Poynter

Revisi sejak 19 Desember 2024 09.54 oleh Saniskala (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Short description|Institusi jurnalisme nirlaba di St. Petersburg, Florida}} {{Infobox university | name = Lembaga Poynter | native_name = Poynter Institute | image_name = Poynter Institute logo.svg | image_size = | image_alt = | caption = | latin_name = | motto = ''Democracy needs journalism. Journalism needs Poynter.'' | motto_lang...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Institut Poynter untuk Studi Media adalah lembaga pendidikan jurnalistik dan organisasi penelitian yang berbasis di St. Petersburg, Florida, Amerika Serikat. Lembaga ini merupakan pemilik surat kabar Tampa Bay Times dan jaringan International Fact-Checking Network.[2][3] Selain itu, Poynter juga mengelola PolitiFact.[4]

Lembaga Poynter
Poynter Institute


 
Informasi
Nama sebelumnya
Modern Media Institute
MotoDemocracy needs journalism. Journalism needs Poynter.
JenisPusat studi jurnalisme
Didirikan29 Mei 1975
PresidenNeil Brown[1]
Lokasi, ,
U.S.
Situs webhttps://www.poynter.org/
X: poynter Modifica els identificadors a Wikidata

Sejarah

Pendirian

Pusat studi ini diinisiasi pada 29 Mei 1975, ketika Nelson Poynter, pemilik dan ketua St. Petersburg Times (sekarang Tampa Bay Times) dan Times Publishing Company, mengumumkan rencananya untuk mendirikan sekolah jurnalistik kecil yang diberi nama Modern Media Institute.[5][6] Pada tahun 1977, Nelson Poynter mewariskan kepemilikan Times Publishing Company kepada lembaga tersebut agar setelah kematiannya, lembaga ini menjadi pengelola St. Petersburg Times.[6] Lembaga ini kemudian diubah menjadi Poynter Institute pada tahun 1984.[5]

Perkembangan

Craig Newmark (pendiri Craigslist) adalah anggota dewan dari Poynter Foundation dan menyumbangkan $1 juta pada tahun 2015.[7][8] Pada tahun 2018, Poynter memulai kerja sama dengan jaringan rekomendasi konten Revcontent untuk mengatasi misinformasi dan berita palsu dalam artikel-artikel, dengan menyediakan pemeriksaan fakta melalui International Fact-Checking Network yang mereka kelola.[9][10][11] Pada 11 Januari 2018, Direktur Kebebasan Ekspresi dari Charles Koch Foundation, Sarah Ruger mendukung beberapa lembaga penerima hibah yang berkomitmen pada kebebasan pers, termasuk Institut Poynter, Newseum, dan inisiatif kebebasan berbicara Techdirt.[12]

Pada 12 Februari 2018, Tampa Bay Times, cabang komersial dari Institut Poynter, memisahkan situs PolitiFact, yang meraih Penghargaan Pulitzer, untuk membentuk divisi independen di dalam Poynter.[4] Sejak 2019, The Washington Post telah menjalin kemitraan dengan Institut Poynter untuk meningkatkan keragaman di media, dengan tujuan untuk memperluas program Akademi Kepemimpinan Tahunan Poynter untuk Keragaman dalam Media Digital (Poynter's Annual Leadership Academy for Diversity in Digital Media) yang melatih jurnalis untuk menjadi pendiri, eksekutif tingkat atas, dan inovator.[13][14] Sponsor lainnya termasuk CNN, Scripps Howard Foundations, Craig Newmark Philanthropies, Ethics and Excellence in Journalism Foundation, dan TEGNA Foundation.[15]

Pada tahun 2019, Poynter menerbitkan daftar lebih dari 515 situs berita yang mereka labeli sebagai media yang tidak dapat diandalkan.[16] Daftar tersebut dihasilkan dengan mengolah berbagai pangkalan data berita palsu (termasuk yang dikurasi oleh Annenberg Public Policy Center, Merrimack College, PolitiFact, dan Snopes). Daftar tersebut dibuat untuk mengajak pengiklan melakukan boikot terhadap situs-situs yang tercantum. Daftar ini mencakup situs berita konservatif seperti Washington Examiner, The Washington Free Beacon, dan The Daily Signal, serta kelompok konpirasi seperti InfoWars. Setelah menerima reaksi balik dari pembaca dan kontributor terhadap beberapa publikasi yang terdaftar, Poynter menarik kembali daftar tersebut, dengan alasan kelemahan dalam metodologi.[17][16]

Integritas Pemilu dan COVID-19

Pada tahun 2020, setelah menerima pendanaan dari Facebook, Institut Poynter memperluas program dengan meluncurkan inisiatif literasi digital bernama MediaWise Voter Project (#MVP). Program ini bertujuan menjangkau 2 juta mahasiswa pemilih pemula di Amerika Serikat agar lebih siap dan terinformasi dalam menghadapi pemilu 2020.

Selama pandemi COVID-19, Poynter menerima pinjaman federal sebesar $737.400 melalui Paycheck Protection Program. Presiden lembaga, Neil Brown, menyebutkan bahwa ini bukan pertama kalinya lembaga tersebut menerima pendanaan pemerintah, mengingat adanya kontrak pelatihan sebelumnya dengan Voice of America.[18]


Referensi

  1. ^ "Neil Brown". Poynter. 
  2. ^ "Company Overview of The Poynter Institute for Media Studies, Inc". Bloomberg. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 17, 2018. Diakses tanggal November 16, 2018. 
  3. ^ "Short film celebrates Pulitzer Prize centennial". Tampa Bay Times. April 12, 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal February 22, 2018. Diakses tanggal April 13, 2016. The Poynter Institute, which owns the Tampa Bay Times, hosted one such event on March 31. 
  4. ^ a b "PolitiFact Becomes Its Own Division within Nonprofit Poynter Institute". Nonprofit Quarterly. February 13, 2018. Diakses tanggal August 9, 2021. 
  5. ^ a b Shedden, David (2005-05-26). "Institute History: 30 Years Ago". Poynter (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-03. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  6. ^ a b Hooker, Robert W. (July 16, 2009). "By giving away the St. Petersburg Times, Nelson Poynter may have ensured its survival". Tampa Bay Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-16. Diakses tanggal 2016-06-26. 
  7. ^ Gold, Hadas (December 12, 2016). "Craigslist founder gives Poynter Institute $1 million to support 'journalism ethics'". Politico. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 17, 2018. Diakses tanggal November 16, 2018. 
  8. ^ O'Shea, Chris (December 12, 2018). "Craig Newmark Donates $1 Million to Poynter Institute". Adweek. Diarsipkan dari versi asli tanggal August 15, 2017. Diakses tanggal November 16, 2018. 
  9. ^ Guaglione, Sara (August 16, 2018). "Revcontent, Poynter Partner to Demonetize Fake News". MediaPost. Diakses tanggal December 10, 2020. 
  10. ^ Naresh, Nitin (August 14, 2018). "Revcontent is trying to get rid of misinformation with help from the Poynter Institute". Inventiva. Diakses tanggal December 10, 2020. 
  11. ^ Ha, Anthony (2018-08-14). "Revcontent is trying to get rid of misinformation with help from the Poynter Institute". TechCrunch (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-14. 
  12. ^ Cook, Christopher D. (January 11, 2018). "Koch Foundation grants to ASNE, Poynter ignite criticism". Columbia Journalism Review. Diakses tanggal August 6, 2021. 
  13. ^ "The Washington Post partners with Poynter for the Leadership Academy for Diversity in Digital Media". The Washington Post. April 17, 2019. Diakses tanggal December 10, 2020. 
  14. ^ "The Washington Post and Poynter name members of the 2019 Leadership Academy for Diversity in Digital Media". The Washington Post. September 9, 2019. Diakses tanggal December 10, 2020. 
  15. ^ "Matthew Ong named to the Poynter, Washington Post Leadership Academy for Diversity in Digital Media". The Cancer Letter. August 6, 2020. Diakses tanggal December 11, 2020. 
  16. ^ a b Soave, Robby (June 5, 2019). "Poynter Institute's Retracted List of Fake News Sites Was Written by SPLC Podcast Producer". Reason Foundation. Diakses tanggal August 14, 2021. 
  17. ^ Concha, Joe (May 3, 2019). "Poynter pulls blacklist of 'unreliable' news websites after backlash". The Hill. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 30, 2019. Diakses tanggal May 3, 2019. 
  18. ^ Farhi, Paul (April 29, 2020). "Axios returns coronavirus bailout loan as news organizations grapple with the ethics of taking government funds". The Washington Post. Diakses tanggal March 10, 2021.