CekFakta

Revisi sejak 20 Desember 2024 03.47 oleh Ariandi Lie (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

CekFakta atau CekFakta.com adalah platform pemeriksaan fakta berbasis kolaborasi yang berfokus pada verifikasi informasi di Indonesia.[1] Proyek kolaboratif ini dibentuk untuk mengatasi maraknya penyebaran hoaks yang semakin kompleks dan beragam bentuknya. Platform ini menggabungkan berbagai elemen, mulai dari media daring, komunitas, hingga perangkat hipermedia.[1] CekFakta.com merupakan kolaborasi 101 media daring Indonesia,[2] dengan Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)), Aliansi Jurnalis IndependenAJI, serta mendapat dukungan dari Google News Initiative dan First Draft.[1] Sebagai salah satu platform pemeriksaan fakta di Indonesia yang menjalankan praktik pengecekan kolaboratif, platform ini berupaya mengurangi penyebaran misinformasi dan disinformasi yang sering muncul dari informasi yang tidak terverifikasi. Melalui sistem berbagi informasi dan verifikasi bersama, platform ini memungkinkan berbagai elemen untuk terlibat dalam proses pengecekan fakta. Selain itu, standarisasi klasifikasi hoaks yang diterapkan CekFakta.com membantu mengorganisasi dan mengoordinasikan berbagai upaya pengecekan fakta di Indonesia.[1]

CekFakta
URLcekfakta.com
TipeSitus pemeriksaan fakta
Bersifat komersial?Ya
BahasaIndonesia
PemilikMasyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI)), Aliansi Jurnalis IndependenAJI
Berdiri sejak5 Mei 2018; 6 tahun lalu (2018-05-05)
StatusAktif

Sejarah

sunting

Kolaborasi ini diperkenalkan pada acara Trusted Media Summit 2018 yang berlangsung pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta, dengan melibatkan 22 media publikasi di Indonesia dan jaringan ratusan pemeriksa fakta di seluruh tanah air.[3]

Pada 30 Januari 2019, The Conversation Indonesia resmi bergabung dengan CekFakta.com. Bergabungnya The Conversation Indonesia, yang memiliki jaringan penulis dari kalangan akademisi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, diharapkan dapat memperkuat platform ini dalam memerangi misinformasi dan disinformasi. Ika Krismantari, Deputi Editor Eksekutif The Conversation Indonesia, menyatakan bahwa tujuan mereka sejalan dengan CekFakta.com, yaitu untuk mengisi ruang publik dengan konten jurnalistik yang berbasis pengetahuan, etis, dan didukung oleh bukti yang sah.[4]

Jurnalisme pemeriksaan fakta

sunting

Pemeriksaan fakta selama lebih dari satu dekade, telah menjadi bagian dari strategi untuk membongkar informasi yang salah.[5] Pendekatan ini melibatkan berbagai organisasi media, akademisi, dan masyarakat sipil untuk melawan misinformasi dan disinformasi, terutama di era digital yang sarat dengan arus informasi masif. Platform seperti CekFakta.com di Indonesia menjadi salah satu contoh konkret dari inisiatif ini. CekFakta.com berfungsi sebagai platform terintegrasi yang menghubungkan berbagai organisasi dan individu untuk melakukan verifikasi informasi secara kolektif dan sistematis. Model kolaboratif ini mempermudah inkorporasi berbagai sumber daya, pengetahuan, dan keahlian untuk memerangi hoaks secara efektif, termasuk melalui standarisasi klasifikasi informasi yang salah.[6]

Di Asia Tenggara, kebutuhan akan pemeriksaan fakta semakin meningkat, terutama selama masa pemilu, yang sering kali diwarnai dengan penyebaran informasi tidak terverifikasi. Termasuk CekFakta di Indonesia, Jomcheck di Malaysia, dan VERA Files di Filipina[6] . Ketiga organisasi ini muncul sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan untuk memastikan akurasi informasi di tengah dinamika politik dan sosial yang kompleks.[6]

Model ini sejalan dengan praktik internasional, di mana kolaborasi semacam ini dinilai mampu memperkuat upaya kolektif dalam menangani ancaman terhadap ekosistem informasi, termasuk tantangan seperti bias, risiko doksing, dan kompleksitas informasi di media sosial. Inisiatif serupa, seperti yang diinisiasi oleh jaringan internasional pemeriksa fakta, menunjukkan bahwa kerja sama lintas organisasi dapat memperluas jangkauan dan efektivitas pemeriksaan fakta.[7][8][9]

Media Kolaborasi CekFakta.Com

sunting

CekFakta.com bekerja sama dengan lebih dari 100 media di Indonesia dalam menjalankan misi memerangi hoaks dan disinformasi. Berikut adalah daftar media kolaborasi yang tergabung dalam platform CekFakta.com.[2]

Media Nasional

sunting
  1. Detik.com
  2. Kompas.com
  3. Tempo.co
  4. KBR
  5. Suara.com
  6. Tirto.id
  7. Republika.co.id
  8. Berita Satu
  9. Viva.co.id
  10. Liputan6.com
  11. Merdeka.com
  12. Antara
  13. Katadata.co.id
  14. Bisnis.com
  15. Medcom.id
  16. The Jakarta Post
  17. Okezone.com
  18. IDN Times
  19. The Conversation Indonesia

Media Daerah

sunting
  1. RiauOnline.co.id
  2. Kabar Makassar
  3. KabarMedan.com
  4. BeritaJatim.com
  5. Times Indonesia
  6. Solopos.com
  7. PikiranRakyat.com
  8. ZonaBanten.com
  9. Jabarnews.com
  10. TribunBengkulu.com
  11. TribunPekanbaru.com
  12. TribunSumsel.com
  13. Tribun-Timur.com
  14. TribunPadang.com
  15. TribunNewsSultra.com
  16. RadarSukabumi.com
  17. RadarMadiun
  18. SukabumiUpdate.com
  19. Pantura Post
  20. KoranNTB.com
  21. Lombok Vibes
  22. Kepripedia.com
  23. Floresa
  24. BlokTuban.com
  25. BlokBojonegoro.com
  26. Obor Motindok
  27. SultraKini.com
  28. BorneoTribun
  29. Malanghits.com
  30. AmpenanNews
  31. Langgam.id
  32. Berita Jateng TV
  33. Kalamanthana
  34. Lombokita
  35. BeritaBali.com
  36. NTBSatu
  37. Palu Poso
  38. KaabarJombang.com
  39. Kabar-priangan.com
  40. Visi.News
  41. GoSumut.com
  42. Suarapangkep.id
  43. BeritaManado.com
  44. Antara Kalteng
  45. KaltengToday.com
  46. Harapan Rakyat.com
  47. WongKito.co
  48. Pikiran Aceh
  49. BeritaJatim.com
  50. Malangposcomedia.id
  51. PikiranRakyatGarut.com

Media Komunitas dan Alternatif

sunting
  1. Mimoza TV
  2. Terkini.id
  3. Jubi
  4. Konde.co
  5. Dulohupa.id
  6. Darilaut.id
  7. Bintang Perempuan
  8. Hops.id
  9. PR FM 107,5

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Zahidah, Atikah AZ (2020). Praktik pemeriksaan fakta kolaboratif di Indonesia (Studi kasus platform Cekfakta.com sebagai organisasi hipermedia) (Tesis undergraduate). Universitas Gadjah Mada. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/192610. Diakses pada 18 Desember 2024. 
  2. ^ a b "Media Kolaborasi CekFakta". CekFakta.com. Diakses tanggal 18 Desember 2024. 
  3. ^ "Trusted Media Summit 2018: Upaya Kolaboratif Melawan Hoaks". 5 Mei 2028. Diakses tanggal 12 Desember 2024. 
  4. ^ "The Conversation bergabung dengan CekFakta.com". The Conversation. 1 Februari 2019. Diakses tanggal 18 Desember 2024. 
  5. ^ Limilia, Putri; Gelgel, Ni Made Ras Amanda; Rahmiaji, Lintang Ratri (10 November 2022). "Public Perception and Attitude on Fact-checking: A Case Study from Indonesia". Proceedings of International Conference on Communication Science (ICCS). doi:10.29303/iccsproceeding.v2i1.85. Diakses tanggal 12 Desember 2024. 
  6. ^ a b c Perangin-Angin, Loina Lalolo Krina; Tarigan, Rutmalem Atania (11 Desember 2024). "Managing Fact-checking Organizations to Combat Hoaxes in Southeast Asia". Proceedings of the 5th International Conference on Global Innovation and Trends in Economy 2024 (INCOGITE 2024). Atlantis Press. doi:10.2991/978-94-6463-585-0_2. 
  7. ^ "Comparing models of collaborative journalism". Collaborative Journalism. Diakses tanggal 19 Desember 2024. 
  8. ^ Guevara, Marina Walker (13 Juni 2022). "How Collaboration Enables Transcendent, World-Changing Journalism". Global Inisiative Journalism Network. Diakses tanggal 19 Desember 2024. 
  9. ^ Fu, Angela (27 Juni 2024). "Fact-checkers urge collaboration, caution in using artificial intelligence tools". Poynter. Diakses tanggal 19 Desember 2024.