Teori pasar loyalitas

Revisi sejak 19 Desember 2024 14.39 oleh Herryz (bicara | kontrib) (refimprove)

Teori pasar loyalitas adalah kecenderungan pasar untuk membeli produk atau jasa dari perusahaan secara konsisten.

Definisi loyalitas pasar yaitu kecenderungan pasar atau pelanggan untuk membeli produk atau jasa suatu perusahaan dengan konsistensi tinggi.

Etimologi

Loyalitas pasar adalah pasar yang didominasi oleh pasar yang loyal, yaitu pasar yang memiliki sikap dan perilaku untuk membeli kembali produk atau jasa suatu perusahaan secara konsisten. Loyalitas pasar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, seperti: Promosi yang efektif, Dukungan terhadap pengembangan posisi pasar dan lini produk, Keunggulan bersaing secara berkelanjutan. Loyalitas pasar dapat menjadi kunci sukses perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Identifikasi

Loyalitas pasar dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Melakukan pembelian ulang secara teratur atau membeli suatu produk secara rutin berarti pasar yang loyal melakukan pembelian suatu produk tertentu secara terus menerus.

Membeli jenis produk dan jasa lainnya atau membeli antarlini produk dan jasa suatu merek berarti pasar yang setia tidak hanya membeli jasa dan produk utama dari sebuah perusahaan, tetapi juga mereka akan membeli jenis produk dan atau jasa lainnya dari perusahaan yang sama.

Mereferensikan kepada orang lain atau memberikan dukungan positif terhadap perusahaan berarti pasar yang loyal mereferensikan produk yang pakai ke orang terdekatnya melalui komunikasi mulut ke mulut.

Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing atau menolak pengaruh terhadap daya tarik dari merek lain berarti pasar yang loyal menolak untuk menggunakan produk atau jasa serupa yang ditawarkan oleh pesaing produk tersebut.

Misinformasi

Tangkapan layar di media sosial, Pos Indonesia menyelenggarakan program loyalitas memberikan 1000 unit handphone Samsung Galaxy S10.

Fakta Pos Indonesia menyatakan berita yang beredar adalah tidak benar atau hoaks karena berita yang disebarkan melalui sosial media tersebut menggunakan akun palsu yang mengatasnamakan Pos Indonesia.

Referensi