Senyawa kimia
Artikel ini sedang dikembangkan sehingga isinya mungkin kurang lengkap atau belum diwikifikasi. Mohon untuk sementara jangan menyunting halaman ini untuk menghindari konflik penyuntingan.
Pesan ini dapat dihapus jika halaman ini sudah tidak disunting dalam beberapa jam. Jika Anda adalah penyunting yang menambahkan templat ini, harap diingat untuk menghapusnya setelah selesai atau menggantikannya dengan {{Under construction}} di antara masa-masa menyunting Anda.
|
Senyawa kimia atau senyawaan kimia adalah zat kimia murni atau zat murni yang terdiri dari dua atau lebih unsur atau atom yang berbeda jenis (misal senyawa H2O terdiri dari hidrogen dan oksigen, senyawa NaCl terdiri dari natrium dan klorin, dan senyawa C12H22O11 terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen) [1] [2] [3] yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur penyusunnya itu melalui reaksi kimia [4] (misal H2O dipecah menjadi hidrogen dan oksigen dengan cara dielektrolisasi). Ketika senyawa-senyawa ini berkumpul sangat banyak hingga pada tingkat yang bisa kita rasakan (dalam bentuk padat, cair, atau gas) maka akan disebut zat (misal kumpulan sangat banyak senyawa H2O akan terlihat sebagai air, es, atau uap air, begitu juga dengan kumpulan senyawa-senyawa NaCl yang kita kenal sebagai garam).
Senyawa pada dasarnya sama dengan molekul (senyawa H2O disebut juga molekul H2O, dsb.) namun senyawa hanya bisa disebut senyawa jika terdiri dari dua atau lebih unsur yang berbeda jenis, oleh sebab itu O2, O3, H2 hanya disebut molekul dan bukan senyawa sebab hanya terdiri dari satu jenis atom saja. Kesimpulannya senyawa selalu berarti molekul, namun molekul tidak selalu berarti senyawa.
Perbedaan jenis-jenis senyawa bisa dilihat dari rumus kimianya. Rumus kimia/jumlah unsur dalam suatu senyawa bisa memengaruhi sifat dari suatu senyawa atau zat, perbedaan satu atau lebih atom saja bisa hasilkan senyawa yang berbeda dengan sifat yang berbeda pula (misal etena atau ethylene dengan rumus kimia C2H4 merupakan gas dan berbau harum sedangkan metana dengan rumus kimia CH4 merupakan gas namun tak berbau).
Zat terbagi ke dalam zat murni : (unsur dan senyawa) serta campuran : (campuran serupa dan campuran beda rupa).
Jumlah atom pada ikatan kimia dalam gambar telah disederhanakan sehingga tidak mewakili ikatan kimia sebenarnya. Warna atom ditambahkan untuk memudahkan pemahaman, kenyataannya atom tidak berwarna (kecuali pada beberapa jenis atom).
Benda-benda logam paduan seperti kuningan, superkonduktor YBCO, semikonduktor "aluminium galium arsenida" bukan merupakan senyawa/zat murni melainkan campuran, sebab merupakan gabungan dari dua atau lebih zat murni berbeda jenis (misal kuningan yang merupakan gabungan dari unsur tembaga dan unsur seng), begitu juga dengan coklat, kue, rujak, semen, udara, dll.
Senyawa dapat berwujud dalam tiga fase atau keadaan, yaitu padat, cair, dan gas. Kebanyakan senyawa berupa zat padat. Senyawa akan terurai atau terpisah-pisah bila dipanaskan sampai suhu atau tingkat panas tertentu yang disebut suhu penguraian {misal ketika tembaga karbonat (CuCO3) dipanaskan hingga 290–330 °C, ia akan terurai menghasilkan tembaga oksida (CuO) dan karbon dioksida (CO2)}.
Setiap senyawa kimia yang telah dijelaskan dalam literatur memiliki nomor pengenal khas yang dikenal sebagai nomor CAS.
Jenis senyawa[5]
bila dilihat dari asal pembentukannya, senyawa dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik
senyawa organik
senyawa ini berasal dari makhluk hidup atau dari proses fotosintesis, biasanya senyawa ini terdiri dari unsur karbon (C) sebagai rangkaian utamanya, sifat senyawa ini tidak mudah larut dalam air, namun akan larut bila dicampur dengan pelarut yang sifatnya organik juga dan senyawa ini juga cenderung mudah terbakar karena unsur karbon dalam kandungannya, contoh senyawa organik misalnya: gula (C12H22O11), alkohol (C2H3OH) dan urea (CO(NH2)2).
senyawa anorganik
senyawa jenis ini berasal dari sumber daya mineral yang terdapat di bumi, senyawa ini biasanya memiliki titik didih atau titik leleh yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan senyawa organik, dan sifatnya relatif terbalik dengan senyawa organik, dimana senyawa ini mudah larut dalam air dan tidak mudah terbakar, contih senyawa anorganik misalnya: air (H20), Garam (NaCl), Karbon dioksida (CO2), Kalsium Karbonan (CaCo3), Natrium Hidroksida (NaOH), dan Silikon Dioksida (SiO2).
berikut adalah contoh contoh lain dari senyawa:
Lihat pula
Referensi
- ^ Brown, Theodore L.; LeMay, H. Eugene; Bursten, Bruce E.; Murphy, Catherine J.; Woodward, Patrick (2009), Chemistry: The Central Science, AP Edition (edisi ke-11th), Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, hlm. 5–6, ISBN 0-13-236489-1
- ^ Hill, John W.; Petrucci, Ralph H.; McCreary, Terry W.; Perry, Scott S. (2005), General Chemistry (edisi ke-4th), Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, hlm. 6, ISBN 978-0-13-140283-6
- ^ Whitten, Kenneth W.; Davis, Raymond E.; Peck, M. Larry (2000), General Chemistry (edisi ke-6th), Fort Worth, TX: Saunders College Publishing/Harcourt College Publishers, hlm. 15, ISBN 978-0-03-072373-5
- ^ Wilbraham, Antony; Matta, Michael; Staley, Dennis; Waterman, Edward (2002), Chemistry (edisi ke-1st), Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, hlm. 36, ISBN 0-13-251210-6
- ^ Pangesti, Rika. "Senyawa: Pengertian, Jenis, dan Contohnya". detikedu. Diakses tanggal 2024-12-15.