILIKPASCA BEDAH EVISERASI (STUDI MODEL) (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang)" (PDF). Repository Poltekkes Tanjung Karang. Diakses tanggal 2023-01-18. 

Pranala luar

sunting