Hegemoni media adalah upaya yang dilakukan oleh segelintir orang yang memiliki peran strategis dalam perusahaan media[1] untuk menyebarkan pemikirannya kepada masyarakat dengan cara doktrin halus melalui program-program yang ditayangkannya sehingga masyarakat yang tidak kritis tidak menyadari adanya penanaman ideologi yang dilakukan secara subtil,[2] dan dalam konteks ini, wartawan belum tentu memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan terkait penyampaian pesan kepada masyarakat.[1]


Melawan hegemoni

Karena adanya penguasaan media di masyarakat, maka perlu ada perlawanan untuk mengimbanginya agar iklim demokrasi dalam suatu negara tetap sehat, salah satu cara dengan menciptakan media alternatif sebagai ruang untuk mereka yang tidak memiliki kuasa.[1] Selain itu, media massa yang awalnya dikelola oleh suatu yayasan yang memiliki idealisme tinggi telah berubah sehingga pengelolaannya diatur oleh sebuah perusahaan yang tujuannya ke arah komersil.[3]

Referensi

  1. ^ a b c Birowo, YudhiMario Antonius (2005). "Melawan Hegemoni Media Dengan Strategi Komunikasi Berpusat Pada Masyarakat". Jurnal Ilmu Komunikasi. 2 (2): 102142. doi:10.24002/jik.v2i2.246. ISSN 1829-6564. 
  2. ^ Putri, Shinta Hartini; Yusian, Shafira Afranisa (November 2018). "Fungsi Media Massa dalam Hegemoni Media" (PDF). Artcomm. 1 (2): 96. 
  3. ^ Samsuar (2018-06-25). "Hegemoni Media Massa dan Pentingnya Membangun Kompetensi Khalayak". Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan Kebudayaan (dalam bahasa Inggris). 9 (1): 12–23. doi:10.32505/hikmah.v9i1.1723. ISSN 2655-0539.