Hitler mati di Indonesia

Revisi sejak 18 Desember 2024 09.30 oleh Hariadhi (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hitler mati di Indonesia adalah sebuah teori konspirasi, hoaks, dan disinformasi yang disebarkan secara sengaja, dengan membuat klaim bahwa Hitler sebenarnya tidak mati dibunuh oleh pasukan sekutu pada Perang Dunia II, namun entah dengan alasan apa berhasil kabur ke Indonesia, dan akhirnya mati oleh sebab alami ketimbang dibunuh.

Fakta sebenarnya

sunting

Secara umum sejarahwan dan ilmuwan telah menyepakati kematian Hitler disebabkan oleh bunuh diri dengan pistol di dalam Führerbunker pada 30 April 1945, setelah memastikan akan kalah dan menghindari penangkapan dan penzaliman yang memang sering terjadi kepada tahanan perang, apalagi yang dianggap kriminal perang. Kematian Hitler dilaporkan secara resmi oleh sejarawan Inggris Hugh Trevor-Roper, yang juga seorang perwira bidang intelijen, melalui bukunya, The Last Days of Hitler. Proses menuju bunuh diri dan pembuangan jasad Hitler juga disaksikan oleh banyak pembantu dan pengawalnya. Sayangnya ketidakmampuan Hugh Trevor-Roper berbahasa Jerman, membuat catatannya kadang diragukan. Selain itu, hampir tidak ada bukti konret sisa jasad yang bisa ditentukan benar-benar tubuh Hitler setelah dibakar paska bunuh diri. Dokter gigi pribadi Hitler yang catatannya diklaim sesuai dengan rahang sebuah jasad, juga sebenarnya telah menghilang setelah ditangkap Uni Soviet dan dikirim ke Gulag.[1]

Makam dr Poch

sunting

Salah satu "bukti" yang dikarang dipercaya sebagai kejadian sebenarnya dari kematian Hitler adalah keberadaan nisan dr G. A. Poch, dokter tua asal Jerman yang bertugas di Kapal Rumah Sakit “Hope” di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Poch meninggal dunia pada tanggal 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan akibat serangan jantung. Ia dikubur satu hari kemudian di Makam Ngagel Rejo. Asumsi ini diperkuat oleh penemuan kapal U Boat milik Nazi yang lazim digunkan di Perang Dunia II.[1]

Terdampar di Garut dan Pindah ke Lombok

sunting

Sebuah kisah dari buku Garut Kota Illuminati memberi petunjuk bahwa sebuah kapal selam Nazi yang tenggelam di Selat Sunda, korbannya kemudian dimakamkan di arah menuju Puncak Bogor. Dalam kisah terebut, Hitler sempat tinggal di Garut dan menikahi gadis Garut, namun ia kemudian pergi ke Lombok. Buku tersebut, tidak sesuai judulnya, tidak memberi petunjuk yang jelas apakah Hitler memang mati di Garut dan apa bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan yang disajikan.[2]

Inspirasi

sunting

Sebenarnya Uni Soviet sendiri, yang pertama kali masuk dan menaklukkan Berlin, memang sengaja menciptakan disinformasi bahwa Adolf Hitler mungkin saja masih hidup, sekalipun Laksamana Karl Donitz, yang waktu itu telah resmi menjadi pemimpin sementara Jerman, telah mengumumkan secara resmi kematian Hitler di radio pada 1 Mei 1945, pukul 10:00 malam.[3]

Sikap plin plan Uni Soviet, dan ketidakjelasan catatan sejarah dari Pihak Barat, membuat berbagai teori konspirasi mengenai kaburnya Adolf Hitler muncul dan pada akhirnya menghasilkan banyak sekali rumor di berbagai negara, tentang kematian Adolf Hitler di negara mereka.

Beberapa variasi dari konspirasi nasib Hitler antara lain, kabur ke bulan, mengkloning dirinya, kabur dan mati di Argentina, lari ke Antartika, lari ke San Diego, Kalifornia, lari ke Spanyol, lari ke Brazil, atau lari ke Paraguay. [4]

Sekalipun teori-teori di atas jauh lebih meyakinkan ketimbang spekulasi Hitler mati di Indonesia, namun pada dasarnya tetap tidak ada bukti Hitler masih hidup setelah kejatuhan Berlin ke tangan sekutu pada tahun 1945, sehingga fakta dia mati bunuh diri di bunkernya, tetap yang paling kuat dan ada bukti serta catatannya.

Penerbitan

sunting

Beberapa buku membahas teori konspirasi ini, salah satunya "Hitler Mati di Indonesia", karya KH Soeryo Goeritno[5], The "Escaped : Misteri Kuburan Adolf Hitler di Surabaya", karya Rizki Ridyasmara. [6]. Untuk konspirasi Hitler lari dan mati di Garut, dipopulerkan oleh buku "Garut Kota Illuminati",karya Ahmad Yanuana Samantho.[7]

Referensi

sunting