Ketertarikan akan kemuakan
Ketertarikan akan kemuakan merupakan emosi kompleks yang melibatkan ketertarikan terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan ,menjijikkan,tidak disukai atau dibenci..
Ketertarikan
Semua orang pernah mengalami atau merasakan ketertarikan sehingga bagi siapa saja kata Ketertarikan ini bukanlah menjadi hal baru .Ketika seseorang tertarik pada sesuatu maka bukan sesuatu itu yang menarik, melainkan diri manusia itulah yang membuat ketertarikan pada objek tersebut.Menurut Rene Descartes,Selama saya berpikir(atau sadar mengenai pikiran saya)maka saya ada(cogito,ergosum).Eksistensi saya dibangun atas dasar kenyataan bahwa saya dapat berpikir dan bahwa saya bahkan sadar mengenai diri sayayang dapat dan sedang berpikir(selfconsciousness)[1]
Kemuakan
Berbeda dengan istilah Ketertarikan yang sudah umum, istilah kemuakan justru kurang umum didengar,jika merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia kata dasar Kemuakan adalah Muak yang berarti sudah jemu, merasa jijik sampai mau muntah,merasa bosan atau jijik mendengar atau melihat[2]. Kemuakan adalah emosi yang membuat seseorang menjauh dari hal -hal yang tidak menyenangkan.Fungsi inilah yang membuat kemuakan atau rasa jijik dikenal sebagai "Emosi penjaga gerbang".[3]
Teori Awal
Ketertarikan akan Kemuakan merupakan suatu hal yang bertentangan dengan sifat manusia,namun hal ini terlihat lumrah dan terjadi di mana saja.Imu pengetahuan memiliki jawaban mengapa manusia bisa tertarik pada hal yang tidak disukai mereka. Ilmuwan percaya bahwa rasa muak atau jijik pertamakali berhubungan dengan makanan. Menurut Charles Darwin "betapa mudahnya perasaan ini muncul karena sesuatu yang tidak biasa dalam penampilan,bau,atau sifat makanan kita."Teori ini menjelaskan bahwa rasa yang kecil berlahan berkembang menjadi sinyal kewasapadaan untuk perlindungan diri dari segala macam hal yang dapat membuat manusia bersentuhan dengan patogen berbahaya.
Psikologi
Menurut Nina Strohminger, fitur menyenangkan dari rasa halus mungkin merupakan contoh dari apa yang disebut "masokisme jinak".Menurutnya lagi; mungkin saja setiap perasaan negatif berpotensi menjadi sesuatu yang menyenangkan ketika perasaan tersebut dibiarkan dari keyakinan bahwa apa yang terjadi sebenarnya buruk,dan meninggalkan gairah fisiologis yang dengan sendirinya menggembirakan atau menarik"
Referensi
- ^ Kompasiana.com. "Beyond Blogging - Kompasiana.com". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2024-12-15.
- ^ https://kbbi.web.id/muak.html
- ^ https://www.scientifiicamerican.com