Pengepungan Surosowan (1808)

Pengepungan Surosowan terjadi karena Sultan Banten menolak untuk memberikan budak kepada Belanda. yang membuat berakhirnya Keraton Surosowan.

Pengepungan Surosowan (1808)
Tanggal1808
LokasiSurosowan, Kesultanan Banten
Hasil
  • Kemenangan Belanda
Perubahan
wilayah
  • Tangerang, Jasinga, dan Sadang masuk ke teritorial Batavia
  • Banten dan Lampung menjadi wilayah jajahan Belanda
  • Pihak terlibat
    Kesultanan Banten Belanda
    Tokoh dan pemimpin
    Aliyuddin II
    P. M. Wargadiraja Dihukum mati
    H. M. Daendels
    Philip Pieter Du Puy 

    Latar belakang

    Daendels ingin membangun benteng di Ujung Kulon untuk melindungi Belanda dari serbuan Inggris. dan disana merupakan daerah rawa-rawa yang mengakibatkan warga yang meninggal, sakit, dan melarikan diri. Keadaan ini membuat Daendels marah dan menuduh Mangkubumi Wargadiraja sebagai biang keladi larinya pekerja-pekerja itu. Melalui utusan Sultan yang dipanggil datang ke Batavia, Daendels memerintahkan supaya Sultan harus mengirimkan 1000 orang rakyat setiap hari untuk dipekerjakan di Ujung Kulon.

    Terbunuhnya utusan Belanda

    Mengetahui sikap Sultan yang demikian, dengan segera dan sembunyi-sembunyi, dikirimnya pasukan dalam jumlah besar yang dipimpin Daendels sendiri ke Banten.Dua hari kemudian pasukan ini sampai di perbatasan kota.

    Pembalasan Belanda terhadap Banten

    Mengetahui keadaan utusannya itu Daendels segera memerintahkan pasukannya untuk menyerang istana Surosowan pada hari itu juga, yakni tanggal 21 November 1808.Serangan yang tiba-tiba ini sangat mengejutkan dan memang di luar dugaan, sehingga Sultan tidak sempat lagi menyiapkan pasukannya.Deandels dapat menumpas semua itu. Surosowan dapat direbutnya, dibakar dan dihancurkan rata dengan tanah.

    Akibat

    Akibat dari serangan ini membuat Daendels marah yang membuat menghancurkan Keraton Surosowan dan membakarnya hingga rata dengan tanah.

    Banten dan Lampung masuk ke dalam wilayah jajahan Belanda.

    Referensi