Komunikasi asinkron

Revisi sejak 18 Desember 2024 06.18 oleh Alicya- (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Komunikasi asinkron''' atau a''synchronous communication'' adalah bentuk komunikasi di mana ada jeda waktu antara pengiriman pesan dan penerimaannya. Dengan kata lain, pengirim pesan mengirimkan pesan terlebih dahulu, dan penerima pesan akan menerima serta meresponsnya setelah beberapa waktu, tanpa perlu ada interaksi langsung atau waktu yang bersamaan.<ref>{{Cite web|title=Asynchronous Communication - an overview {{!}} ScienceDirect Topics|url=https://www.sci...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Komunikasi asinkron atau asynchronous communication adalah bentuk komunikasi di mana ada jeda waktu antara pengiriman pesan dan penerimaannya. Dengan kata lain, pengirim pesan mengirimkan pesan terlebih dahulu, dan penerima pesan akan menerima serta meresponsnya setelah beberapa waktu, tanpa perlu ada interaksi langsung atau waktu yang bersamaan.[1][2]

Contoh

sunting

Dalam komunikasi asinkron, meskipun ada berbagai platform atau cara komunikasi, prinsip utamanya adalah bahwa tidak ada interaksi langsung atau waktu yang bersamaan antara pengirim dan penerima pesan. Setiap bentuk komunikasi ini memberi kesempatan kepada pengirim dan penerima untuk berinteraksi tanpa tekanan untuk merespons dalam waktu yang bersamaan.

Surel

Surel adalah bentuk komunikasi asinkron yang paling umum, surel memungkinkan pengirim untuk mengirim pesan yang dapat dibaca oleh penerima kapan saja. Penerima tidak diharuskan untuk memberikan balasan segera, sehingga ada fleksibilitas dalam waktu respons. Surel biasanya digunakan untuk komunikasi formal atau informasi yang tidak memerlukan reaksi cepat.

Pesan Teks atau Pesan Instan

Melalui aplikasi pesan seperti WhatsApp, pengirim mengirimkan pesan yang bisa dibaca penerima kapan saja. Meskipun lebih cepat jika dibandingkan dengan surel, tidak ada kewajiban bagi penerima untuk merespons secara langsung. Mereka bisa membaca dan merespons pesan tersebut beberapa saat setelahnya, tergantung pada waktu yang mereka miliki. Ini memberi ruang bagi penerima untuk merespons pesan dengan lebih matang atau setelah mereka selesai dengan aktivitas lainnya, sehingga tidak ada tekanan untuk merespons langsung.

Forum Online atau Media Sosial

Aplikasi seperti Facebook atau Twitter (sekarang X) memungkinkan pengguna untuk mengirim komentar atau pesan yang dapat dibaca dan dibalas kapan saja, tidak ada waktu tertentu yang mengharuskan pengirim dan penerima pesan untuk terlibat dalam percakapan secara bersamaan. Interaksi ini tidak terjadi dalam waktu nyata, memungkinkan percakapan yang fleksibel dan dapat berlangsung dalam waktu lama.

Pesan Video dan Rekaman Pertemuan

Pesan video atau rekaman pertemuan memungkinkan pengirim mengirimkan konten yang bisa dilihat atau didengar penerima kapan saja. Penerima dapat menontonnya sesuai waktu luang mereka, tanpa adanya keharusan untuk segera merespons.[3][4]

Dampak

sunting

Pada komunikasi asinkron, seperti yang terjadi melalui surel atau papan pesan (message boards), interaksi tidak berlangsung dalam waktu nyata atau langsung. Pengirim pesan mengirimkan pesan, sementara penerima dapat membacanya dan memberikan respons pada waktu yang berbeda, yang bisa memakan waktu beberapa menit, jam, bahkan hari atau bulan. Hal ini berbeda dengan komunikasi tatap muka, di mana ada reaksi langsung yang mempengaruhi alur percakapan dan dinamika interaksi. Ketidakhadiran reaksi langsung ini memberikan kesempatan bagi pengirim untuk merespons lebih lambat dan dengan lebih banyak pertimbangan, yang mengurangi tekanan sosial yang biasanya muncul dalam percakapan langsung.[5]

Ketiadaan umpan balik langsung dalam komunikasi asinkron dapat memicu fenomena disinhibisi, yakni hilangnya pengendalian diri dalam berbicara. Tanpa adanya reaksi langsung, orang merasa lebih bebas untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, atau perilaku yang mungkin tidak mereka ungkapkan dalam percakapan tatap muka. Misalnya, dalam komunikasi email atau forum online, seseorang bisa dengan mudah berbagi perasaan atau pemikiran yang lebih mendalam—baik berupa pengungkapan diri yang positif maupun perilaku berbahaya seperti kemarahan atau komentar kasar. Beberapa orang bahkan merasakan sensasi "melarikan diri" setelah mengirim pesan pribadi atau emosional, merasa aman karena pesan tersebut dibiarkan begitu saja tanpa tanggapan langsung yang mengharuskan mereka menghadapi konsekuensi dari apa yang telah diungkapkan. Dalam istilah lain, ini dapat disebut sebagai serangan emosional dan lari (emotional hit and run), di mana seseorang melepaskan perasaan secara impulsif tanpa siap menghadapi dampaknya.[5]

Keunggulan dan tantangan

sunting

Komunikasi asinkron efektif digunakan dalam beberapa situasi, seperti ketika jawaban segera tidak diperlukan. Penerima pesan dapat merespons sesuai waktu yang mereka pilih tanpa tekanan untuk memberikan jawaban langsung. Ini juga sangat berguna dalam kolaborasi dengan orang yang berada di zona waktu berbeda, karena pesan dapat dikirimkan kapan saja dan dibaca pada waktu yang sesuai bagi masing-masing penerima. Selain itu, komunikasi asinkron memungkinkan pengiriman konteks sebelum atau setelah sebuah peristiwa, seperti pertemuan atau acara, sehingga pemahaman dapat lebih baik. Pesan-pesan asinkron juga ideal untuk menjelaskan tugas atau konsep yang kompleks dengan lebih terstruktur dan mendalam. Keunggulan lainnya adalah fleksibilitasnya, di mana penerima memiliki kebebasan untuk merespons tanpa tekanan waktu, serta kemampuan untuk menyimpan pesan untuk referensi di masa depan.[2]

Meskipun komunikasi asinkron menawarkan berbagai keuntungan, seperti fleksibilitas dan kenyamanan dalam merespons, terdapat beberapa kelemahan. Salah satunya adalah kurangnya interaksi langsung atau umpan balik segera, yang bisa membuat komunikasi terasa kurang personal atau memperlambat alur percakapan. Tidak adanya keharusan untuk merespons secara langsung juga bisa membuat beberapa percakapan berjalan lebih lambat dan kurang interaktif dibandingkan dengan komunikasi real-time. Meski demikian, komunikasi asinkron tetap semakin populer karena kemampuannya untuk mengatasi hambatan waktu dan tempat, memberikan kenyamanan bagi mereka yang lebih memilih berkomunikasi dengan cara yang lebih santai atau sesuai dengan jadwal pribadi.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ "Asynchronous Communication - an overview | ScienceDirect Topics". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2024-12-18. 
  2. ^ a b c Daniere, Clémence (2024-05-21). "Synchronous vs. Asynchronous Communication". The TechSmith blog (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  3. ^ Asana. "Asynchronous Communication Isn't What You Think It Is [2024] • Asana". Asana. Diakses tanggal 2024-12-18. 
  4. ^ Microsoft. (n.d.). Asynchronous communication with Microsoft Teams. Microsoft. https://www.microsoft.com/en-us/microsoft-teams/asynchronous-communication#heading-oc2fd1
  5. ^ a b Mueller-Coyne, Jessica; Voss, Claire; Turner, Katherine (2022-03-01). "The impact of loneliness on the six dimensions of online disinhibition". Computers in Human Behavior Reports. 5: 100169. doi:10.1016/j.chbr.2022.100169. ISSN 2451-9588.