Jurnalisme lumpur merah muda

Revisi sejak 19 Desember 2024 04.01 oleh Wadaihangit (bicara | kontrib) (Tantangan menulis Social Media 4 Peace)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Jurnalisme lumpur merah muda adalah praktik di mana outlet berita Amerika atau operasi partisan palsu yang menyamar dan menerbitkan laporan berita berkualitas buruk yang seperti berita lokal. Para peneliti dan penilai kredibilitas media telah mengamati jurnalisme merah muda dan situs web yang mereka gunakan untuk kepentingan dan dukungan kepada politisi atau kebijakan Partai Republik dan Partai Demokrat[1] sekaligus untuk mengumpulkan data pengguna yang mengunjungi situs webnya.[2] Artikel yang diterbitkan dibuat dengan komputer atau ditulis oleh penulis alihdaya dengan bayaran rendah dan terkadang menggunakan nama pena.[3]

Istilah "jurnalisme lendir merah muda" diciptakan oleh jurnalis Ryan Smith pada 2012.[4] Sedangkan istilah "fatamorgana berita" diciptakan pada 2024 oleh jurnalis Miranda Green dan David Folkenflik untuk merujuk pada situs web yang "terlihat seperti berita, namun sebenarnya corong" bagi perusahaan atau kelompok advokasi dengan agenda non-jurnalistik.[5]

Organisasi pengawas media, Newsguard melaporkan pada Juni 2024 bahwa "jumlah media yang didukung partisan yang dirancang agar terlihat seperti media berita yang tidak memihak telah secara resmi melampaui jumlah surat kabar harian lokal asli di AS.[6]

Ringkasan

Istilah "jurnalisme slime merah muda" mengacu pada "lumpur merah muda" yaitu produk sampingan daging yang digunakan sebagai pengisi daging olahan yang kadang dianggap sebagai daging berkualitas lebih tinggi di restoran cepat saji.[7]

Contoh

Perusahaan yang berdiri tahun 2006, Journatic memproduksi konten berita hiperlokal dan mendistribusikannya ke penerbit lain. Artikelnya dibuat menggunakan kombinasi generasi komputer dan penulis berupah rendah yang bukan berasal dari daerah tempat mereka menulis. Beberapa penulis adalah pekerja bergaji rendah dari luar Amerika Serikat yang menulis dengan nama palsu. Selanjutnya, surat kabar di seluruh Amerika Serikat termasuk Chicago Tribune, San Francisco Chronicle, dan Houston Chronicle menerbitkan artikel dari Journatic.[8] Praktik Journatic terungkap pada 2012 dalam laporan This American Life, yang mewawancarai Ryan Smith, jurnalis yang pernah bekerja untuk Journatic dan pencipta istilah "jurnalisme lendir merah muda".[4] Laporan tersebut juga mengungkap penggunaan baris penulis palsu, kutipan palsu, dan materi plagiat oleh Journatic.[3] Akibat pengungkapan ini, surat kabar pun membatalkan kontrak mereka dengan Journatic, termasuk Chicago Tribune yang telah memberhentikan karyawannya dan mengganti pekerjaan mereka dengan artikel dari Journatic.[8] Selanjutnya, Journatic berganti nama menjadi Locality Labs pada tahun berikutnya.[3]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Davies, David (2023-04-13). "Pink Slime news is spreading in news deserts". TPR (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-19. 
  2. ^ "As Local News Dies, a Pay-for-Play Network Rises in Its Place (Published 2020)" (dalam bahasa Inggris). 2020-10-18. Diakses tanggal 2024-12-19. 
  3. ^ a b c Bengani, Priyanjana (2019-12-18). "Hundreds of 'pink slime' local news outlets are distributing algorithmic stories and conservative talking points". Columbia Journalism Review (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-19. 
  4. ^ a b Graham, Jennifer (2020-09-08). "Have media trust issues?". Deseret News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-19. 
  5. ^ Dhanesha, Neel (2024-06-26). "Cityside launches Richmondside, its third local news site in California". Nieman Lab. Diakses tanggal 2024-12-19. 
  6. ^ Fischer, Sara (2024-06-11). ""Pink slime" news outlets outpacing local daily newspapers". Axios (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-19. 
  7. ^ Murphy, Hannah; Venkataramakrishnan, Siddharth (2020-10-15). "Local news is drowning in 'pink slime' ahead of US election". Financial Times. Diakses tanggal 2024-12-19. 
  8. ^ a b Cohen, Nicole S. (2015-04-03). "From Pink Slips to Pink Slime: Transforming Media Labor in a Digital Age". The Communication Review. 18 (2): 98–122. doi:10.1080/10714421.2015.1031996. ISSN 1071-4421.