Satir sebagai misinformasi

Revisi sejak 17 Desember 2024 02.52 oleh Syanne.helly (bicara | kontrib) (Menambahkan halaman)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Satir adalah bentuk seni, terutama dalam karya sastra dan drama, yang menyoroti keburukan, kebodohan, penyalahgunaan, atau kekurangan manusia atau individu dengan menggunakan ejekan, cemoohan, lelucon, ironi, parodi, karikatur, atau metode lain, terkadang dengan tujuan untuk menginspirasi reformasi sosial.[1]

Satir seharusnya tidak dimaksudkan untuk menyesatkan. Tujuannya adalah untuk menertawakan subjek tertentu, biasanya dengan menggunakan ironi dan hiperbola untuk mengkritik targetnya.[2] Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang individu tertipu oleh berita satir, mengira itu adalah berita nyata.[3][4] Dalam kasus ini, upaya untuk menyampaikan pesan melalui humor telah gagal dan akibatnya, orang menafsirkan klaim satir secara harfiah. Ketika ini terjadi, orang dapat membentuk mispersepsi yang diinduksi oleh satir.[5] Selain itu, sebuah studi yang dilakukan Ohio State University (2020) menemukan bahwa ketika orang melihat berita dan hiburan bercampur aduk di media sosial, mereka lebih mungkin salah mengira satir sebagai informasi asli.[6]

Sementara, Wardle (2019) mengkategorikan satir sebagai bagian dari misinformasi karena satir seringkali penuh kebencian, dapat memecah belah, dan menimbulkan polarisasi.[7]

  1. ^ Elliott, R.C. "Satire". Britannica. Diakses tanggal 2024-12-17. 
  2. ^ Test, G.A (1991). Satire: Spirit and art. University of South Florida Press. 
  3. ^ Jackson, D (2020-10-16). "Trump retweets satirical news story about Joe Biden and Twitter". USA Today. Diakses tanggal 2024-12-17. 
  4. ^ LaMarre, H.L; Landreville, K.D; Beam, M.A (2009). "The Irony of Satire: Political Ideology and the Motivation to See What You Want to See in The Colbert Report". The International Journal of Press/Politics. 14: 212–231. doi:10.1177/1940161208330904. 
  5. ^ Kim, S (2015-06-01). "All the Times People Were Fooled by The Onion". ABC News. Diakses tanggal 2024-12-17. 
  6. ^ "How social media makes it difficult to identify real news". Science Daily. 2020-03-30. Diakses tanggal 2024-12-17. 
  7. ^ Wardle, C (2019-10). First Draft's Essential Guide to Understanding Information Disorder. First Draft.