Dewa Srani

Revisi sejak 16 Desember 2024 05.21 oleh Patrisia Audri (bicara | kontrib) (parafrase)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Dewasrani adalah Dewa dan pangeran penguasa neraka atau dunia ketiga dari Dewi Durga dengan Batara Kala atau dalam versi lain, Manikmaya (Batara Guru). Menurut versi ini, Dewasrani merupakan putra bungsu dari Manikmaya dengan Bathari Durga. wujud Dewi Umayi setelah terkena kutukan Sanghyang Manikmaya. Ia lahir di istana siluman, Setragandamayit[1].

Perwujudan

sunting

Dewasrani memiliki wajah tampan dan karakter yang tangguh, baik secara fisik maupun pikiran. Ia dikaruniai dengan kekuatan tak terkalahkan yang diberikan oleh sang ibu dalam manifestasi Dewi Durga. Dewasrani dikenal sebagai tokoh sakti yang memiliki Aji Kawrastawan, kemampuan untuk beralih rupa menjadi apa saja sesuai kehendaknya. Namun, Bathara Dewa Srani juga memiliki sifat serakah, bengis, kejam, suka membuat keributan, dan selalu ingin dianggap benar. Berkali-kali ia menciptakan keributan di Jonggringsaloka dengan berbagai tuntutan yang aneh. Dewasrani bahkan pernah mengejar Dewi Sri Laksmi dan Dewi Srisekar, istri Bathara Wisnu, hingga keluar dari Kahyangan Untarasegara. Karena perbuatannya itu, ia dikutuk oleh Bathara Wisnu menjadi babi hutan, dan hanya dapat kembali ke wujud aslinya setelah diruwat oleh ibunya.

Reinkarnasi

sunting

Setelah memiliki masalah dengan Bathara Wisnu saat berada di kahyangan, Dewasrani dikutuk menjadi babi hutan dan diperintahkan untuk melakukan reinkarnasi ke bumi untuk menebus dosa yang ia perbuat karena ia mengamuk di alam kedewataan.

Diyakini bahwa Dewasrani turun ke bumi dengan mengambil wujud seorang pria tampan yang memiliki daya pikat dan karisma, serta tubuh yang kuat dan tak terkalahkan. Selain itu, diperkirakan Dewasrani akan dilahirkan dalam keluarga dengan kasta kesatria atau raja (pejuang), sebagai bentuk takdirnya yang terhubung dengan keberanian dan kekuatan.

Ulah di Dunia Manusia

sunting

Di dunia manusia (Marcapada), Dewasrani sering membuat ulah kepada Para Pandawa, terutama kepada Arjuna dan Puntadewa. Dalam lakon Dewa Amral, Dewasrani menawan empat Pandawa (Wrekodara , Arjuna, Nakula, dan Sadewa) hanya karena sang sulung Pandawa memiliki imbuhan -dewa pada namanya. Hal itu juga menyebabkan kesabaran Puntadewa habis dan berubah sebagai raksasa bernama Dewa Amral yang mengamuk dan menghancurkan kahyangan. Meski begitu, Dewasrani hanya dihukum ringan.[2] Dalam lakon Wisanggeni Lair, Dewasrani dengan backing dari Batari Durga dan Batara Guru, memaksakan untuk menikahi Batari Dresanala, putri Brahma yang kala itu sudah dinikahi Arjuna. Hal itu dibayar kontan dengan mengamuknya Wisanggeni, putra Arjuna dengan Dresanala di kahyangan. Setelah mengetahui siapa jati dirinya, Wisanggeni dan Arjuna berhasil merebut kembali Dresanala dari tangan Dewasrani.[3]

Senjata

sunting
  • Pedang

Kekuatan

sunting

Daya tahan fisik dan pikir yang kuat (sehingga memiliki gelar tak terkalahkan), Ajian Kawastrawam (bisa mengubah wujud fisik sesuka hati)

Referensi

sunting
  1. ^ "Dewasrani, Batara". 2013-01-22. Diakses tanggal 2023-06-21. 
  2. ^ Purwanto, Heri (Sabtu, 08 Desember 2018). "Album Kisah Wayang: Dewa Amral". Album Kisah Wayang. Diakses tanggal 2023-06-21. 
  3. ^ "Wisanggeni". Sejarah dan Budaya Nusantara (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-21.