Cycadophyta

Revisi sejak 14 Desember 2024 12.28 oleh Wadaihangit (bicara | kontrib) (Menambahkan informasi Edit-a-thon Sains 2024)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Cycadophyta (dibaca: si-ka-do-fi-ta) adalah salah satu divisi dari kelompok tumbuhan berbiji terbuka (gimnosperma).[1]

Cycadophyta
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Gymnospermae
Divisi: Cycadophyta
Kelas: Cycadopsida
Ordo: Cycadales
Ordo
Distribusi global anggota Cycadophyta

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berbiji yang primitif, dengan tinggalan fosil berbentuk tidak banyak berubah dan usianya dapat ditarik sampai masa Perm awal, 280 juta tahun yang lalu.[2] Sebaran tumbuhan ini di dunia terbatas di daerah tropis dan subtropis.

Akarnya serabut dan membentuk struktur yang disebut akar koraloid (karena bentuknya seperti karang mini) yang berisi sianobakteria dalam koloni bentuk benang dari marga Anabaena. Simbiosis akar bersama sianobakteri ini disebut sianobionta (cyanobiont) dan bersifat mutualisme karena sianobakteria ini dapat mengikat nitrogen bebas dari udara menjadi nitrat yang bermanfaat bagi tumbuhan inangnya.[3] Batang pada umumnya tebal dengan empulur yang berpati. Permukaan luar batang dicirikan dengan pola bekas tempelan entalnya yang sudah terlepas. Kadang-kadang batangnya tidak muncul dari permukaan atau hanya sedikit muncul, membentuk tampilan membulat yang disebut caudex. Daunnya tersusun dalam roset mengeliling puncak batang; entalnya menyirip atau menyirip berbagi, meskipun ada beberapa perkecualian. Organ reproduksi tersusun dalam struktur yang disebut runjung (cone), yang secara botani disebut strobilus (jamak: strobili). Strobilus jantan dan betina terdapat di ujung batang pada pohon yang berbeda (semua anggota divisi ini berumah dua, dioecious).[4]

Taksonomi

sunting
 
Daun dan runjung Encephalartos sclavoi

Anggota Cycadophyta yang masih bertahan di bumi semuanya termasuk dalam bangsa Cycadales, dan terdiri dari suku Cycadaceae (yang paling primitif) dan Zamiaceae (ada versi yang memilahnya menjadi Stangeriaceae). Lima suku sisanya termasuk dalam bangsa Medullosales dan hanya diketahui dari fosil yang berusia sampai era Paleozoikum.

Berdasarkan uji genetik, kelompok tumbuhan ini berkerabat paling dekat dengan Ginkgo dibandingkan dengan gimnosperma lainnya.[5]

Cycadophyta

Ginkgo

tumbuhan runjung (Pinophyta)

tumbuhan berbunga

Bennettitales

Gnetales

tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermophyta)

tumbuhan berbiji terbuka

Cycadophyta

Ginkgo

tumbuhan runjung (Pinophyta)

Gnetophyta

Angiospermophyta

(tumbuhan berbunga)

Pandangan lama Pandangan modern

Klasifikasi Cycadophyta sampai peringkat suku:

Kelas Cycadopsida
Bangsa Cycadales
Anakbangsa Cycadineae
Suku Cycadaceae
Anakbangsa Zamiineae
Suku Zamiaceae (termasuk Stangeriaceae)

Posisi marga dalam klasifikasi, menurut Nagalingum et al. (2011):[6]

Ginkgo, conifers, and gnetophytes

Cycads

Cycas

 Zamiineae 

Lepidozamia

Encephalartos

Macrozamia

Dioon

Bowenia

Ceratozamia

Stangeria

Zamia

Microcycas

Tumbuhan yang termasuk dalam divisi Cycadophyta sepintas menyerupai palem maupun paku pohon, sehingga awam maupun pelaku dunia hortikultura kadang-kadang terkecoh.

Di Indonesia kita kenal pakis haji (Cycas rumphii) yang biasa ditanam di pekarangan rumah. Sikas jepang (Cycas revoluta), dan kerabat dekatnya yang mirip, sikas taitung (C. taitungensis), bersama-sama dengan sejumlah jenis marga Zamia, Encephalartos, dan Dioon, biasa menjadi tanaman hias taman maupun pot yang mahal harganya.

Generasi fosil

sunting

Genera sikas yang punah dan diketahui adalah sebagai berikut:

Temuan fosil

sunting
 
Fosil sikas di Kebun Raya New York

Diketahui, kemungkinan dedaunan sikas tertua dari Permian Karbon-Awal terbaru terdapat di Korea Selatan dan Cina, seperti Crossozamia. Fosil sikas yang jelas diketahui sejak Permian Awal-Tengah dan seterusnya.[13] Sikas umumnya jarang ditemukan pada masa Permian.[14] Dua keluarga sikas yang masih hidup diperkirakan telah berpisah satu sama lain pada zaman Jura[6] dan Carboniferous.[15] Sikas diperkirakan telah mencapai puncak keanekaragamannya pada masa Mesozoikum.[16] Meskipun zaman Mesozoikum juga terkadang disebut dengan "Zaman Sikas", beberapa kelompok tumbuhan berbiji yang punah lainnya dengan dedaunan serupa, seperti Bennettitales dan Nilssoniales, yang tidak berkerabat dekat, mungkin lebih banyak ditemukan.[17] Catatan tertua tentang genus modern Cycas berasal dari Paleogen di Asia Timur.[18] Fosil yang termasuk dalam suku Zamiaceae diketahui sejak zaman Kapur,[17] dengan fosil yang termasuk dalam genera hidup dari famili yang diketahui dari zaman Kenozoikum.[19]

Persebaran

sunting

Sikas ditemukan hidup di sebagian besar wilayah subtropis dan tropis di dunia, dan hanya ditemukan sedikit di wilayah beriklim sedang seperti di Australia. Keanekaragaman terbesar terdapat di Amerika Selatan dan Tengah.[butuh rujukan] Sikas juga ditemukan di Meksiko, Antillen, Amerika Serikat bagian tenggara, Australia, Melanesia, Mikronesia, Jepang, Cina, Asia Tenggara, Bangladesh, India, Sri Lanka, Madagaskar, dan Afrika bagian selatan dan tropis, di mana setidaknya terdapat 65 spesies. Beberapa spesies dapat bertahan hidup di iklim gurun atau semi-gurun yang keras (xerofit),[20] beberapa hidup dalam kondisi hutan hujan basah,[21] dan beberapa hidup di kedua kondisi alam.[22] Beberapa dapat tumbuh di pasir atau bahkan di batu, beberapa di tanah yang miskin oksigen, berawa, seperti rawa yang kaya akan bahan organik. Beberapa dapat tumbuh di bawah sinar matahari penuh, beberapa di bawah naungan penuh, dan beberapa di keduanya.[butuh rujukan] Beberapa spesies juga toleran terhadap garam (halofit).[butuh rujukan]

Signifikansi budaya

sunting

Kacang Cycas orientis (nyathu) dimanfaatkan oleh suku Yolngu di Arnhem Land, Australia sebagai sumber makanan. Kacang ini dipanen pada musim kemarau dan untuk menghilangkan racunnya, kacang direndam di air selama satu malam, dibungkus dengan kulit kayu dan dimasak di atas api terbuka sampai matang, sebelum digiling menjadi pasta.[23]

Di Vanuatu, Sikas dikenal sebagai namele dan merupakan simbol penting dari budaya tradisional mereka. Tanaman ini berfungsi sebagai tanda tabu yang dipatuhi,[24] dan bahkan sepasang daun namele muncul di bendera dan lambang negara. Bersama dengan tanaman nanggaria yang juga simbol dari budaya Vanuatu, namele juga menjadi nama dari sebuah gerakan politik masyarakat adat yaitu Nagriamel.[25]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  2. ^ Spiekermann, Rafael; Jasper, André; Siegloch, Anelise Marta; Guerra-Sommer, Margot; Uhl, Dieter (June 2021). "Not a lycopsid but a cycad-like plant: Iratinia australis gen. nov. et sp. nov. from the Irati Formation, Kungurian of the Paraná Basin, Brazil". Review of Palaeobotany and Palynology (dalam bahasa Inggris). 289: 104415. doi:10.1016/j.revpalbo.2021.104415. 
  3. ^ THOUMIRE, Eric. "Corraloid Roots of Cycads". Biology of Cycads. Diakses tanggal 14 Juni 2021. 
  4. ^ Tumbuhan berbiji terbuka Gymnospermae Diarsipkan 2011-02-10 di Wayback Machine. Gurumuda.com. Diakses pada 24 Maret 2011
  5. ^ Wu, Chung-Shien; Chaw, Shu-Miaw; Huang, Ya-Yi (January 2013). "Chloroplast Phylogenomics Indicates that Ginkgo biloba Is Sister to Cycads". Genome Biology and Evolution (dalam bahasa Inggris). 5 (1): 243–254. doi:10.1093/gbe/evt001. ISSN 1759-6653. PMC 3595029 . PMID 23315384. 
  6. ^ a b Nagalingum, , N. S.; Marshall, C. R.; Quental, T. B.; Rai, H. S.; Little, D. P.; Mathews, S. (2011). "Recent synchronous radiation of a living fossil". Science. 334 (6057): 796–799. doi:10.1126/science.1209926. 
  7. ^ Hermsen, Elizabeth J.; Taylor, Edith L.; Taylor, Thomas N. (2009-01-01). "Morphology and ecology of the Antarcticycas plant". Review of Palaeobotany and Palynology. 153 (1): 108–123. doi:10.1016/j.revpalbo.2008.07.005. ISSN 0034-6667. 
  8. ^ Xu, Yuanyuan; Popa, Mihai Emilian; Zhang, Tingshan; Lu, Ning; Zeng, Jianli; Zhang, Xiaoqing; Li, Liqin; Wang, Yongdong (2021-09-01). "Re-appraisal of Anthrophyopsis (Gymnospermae): New material from China and global fossil records". Review of Palaeobotany and Palynology. 292: 104475. doi:10.1016/j.revpalbo.2021.104475. ISSN 0034-6667. 
  9. ^ Zhang, Jian-Wei; Yao, Jian-Xin; Chen, Jia-Rui; Li, Cheng-Sen (2010). "A new species of Leptocycas (Zamiaceae) from the Upper Triassic sediments of Liaoning Province, China". Journal of Systematics and Evolution (dalam bahasa Inggris). 48 (4): 286–301. doi:10.1111/j.1759-6831.2010.00079.x. ISSN 1759-6831. 
  10. ^ Vajda, Vivi; Pucetaite, Milda; McLoughlin, Stephen; Engdahl, Anders; Heimdal, Jimmy; Uvdal, Per (2017-08). "Molecular signatures of fossil leaves provide unexpected new evidence for extinct plant relationships". Nature Ecology & Evolution (dalam bahasa Inggris). 1 (8): 1093–1099. doi:10.1038/s41559-017-0224-5. ISSN 2397-334X. 
  11. ^ Spicer, Robert A.; Herman, Alexey B. (1996-05-01). "Nilssoniocladus in the Cretaceous Arctic: new species and biological insights". Review of Palaeobotany and Palynology. 92 (3): 229–243. doi:10.1016/0034-6667(95)00111-5. ISSN 0034-6667. 
  12. ^ Axsmith, Brian J.; Serbet, Rudolph; Krings, Michael; Taylor, Thomas N.; Taylor, Edith L.; Mamay, Sergius H. (2003). "The Enigmatic Paleozoic plants Spermopteris and Phasmatocycas reconsidered". American Journal of Botany (dalam bahasa Inggris). 90 (11): 1585–1595. doi:10.3732/ajb.90.11.1585. ISSN 1537-2197. 
  13. ^ Spiekermann, Rafael; Jasper, André; Siegloch, Anelise Marta; Guerra-Sommer, Margot; Uhl, Dieter (2021-06-01). "Not a lycopsid but a cycad-like plant: Iratinia australis gen. nov. et sp. nov. from the Irati Formation, Kungurian of the Paraná Basin, Brazil". Review of Palaeobotany and Palynology. 289: 104415. doi:10.1016/j.revpalbo.2021.104415. ISSN 0034-6667. 
  14. ^ Gomankov, A. V. (2022-06-01). "Cycads in the Permian of thе Subangara Region". Paleontological Journal (dalam bahasa Inggris). 56 (3): 317–326. doi:10.1134/S0031030122030066. ISSN 1555-6174. 
  15. ^ Coiro, Mario; Allio, Rémi; Mazet, Nathan; Seyfullah, Leyla J.; Condamine, Fabien L. (2023-06-11). "Reconciling fossils with phylogenies reveals the origin and macroevolutionary processes explaining the global cycad biodiversity". New Phytologist (dalam bahasa Inggris). 240 (4): 1616–1635. doi:10.1111/nph.19010. ISSN 0028-646X. 
  16. ^ Coiro, Mario; Seyfullah, Leyla Jean (2024-03-14). "Disparity of cycad leaves dispels the living fossil metaphor". Communications Biology (dalam bahasa Inggris). 7 (1). doi:10.1038/s42003-024-06024-9. ISSN 2399-3642. 
  17. ^ a b Coiro, Mario; Pott, Christian (2017-12). "Eobowenia gen. nov. from the Early Cretaceous of Patagonia: indication for an early divergence of Bowenia?". BMC Evolutionary Biology (dalam bahasa Inggris). 17 (1). doi:10.1186/s12862-017-0943-x. ISSN 1471-2148. 
  18. ^ Liu, Jian; Lindstrom, Anders J; Marler, Thomas E; Gong, Xun (2022-01-28). "Not that young: combining plastid phylogenomic, plate tectonic and fossil evidence indicates a Palaeogene diversification of Cycadaceae". Annals of Botany (dalam bahasa Inggris). 129 (2): 217–230. doi:10.1093/aob/mcab118. ISSN 0305-7364. 
  19. ^ Condamine, Fabien L; Nagalingum, Nathalie S; Marshall, Charles R; Morlon, Hélène (2015-12). "Origin and diversification of living cycads: a cautionary tale on the impact of the branching process prior in Bayesian molecular dating". BMC Evolutionary Biology (dalam bahasa Inggris). 15 (1). doi:10.1186/s12862-015-0347-8. ISSN 1471-2148. 
  20. ^ https://www.dcceew.gov.au/sites/default/files/documents/macrozamia-macdonnellii.pdf
  21. ^ Bermingham, Eldredge; Dick, Christopher W.; Moritz, Craig (2005-08). Tropical Rainforests: Past, Present, and Future (dalam bahasa Inggris). University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-04468-2. 
  22. ^ Africa), De Wet Bösenberg (IUCN SSC Cycad Specialist Group / SANBI, Kirstenbosch, Cape Town, South (2020-09-03). "IUCN Red List of Threatened Species: Macrozamia communis". IUCN Red List of Threatened Species. 
  23. ^ Peninsula, Acton. "National Museum of Australia - Midawarr | Harvest: The Art of Mulkun Wirrpanda and John Wolseley". www.nma.gov.au (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-14. 
  24. ^ McGarry, Dan (2018-04-09). "A PRINCELY TITLE". Vanuatu Daily Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-14. 
  25. ^ Osiievskyi, Yevhenii; Bonta, Mark (2023-12). "From Black Magic to Black Flags: Social Uses and Symbolic Lexicons of Cycads in Vanuatu". Journal of Ethnobiology (dalam bahasa Inggris). 43 (4): 299–307. doi:10.1177/02780771231213190. ISSN 0278-0771.