Titiek Puspa

pemeran perempuan asal Indonesia
Revisi sejak 15 Desember 2024 06.48 oleh Muhammad Ali Mahapangeran (bicara | kontrib) (Film)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hj. Sudarwati (lahir 1 November 1937) dikenal sebagai Titiek Puspa adalah pemeran, penyanyi dan musisi Indonesia.[2][3]

Titiek Puspa
Titiek pada tahun 1963
LahirSudarwati
1 November 1937 (umur 87)
Tanjung, Tabalong
Nama lain
  • Kadarwati
  • Sumarti
  • Titiek Puspa
Pekerjaan
Tahun aktif1950—sekarang
Suami/istri
Zainal Ardi
(m. 1959; c. 1961)
(m. 1970; c. 1990)
Anak2
Situs webwww.titiekpuspa.com
Tanda tangan
IMDB: nm2698053 X: titiekpuspa Spotify: 3xNnuifrhhASrcBsxQb5G1 iTunes: 284032150 Musicbrainz: a1ad0276-aa91-4749-9fa5-2ba2952c4ee9 Songkick: 5302308 Discogs: 1805439 Allmusic: mn0000604214 Modifica els identificadors a Wikidata

Riwayat Hidup

sunting

Kehidupan awal

sunting

Titiek terlahir dengan nama Sudarwati di Tanjung, Tabalong pada 1 November 1937,[4] dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam. Ia berdarah Jawa. Keluarganya kemudian mengganti namanya menjadi Kadarwati dan akhirnya menjadi Sumarti.[5] Saat kecil, ia bercita-cita ingin menjadi guru taman kanak-kanak. Namun, setelah memenangkan beberapa kompetisi menyanyi, ia memutuskan untuk menjadi seorang penghibur, membuat keputusan tersebut sekitar usia 14 tahun. Namun, orang tuanya menentang keputusannya tersebut.[6][7]

Dalam suatu kesempatan, Sumarti terpaksa mengikuti lomba tanpa sepengetahuan orang tuanya. Agar tidak ketahuan, seorang teman menyarankan untuk menggunakan nama samaran "Titiek Puspo" diambil dari Titiek yang merupakan nama panggilannya sehari-hari dan 'Puspo' nama bapaknya. Sumarti setuju dan menerjemahkan Puspo menjadi Puspa. Sejak itulah ia dikenal sebagai Titiek Puspa. Nama ini pula yang diambil untuk nama orkes pengiringnya "PUSPA SARI" yang dipimpinnya sendiri dan mengiringinya menyanyi di awal kariernya.

Karier

sunting
 
Titiek dan Bing Slamet.

Awal karier bernyanyinya dimulai di Semarang, saat itu ia mengikuti kontes menyanyi Bintang Radio. Tidak hanya sampai di bidang menyanyi saja, Titiek juga menunjukan totalitasnya dalam menggarap beberapa operet bersama grup Papiko yang sempat sangat disukai pemirsa TVRI, seperti operet Bawang Merah Bawang Putih, Ketupat Lebaran, Kartini Manusiawi, dan Ronce-ronce.

Rekaman piringan hitamnya yang pertama dengan label GEMBIRA, berisi lagu Di Sudut Bibirmu, Esok Malam Kau Kujelang, dan duet bersama Tuty Daulay dalam lagu Indada Siririton, iringan musik Empat Sekawan Sariman. Pada pertengahan 1960, Titiek Puspa sempat menjadi penyanyi tetap pada Orkes Studio Jakarta. Saat itu Titiek Puspa banyak mendapat bimbingan dari Iskandar (pencipta lagu dan pemimpin orkes) dan Zainal Ardi (suaminya sendiri seorang penyiar Radio Republik Indonesia Jakarta).[5] Sebagai penyanyi yang mulai menanjak popularitasnya, Titiek belum menciptakan banyak lagu dalam albumnya, lagu-lagunya banyak diciptakan misalnya oleh Iskandar, Mus Mualim, ada juga Wedasmara. Barulah pada album "Si Hitam" dan "Pita" (1963) yang berisi 12 lagu tiap albumnya semuanya adalah ciptaannya sendiri dan menjadi populer saat itu, selain itu juga album "Doa Ibu" berisi 12 lagu, 11 lagu adalah ciptaannya dengan 1 lagu ciptaan Mus Mualim. Dari album "Si Hitam", lagu yang semakin memopulerkan namanya adalah Si Hitam, Tinggalkan, Aku dan Asmara. Bisa juga dikatakan bahwa bersama album "Si Hitam", album "Doa Ibu" adalah album yang legendaris karena berisi lagu-lagu seperti "Minah Gadis Dusun", "Pantang Mundur", yang semakin menancapkan Titiek Puspa sebagai penyanyi dan pencipta lagu Indonesia yang baik. Titiek meninggalkan Orkes Studio Jakarta pada 1962.[7] Nama panggungnya dipilih oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950—an.[6]

Pada 1957, Titiek menikah dengan Zainal Ardi, seorang karyawan Radio Republik Indonesia. Pada tahun 1963 mereka memiliki dua anak perempuan. Selama periode ini Titiek mulai belajar menulis lagu, belajar dari suaminya.[7] Selain menyanyi dan menulis lagu, Titiek juga berakting dalam beberapa film seperti Karminem, Inem Pelayan Sexy, dan Apanya Dong].[5]

Pada 2009, Titiek didiagnosis kanker serviks. Setelah beberapa bulan pengobatan, termasuk dua bulan kemoterapi di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura (di mana dia menulis 61 lagu),[8] dia dinyatakan bebas dari kanker. Dia mengungkapkan bahwa doa yang ia panjatkan serta terapinya di rumah sakit menjadi faktor keberhasilannya melawan kanker.[9]

Titiek memiliki kepedulian besar pada dunia anak-anak. Hal ini diwujudkannya dengan menciptakan beberapa lagu anak. Pada tahun 1990-an, ia dikenal saat membawakan lagu ciptaannya, Menabung dan Aku Suka Musik bersama Saskia dan Geofanny.

Pada tahun 2014, Titiek membentuk sebuah grup vokal yang beranggotakan 10 orang anak dari berbagai latar belakang etnis bernama Duta Cinta.[10] Pada tahun 2017, grup vokal ini juga hadir di sejumlah episode Pesta Sahabat dari episode 3 (Aku Anak Sehat) sampai episode 6 (Kasih Ibu). Namun, pada tanggal 25 Juli 2018, Duta Cinta juga hadir kembali dalam Pesta Sahabat Anak Indonesia bersama dengan Titiek.

Sejak 2017 hingga 2019, Titiek tampil di episode drama musikal Pesta Sahabat yang tayang di RTV mulai dari Pesta Sahabat Cinta Indonesia (kecuali Pesta Sahabat Lebaran Sebentar Lagi dan 17-an di Kampung Halaman).

Konser

sunting

Untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-70, Titiek menggelar konser bertajuk Karya Abadi Sang Legenda: 70 Tahun Titiek Puspa. Konser ini ditujukan sebagai perwujudan rasa terima kasih Titiek Puspa kepada semua yang terlibat dan pernah bekerja sama dengan Titiek Puspa terhadap negeri ini, khususnya terima kasih tak terhingga untuk penonton dan penggemar Titiek Puspa. Konser yang diriingi musisi Dian HP Orchestra dengan melibatkan Ari Lasso, Andi /rif, 3 Diva (KD, Titi DJ, Ruth Sahanaya), Melly Goeslaw, Vina Panduwinata, Pinkan Mambo, Yovie Widianto, Hedi Yunus, Kevin Aprilio, Rio Febrian, Delon Thamrin, Bob Tutupoly, Dewi Sandra, Emilia Contessa, Marini, Euis Darliah, Elvy Sukaesih, Inul Daratista, Warna, Project Pop, Gita Gutawa, artis Mamma Mia, dan Host Ringgo Agus Rahman, Daniel Mananta, dan Tamara Bleszynski, turut pula disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta menteri, pejabat negara, dan mantan pejabat negara.[11]

Kehidupan pribadi

sunting

Titiek menikah dengan sutradara Mus Mualim. Bersama-sama mereka memiliki dua anak, yaitu Petty Tunjungsari dan Ella Puspasari.[5] Hingga 2008, Titiek tinggal di Jakarta Selatan.[6]

Filmografi

sunting
Tahun Judul Peran Catatan
1966 Di Balik Tjahaja Gemerlapan
Minah Gadis Dusun
1972 Pemburu Mayat
Bing Slamet Setan Djalanan
1973 Rio Anakku
1974 Bawang Putih Mak Bakung Juga sebagai penulis
Ateng Minta Kawin Emak Ateng
1975 Tiga Cewek Badung Titiek
1976 Inem Pelayan Sexy Nyonya Cokro
1977 Karminem Karminem
Inem Pelayan Sexy II Nyonya Cokro
Inem Pelayan Sexy III
1979 Tuyul Perempuan Tuyul Puspa
Rojali dan Zuleha Pemilik warung
1980 Gadis Bu Titik Juga sebagai penulis
Putri Giok
1981 Koboi Sutra Ungu Nyonya Barkali
1983 Apanya Dong Pei-Pei
2008 Cinta Setaman
2016 Ini Kisah Tiga Dara Oma
2017 Musik untuk Cinta

Serial televisi

sunting
Tahun Judul Peran Catatan Ref.
2004 Gara-Gara Inul

Teater

sunting
 
Titiek Puspa pada seri perangko Indonesia tahun 2020.

Diskografi

sunting

Album solo

sunting
  • Kisah Hidup (1963)
  • Puspa Dewi (Bali. ARN-1001)
  • Tinggi Gunung Seribu Janji (Irama. EP-03)
  • Daun Yang Gugur (Irama. EP-27)
  • Ditinggal Kekasih (Extended Play / Irama. EP-85)
  • Selamat Jalan, Selamat Berpisah (Extended Play /Irama. EP-86)
  • Buka Pintu (Single Play /Irama. SP-50)
  • Si Hitam (Irama. LPI 175116)
  • Sampul Surat (Single Play /Irama. SP-61)
  • Doa Ibu (Irama. LPI-17580)
  • Sok Teu (J&B. JBL-28837)
  • Aneka Gaya Titiek Puspa (Irama. LPI-175126)
  • Pita (Irama. LPI 175138) (1963)

Album bersama

sunting
  • Mari Bersukaria dengan Irama Lenso (Irama. LPI-17588) (1965)
  • Gajah Dungkul - Titiek Puspa, Bing Slamet dan Indonesia Tiga (Bali Rec. BLP-7005)
  • Duta Cinta & Titiek Puspa (Musica Studio's) (2015)[13]

Album kumpulan

sunting
  • Papaya, Mangga, Pisang, Jambu (Bisikan Alam Maya - Irama. LPI—17522)
  • Ini dan Itu volume 2 (Mata Sapi; Dulu dan Kini - Mesra. LP—19)
  • Kroncong Parade (Bubuy Bulan; Bengawan Solo. - Pop Sound. 6417—001)

Lain-lain

sunting

Prestasi dan pengakuan

sunting
  • Juara Bintang Radio Jenis Hiburan tingkat Jawa Tengah (1954)
  • BASF Award ke-10 untuk kategori "Pengabdian Panjang di Dunia Musik" (1994)
  • Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008

Penghargaan dan nominasi

sunting
Tahun Penghargaan Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
2001 SCTV Awards
Lifetime Achievement Award
Penerima
2016 Anugerah Musik Indonesia Penerima
Festival Film Indonesia Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Ini Kisah Tiga Dara Nominasi
Piala Maya Aktris Pendukung Terpilih Nominasi
2017 Usmar Ismail Awards Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Nominasi
2018 Indonesian Choice Awards
Lifetime Achievement Award
Penerima
Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia
Pengabdian Seumur Hidup
Penerima
2021 Anugerah Musik Indonesia
Dedikasi untuk Musik Indonesia
Penerima

Referensi

sunting
Catatan kaki
Daftar pustaka

Pranala luar

sunting