Riau TV
Riau TV adalah salah satu stasiun televisi regional yang berkantor di Kota Pekanbaru, Indonesia. Saat ini jangkauan siar Riau TV sudah mencakup seluruh area Riau (termasuk Pekanbaru). Batam TV seluruhnya dimiliki oleh Jawa Pos Group yang juga memiliki harian Riau Pos. Riau TV mempunyai nomor izin prinsip siaran 394/KEP/M.KOMINFO/11/2010. Riau TV bermarkas di Graha Pena Riau, Jalan HR Soebrantas Kilometer 10,5, Sidomulyo Barat, Tuah Madani, Pekanbaru, Riau 28294. Jam siaran Riau TV dimulai dari pukul 07:00 sampai dengan 00:00 WIB.
PT Riau Media Televisi | |
---|---|
Pekanbaru, Riau Indonesia | |
Saluran | Digital: 45 UHF (Multipleks tvOne Pekanbaru) dan 40 UHF (Multipleks TVRI Rokan Hilir) |
Slogan | TV-nya Orang Riau |
Pemrograman | |
Bahasa | Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Riau |
Jaringan televisi | JPM |
Kepemilikan | |
Pemilik | Riau Pos (Jawa Pos Group) |
JTV | |
Riwayat | |
Siaran perdana | 20 Mei 2001 |
MNC Business (2010-2013) | |
Informasi teknis | |
Otoritas perizinan | Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia |
Pranala | |
Situs web | www |
Informasi tambahan | |
Negara | Indonesia |
Kantor pusat | Graha Pena Riau, Jalan HR Soebrantas Kilometer 10,5, Sidomulyo Barat, Tuah Madani, Pekanbaru, Riau 28294 |
Wilayah siaran | Pekanbaru |
Slogan
sunting- Maju Dalam Kebersamaan
- Maju Bersama Riau Televisi
- TV-nya Orang Riau
Sejarah
suntingRiau TV resmi mengudara secara lokal sejak 20 Mei 2001 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke–93 dan diresmikan oleh Gubernur Riau Saleh Djasit lewat sebuah acara peluncuran yang disiarkan langsung mulai jam 19:00 WIB dengan durasi tayang dua jam di malam hari pukul 19:00 sampai 21:00 WIB yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya stasiun televisi ini di frekuensi analog 32 UHF. Lahirnya Riau TV dilatarbelakangi kunjungan yang dilakukan oleh Rida K. Liamsi ke Verona, Italia dan Montreal, Kanada. Karena ketertarikannya dengan konsep televisi lokal tersebut, Rida berkeinginan untuk membawa pulang ide televisi lokal ini untuk kemudian direalisasikan di lingkungan Jawa Pos Group.[1] Beberapa faktor lainnya, seperti upaya mengembangkan budaya Melayu Riau dan upaya Jawa Pos Group mengembangkan sayapnya di industri penyiaran. Riau TV merupakan televisi swasta lokal pertama yang ada di bawah bendera Jawa Pos, karena itulah karyawannya diambil dari Riau Pos yang memang dimiliki grup tersebut. Modal awalnya adalah Rp 15 miliar dengan 52 karyawan. Kehadiran Riau TV yang memiliki jaringan Riau Pos kemudian "cukup disambut positif" oleh masyarakat dan pelaku usaha Riau.[2]
Periode 2001-2010
suntingPada periode 2001-2010 dapat dikatakan sebagai masa awal Riau Televisi (Rtv) merintis karirnya sebagai televisi lokal di kawasan Riau. Meskipun banyak kesulitan yang mereka hadapi, hal ini tidak lantas menjadi penghalang bagi Riau Televisi (Rtv) untuk terus berkembang. Pada masa ini Riau Televisi (Rtv) terus belajar sekaligus berupaya dalam mewujudkan versi terbaik mereka.
Langkah-langkah besar diambil oleh Riau Televisi (Rtv) pada masa ini sebagai bentuk keseriusan mereka Langkah-langkah tersebut seperti penambahan jam siar. Pada awalnya Riau Televisi (Rtv) hanya berkesempatan untuk melakukan siaran selama empat jam perharinya dengan pembagian dua jam di pagi hari pukul 10:00 sampai 12:00 WIB dan dua jam di malam hari pukul 19:00 sampai 21:00 WIB dari 21 Mei 2001 sampai 19 Mei 2004. Menambah extensi waktu jam siaran pertama kalinya durasi ini ditingkatkan menjadi dua kali lipat dengan pembagian lima jam di pagi hari pukul 07:00 sampai 12:00 WIB dan dua jam di malam hari pukul 19:00 sampai 21:00 WIB dari 20 Mei 2004 sampai 19 Mei 2009. Menambah extensi waktu jam siaran kedua kalinya dan Riau Televisi bisa bersiaran full 17 jam perharinya mulai pukul 07:00 sampai 00:00 WIB dari 20 Mei 2009 sampai sekarang.
Langkah lainnya adalah penambahan daya frekuensi pemancar dengan maksud agar semakin banyak masyarakat Riau yang dapat menikmati saluran mereka. Dalam perjalanannya, Riau Televisi (Rtv) melalkukan beberapa kali peningkatan pada daya frekuensi pemancar yang mereka miliki. Pada tahun 2001 daya frekuensi pemancar yang mereka miliki sebesar 1.000 watt. Lalu pada tahun 2003, Riau Televisi (Rtv) melakukan peningkatan pada daya frekuensi pemancar mereka menjadi 2.500 watt sekaligus memindahkan pemancar yang mereka miliki dari Panam ke Kulim karena kesulitan bersaing dengan televisi swasta nasional pada saat itu. Dan pada tahun 2005, Riau Televisi kembali melakukan peningkatan pada daya frekuensi pemancar mereka menjadi 10.000 watt.
Pada masa ini juga akhirnya Riau Televisi (Rtv) membentuk pembagian divisi kerja yang lebih ideal bagi pekerjanya, dari yang sebelumnya tidak ada pembagian divisi tersebut, sehingga pada sebelum pembagian ini terbentuk karyawan yang dimiliki oleh Riau Televisi (Rtv) dituntut untuk mampu melakukan bergam jobdesc pekerjaan. Pada masa ini juga Riau Televisi (Rtv) mulai merubah brand image televisi news yang mereka bawa dengan menghadirkan beragam program acara lain yang lebih beragam. Pada tahun 2010 akhirnya Riau Televisi (Rtv) berhasil mendapatkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) setalah sebelumnya melakukan siaran hampir 10 tahun lamanya.[1]
Periode 2011-sekarang
suntingPada periode 2011-2017 dapat dikatakan sebagai masa-masa gemilang yang diraih oleh Riau Televisi (Rtv). Yang menjadi tolak ukur Riau Televisi (Rtv) memasuki masa gemilangnya pada periode ini dapat dilihat dari cover area yang semakin luas, pembangunan transmisi-transmisi di daerah, dan program yang semakin beragam.
Dalam mengakomodasi agar semakin banyak masyarakat di daerah Riau yang bisa menyaksikan siaran mereka, dibangunlah transmisi-transmisi di beberapa daerah di Riau. Nantinya transmisi-transmisi tersebut juga diberi kesempatan untuk memproduksi program mereka sendiri untuk disiarkan pada jam tertentu yang telah ditentukan. Transmisi-transmisi tersebut adalah Rohul Media Televisi, Rohil Media Televisi, Dumai Media Televisi, Bengkalis Media Televisi, dan Inhil Media Televisi.[1]
Program acara
sunting- Detak Riau
- Detak Riau Pagi
- Detak Riau Siang
- Detak Riau Sore
- Detak Riau Malam
- Detak Melayu (bersama Batam TV)
- Bebual dalam Dendangan
- Dendang Ocu Kampar
- Sirawa (Siaran Urang Awak)
- Bursa Niaga
- Jendela Metropolis
- Makan Makan
- Tantangan 50:50
Lihat pula
suntingRujukan
sunting- ^ a b c Ramdhani, Wahyu; Ahmal; Asril (2021). "Televisi Lokal Riau Televisi (Rtv) dan Kontribusinya dalam Pelestarian Budaya Melayu di Provinsi Riau (2001-2020)". Jurnal Pendidikan Tambusai. 5 (3): '9324–9330'.
- ^ Sudibyo, Agus (2004). Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara. hlm. 143–146. ISBN 9789793381510.