Kereta api bisnis

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 12 Desember 2024 17.48 oleh 158.140.167.12 (bicara) (Perubahan kereta api jarak jauh di pulau jawa yang masih menggunakan kelas bisnis.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kereta api bisnis adalah kelas kereta penumpang di bawah kelas eksekutif. Seluruh kereta kelas bisnis di Indonesia telah dilengkapi dengan penyejuk udara (AC). Jumlah kursi dalam kelas ini lebih banyak dibandingkan kereta api eksekutif, yaitu sebanyak 64 penumpang, tetapi masih lebih sedikit dibandingkan kereta ekonomi yang kapasitasnya sebanyak 72 hingga 106 Penumpang. Sama seperti kelas ekonomi AC, setiap kereta dilengkapi 6 unit AC.

Interior kereta kelas bisnis KA Sawunggalih Utama tahun 2012 yang telah dilengkapi AC

Kereta bisnis pada umumnya ditarik lokomotif besar seperti CC201, CC203, atau CC204. Tetapi CC206 Dan BB203 kadang kala dioperasikan untuk menggantikan ketiga jenis lokomotif tersebut.

Penomoran

sunting

Format penomoran untuk kereta kelas bisnis yaitu K2-xxyzz. Artinya, K2 adalah gerbong bisnis, xx adalah tahun mulai operasi, y adalah jenis bogie, dan zz (nomor urut). Misalnya: K2-65534 artinya kereta kelas 2 (bisnis) yang mulai dinas tahun 1965 dengan jenis bogie '5' urutan ke-34 ditambah dua atau tiga alfabet yang artinya kereta itu milik depo tertentu.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 45 Tahun 2010, penomoran diubah. Semua gerbong menggunakan format penomoran K2 x yy zz. Artinya, K2 adalah gerbong bisnis, x adalah jenis penarik: 0 untuk lokomotif, 1 untuk Kereta Rel Listrik, 2 untuk Kereta Rel Diesel Elektrik, serta 3 untuk Kereta Rel Diesel Hidraulis; yy adalah tahun operasi, dan zz adalah nomor urut operasi. Contoh: K2 0 80 27 JAKK, artinya gerbong bisnis yang ditarik lokomotif (0) mulai dinas tahun 1980 (80), dan memiliki nomor urut 27 dan diikuti dua hingga empat huruf alfabet yang menandakan kepemilikan depo kereta.

Pengoperasian

sunting

Kereta api bisnis ini dibagi dua menjadi kereta api kelas campuran dan kelas bisnis saja.

Pada umumnya, harga tiket yang ditawarkan oleh KAI hampir setara dengan kereta api ekonomi plus dan ekonomi premium, bahkan ekonomi plus dan ekonomi premium ada yang lebih mahal. Akan tetapi, kenyamanan yang ditawarkan berada sedikit di atas ekonomi tersebut: kapasitas penumpang yang lebih sedikit (64 kursi), serta jenis kursinya yang empuk dan sandarannya dapat diatur (reclining seat).

Kereta kelas bisnis (termasuk kereta makan, kereta makan pembangkit) ada yang diproduksi tahun 1964, 1965, 1969, 1970, 1971, 1973, 1974, 1977, 1978, 1979, 1980, 1981, 1982, 1984, 1985, 1986, 1991, dan terakhir 1996. KA buatan 1978, 1982, dan 1986 adalah yang paling mendominasi. Awalnya, kereta api bisnis diimpor dari luar negeri, tetapi sejak tahun 80-an, kereta bisnis dapat diproduksi oleh PT INKA.

Livery kereta kelas bisnis sempat dibuat hampir mirip seperti yang ada di kereta Jayabaya, tetapi dengan pintu berwarna abu-abu. Livery ini juga dijadikan patokan untuk seluruh kereta ekonomi dan eksekutif yang sudah ada maupun yang baru. Untuk saat ini livery kereta kelas bisnis dibuat persis sama dengan kereta kelas ekonomi.

Wacana penghapusan

sunting

Wacana penghapusan pertama kali muncul di era kepemimpinan dirut pak Ignasius Jonan. yaitu tahun 2010-an. dengan tujuan untuk "menyederhanakan" layanan yang ada. Namun pada kenyataannya, pembagian kelas kereta penumpang bukannya semakin sederhana, malah susunan kelas semakin berantakan dan memunculkan kereta penumpang "baru" yang semakin kekinian dan membuat penumpang awam menjadi kebingungan.

Terdapat sejumlah unit kereta bisnis yang dimodifikasi menjadi kereta bagasi (warna hijau satu pintu), kereta wisata (Jawa, Sumatra, Imperial, dan Priority), kereta makan kelas eksekutif (M1), kereta pembangkit (P), atau bahkan KA eksekutif (K1).[1] Perlahan-lahan kereta bisnis juga diganti, seperti KA Fajar dan Senja Utama Semarang yang diganti dengan KA Menoreh (ekonomi plus), KA Senja Kediri yang diganti dengan KA Majapahit kelas ekonomi plus, KA Jayabaya Utara, yang dulu kelas bisnis dan diluncurkan kembali sebagai KA ekonomi plus sebagai Jayabaya saja. Kereta kelas bisnis juga perlahan dihilangkan pada kereta kelas campuran seperti Purwojaya, yang kelasnya telah menjadi eksekutif sepenuhnya.

Sampai saat ini, PT INKA belum membuat sarana kereta kelas bisnis baru lagi, mengingat ada rencana penghapusan kelas bisnis secara bertahap.[1]

Penghapusan

sunting

Kereta kelas bisnis perlahan telah mulai dihapuskan sejak September 2016, dengan pertama kali dibuktikan dengan berubahnya kelas Bisnis di KA Mutiara Selatan, KA Fajar Utama Yogya, serta KA Senja Utama Yogya menjadi kelas ekonomi plus dengan rangkaian baru produksi PT INKA tahun 2016. Namun, sejak 15 Oktober 2016 ketiga kereta sempat kembali menggunakan rangkaian kelas Bisnis karena kereta ekonomi varian new image memiliki jarak antar tempat duduk yang terlalu sempit untuk jarak jauh. Puncaknya terjadi saat dioperasikannya rangkaian kereta ekonomi premium berbodi stainless steel pada tahun 2018 dan 2019 yang kenyamanannya telah ditingkatkan.

Kelas bisnis plus

sunting
 
Interior kereta bisnis AC eks Bisnis Plus milik Sawunggalih.

Di era tahun 1990an terdapat kereta api kelas bisnis plus dengan kapasitas tempat duduk hanya 52, seperti kereta eksekutif satwa. Layanan kelas ini dahulu beroperasi KA Turangga, Sawunggalih Plus, dan Gajayana. Setelah itu, kereta ini kemudian kursinya diganti menjadi pada umumnya kursi kereta bisnis. Kereta bekas bisnis plus ini dapat dikenali dengan rak bagasi yang mirip dengan kereta eksekutif.[2]

Kereta api kelas campuran di Indonesia

sunting

Saat ini kereta api kelas bisnis semakin sedikit jumlahnya dan hanya tersisa beberapa kereta api saja yang masih melayani kelas bisnis, itupun tergolong sebagai kereta api campuran, yakni eksekutif-bisnis. Kereta api Logawa sebagai satu-satunya rangkaian kelas campuran bisnis-ekonomi sudah sepenuhnya diganti dengan rangkaian ekonomi generasi baru pada tanggal 18 September 2024. Kereta api Ranggajati merupakan salah satunya di lintas selatan Jawa terakhir yang menggunakan kelas eksekutif-bisnis dan sepenuhnya sudah diganti dengan rangkaian ekonomi generasi baru pada 1 November 2024. Per tanggal 12 Desember 2024 Kereta Api Mutiara Timur yang sebelumnya menggunakan rangkaian kelas campuran eksekutif-bisnis berganti rangkaian menjadi kelas eksekutif-ekonomi new generation hasil modifikasi Balai Yasa Manggarai. Pergantian rangkaian ini menjadikan Kereta Api Gumarang yang berbagi rangkaian dengan Kereta Api Tegal Bahari menjadi satu-satunya rangkaian kereta api jarak jauh di pulau jawa yang masih menggunakan kelas bisnis.

Layanan kereta api kelas campuran di Pulau Jawa (per 1 November 2024)

Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Depo kereta Jenis rangkaian
Lintas utara Jawa
Tegal Bahari Eksekutif-bisnis Pasar Senen Tegal Surabaya Pasarturi Baja ringan
Gumarang Surabaya Pasarturi
Aglomerasi
Banyubiru Eksekutif-bisnis Solo Balapan Semarang Tawang Solo Balapan Baja ringan

Layanan kereta api kelas campuran di Pulau Sumatra (per 1 Juni 2023)

Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Jenis

Rangkaian

Depo kereta
Sribilah Eksekutif-bisnis Medan Rantau Prapat Baja ringan Medan
Sindang Marga Kertapati Lubuklinggau Kertapati

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting

(Indonesia) Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia Diarsipkan 2015-11-25 di Wayback Machine.