Rumah pasif adalah standar efisiensi energi sebuah bangunan untuk mengurangi jejak karbonnya.[1] Konsep ini mendorong bangunan supaya menggunakan energi rendah untuk kepentingan pendingin atau penghangat ruangan.[2][3] Konsep rumah pasif diciptakan pada tahun 1990an oleh Bo Adamson dan Wolfgang Feist.[4] Adapun kelebihannya yaitu mampu menjaga suhu tetap stabil sehingga tidak terlalu bergantung pada pendingin ruangan dan boros biaya operaisonal.

Karakteristik

Adapun perbedaanya yaitu rumah pasif memanfaatkan energi yang bersumber dari bahan alam seperti angin, cahaya matahari, dan yang lainnya. Sedangkan rumah konvensional menggunakan energi yang bersumber dari tenaga listrik sehingga dapat menggunakan cahaya lampu, AC, hingga penyejuk ruangan.[5]

Referensi

  1. ^ Zeller, Tom Jr. (September 26, 2010). "Beyond Fossil Fuels: Can We Build in a Brighter Shade of Green?". The New York Times. hlm. BU1. 
  2. ^ Gröndahl, Mika; Gates, Guilbert (September 25, 2010). "The Secrets of a Passive House". The New York Times. Diakses tanggal September 27, 2010. 
  3. ^ "Definition of Passive House". PassivHaustagung.de. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Oktober 2012. 
  4. ^ "Mengenal Rumah Passive dan Kelebihannya". Kayu Lapis Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-16. 
  5. ^ Fadli, Hilda, Ardiansyah , B Alexander (2021). "9 Fakta Menarik tentang Rumah Pasif Hemat Energi". Kompas. Diakses tanggal 16 Desember 2024.