Kesesatan etimologis

Kesesatan etimologis adalah salah satu jenis kesesatan logika yang terjadi ketika seseorang berargumentasi bahwa makna asli atau etimologi suatu kata adalah makna yang benar dan harus diterima dalam setiap konteks penggunaan, terlepas dari perkembangan makna kata tersebut.[1] Kesesatan ini berakar dari asumsi yang keliru bahwa makna historis suatu kata menentukan makna kontemporernya. Bahasa bersifat dinamis dan selalu berkembang mengikuti kebutuhan komunikasi manusia, budaya, dan konteks sosial.

Makna etimologis merujuk pada asal-usul kata, perkembangan suatu kata dari bentuk atau pengertian awalnya. Dalam dinamika komunikasi, bahasa, budaya, dan kondisi sosial, makna kata dapat mengalami perubahan. Kata sering kali mengalami perubahan semantik, seperti meluas, menyempit, dan bergeser.[2] Misalnya kata "surat" yang awal mula berarti dokumen resmi, kini bermakna berbagai bentuk tulisan. Kesesatan etimologis terjadi ketika seseorang bersikeras menggunakan makna asli dari kata untuk menolak pemahaman yang sesuai dengan konteks kondisi saat ini.

Kata "hakim" dalam bahasa Arab, "hakim" berasal mula dari kata "hikmah," yang berarti kebijaksanaan. Jika seseorang berargumentasi bahwa setiap hakim harus selalu bijaksana karena makna etimologisnya (kebijaksanaan), maka argumentasi tersebut adalah kesesatan etimologis. Istilah "hakim" saat ini dikenali sebagai profesi di bidang hukum, tanpa memberikan jaminan sifat bijaksana.

Tokoh Terkait

Referensi

  1. ^ Forsyth, Mark (2012). The Etymologicon: A Circular Stroll Through the Hidden Connections of the English Language. Berkley. ISBN 978-0425260791. 
  2. ^ Schalow, Frank (1995). "Language and the Etymological Turn of Thought". Graduate Faculty Philosophy Journal. 18 (1): 187–203. doi:10.5840/gfpj19951818.