Bitinia
Bitinia adalah sebuah wilayah bersejarah yang terletak di bagian barat laut Anatolia (sekarang wilayah Turki). Wilayah ini dikenal karena perannya yang signifikan dalam sejarah Yunani, Romawi, dan Bizantium. Bitinia berbatasan dengan Laut Marmara di barat, Laut Hitam di utara, dan berbatasan dengan wilayah-wilayah lainnya seperti Misia di barat daya, Frigia di selatan, dan Paflagonia di timur. Wilayah ini memiliki sejarah panjang sebagai pusat budaya dan perdagangan, serta memainkan peran penting dalam geopolitik dunia kuno.
Bitinia (Βιθυνία) | |
---|---|
Daerah di Anatolia kuno | |
Letak | Anatolia utara |
Berdiri | 297-74 SM |
Suku bangsa | Bithyni, Thyni, orang Yunani |
Ibukota | Nikomedia, Nicea |
Provinsi Romawi | Bithynia |
Geografi
Bitinia memiliki lanskap yang beragam, meliputi pegunungan, lembah subur, dan garis pantai yang panjang. Pegunungan Paflagonia membentang di bagian timur, sedangkan sungai Sakarya (Sangarius) menjadi jalur air utama di wilayah ini. Kota-kota penting di Bitinia meliputi:
- Nikomedia: Pusat pemerintahan Bitinia pada masa Kekaisaran Romawi.
- Nikea: Kota yang terkenal sebagai tempat Konsili Nikea pertama.
- Kios dan Prusa (Bursa): Kota penting lainnya yang menjadi pusat perdagangan.
Wilayah ini juga memiliki pelabuhan-pelabuhan strategis di sepanjang Laut Marmara dan Laut Hitam, yang menjadikannya pusat perdagangan sejak era kuno.
Sejarah
Awal Mula
Bitinia awalnya dihuni oleh suku-suku lokal yang termasuk dalam kelompok orang-orang Trakia. Nama "Bitinia" berasal dari suku Bitini, salah satu cabang dari suku Trakia. Wilayah ini kemudian mengalami pengaruh kuat dari peradaban Yunani, terutama setelah koloni-koloni Yunani didirikan di sepanjang pantainya pada abad ke-8 SM.
Periode Kekaisaran Persia
Pada abad ke-6 SM, Bitinia menjadi bagian dari Kekaisaran Persia di bawah pemerintahan Raja Darius I. Wilayah ini dimasukkan ke dalam satrapi (provinsi) Kekaisaran Persia, tetapi suku-suku lokal tetap mempertahankan otonomi internal mereka hingga akhirnya memberontak melawan kekuasaan Persia.
Kerajaan Bitinia
Setelah jatuhnya Kekaisaran Persia dan penaklukan oleh Aleksander Agung, Bitinia menjadi kerajaan yang independen di bawah dinasti lokal. Raja pertama yang terkenal adalah Zipoetes I (memerintah 297–278 SM), yang berhasil mempertahankan kemerdekaan Bitinia dari kekuatan besar lainnya. Raja Nikomedes I (memerintah 278–255 SM) mendirikan kota Nikomedia, yang kemudian menjadi ibu kota kerajaan.
Kerajaan Bitinia mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Prusias I dan Prusias II, yang menjalin hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Romawi.
Bagian dari Kekaisaran Romawi
Pada 74 SM, Raja Nikomedes IV, raja terakhir Bitinia, menyerahkan kerajaannya kepada Republik Romawi dalam wasiatnya. Bitinia kemudian menjadi provinsi Romawi, yang dikenal sebagai Provinsi Bitinia dan Pontus. Wilayah ini memainkan peran penting sebagai pusat administratif dan ekonomi selama era Romawi.
Periode Bizantium
Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat, Bitinia menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium. Wilayah ini menjadi lokasi penting dalam perkembangan agama Kristen, termasuk Konsili Nicea yang diadakan pada tahun 325 M. Bitinia juga menjadi tempat pertahanan utama Bizantium dalam menghadapi serangan bangsa Arab dan kemudian bangsa Turki Seljuk.
Budaya dan Agama
Bitinia memiliki warisan budaya yang kaya, menggabungkan pengaruh Yunani, Romawi, dan Bizantium. Bahasa Yunani menjadi bahasa utama dalam komunikasi resmi dan budaya, sementara agama-agama lokal bergeser dari politeisme Yunani-Romawi ke Kekristenan.
Konsili Nicea pertama, yang diadakan di kota Nikea, merupakan salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Kekristenan, di mana doktrin utama tentang keilahian Yesus Kristus dirumuskan.
Ekonomi
Ekonomi Bitinia didukung oleh pertanian, perdagangan maritim, dan industri lokal seperti pembuatan keramik dan tekstil. Posisi strategisnya di sepanjang rute perdagangan antara Asia dan Eropa menjadikan Bitinia sebagai pusat perdagangan utama di dunia kuno. Pelabuhan-pelabuhan seperti Kios dan Nikomedia memainkan peran penting dalam perdagangan Laut Hitam dan Laut Marmara.
Warisan
Hari ini, wilayah Bitinia termasuk dalam wilayah Turki modern, mencakup sebagian besar provinsi Bursa, Kocaeli, dan Sakarya. Banyak peninggalan sejarah dari masa Yunani, Romawi, dan Bizantium masih dapat ditemukan di wilayah ini, seperti reruntuhan kota Nikea dan sisa-sisa dinding kota Nikomedia.
Bitinia tetap menjadi subjek penelitian arkeologi dan sejarah, serta menjadi bagian penting dari warisan budaya dunia kuno.
Referensi
- Smith, William (1854). Dictionary of Greek and Roman Geography. London: John Murray.
- Polybius. Histories. Buku VIII, tentang kerajaan Bitinia.
- Jones, A.H.M. (1964). The Later Roman Empire 284–602: A Social, Economic, and Administrative Survey. Oxford University Press.
- Mango, Cyril (1980). Byzantium: The Empire of New Rome. Scribner.
Bacaan lanjutan
- Storey, Stanley Jonathon (1999) [1998]. Bithynia: history and administration to the time of Pliny the Younger (PDF). Ottawa: National Library of Canada. ISBN 0-612-34324-3. Diakses tanggal 2007-05-21.[pranala nonaktif permanen]
- T. Bekker-Nielsen, Urban Life and Local Politics in Roman Bithynia: The Small World of Dion Chrysostomos, 2008.