Penyensoran kartografi

Revisi sejak 20 Desember 2024 06.24 oleh Alicya- (bicara | kontrib)

Penyensoran kartografis adalah modifikasi sengaja terhadap peta yang tersedia untuk umum dengan tujuan untuk menyembunyikan, menghapus, atau mengaburkan lokasi-lokasi atau bangunan-bangunan yang dianggap strategis, seperti pangkalan militer, pembangkit listrik, atau pemancar. Penghapusan objek dan tempat yang sensitif dari peta sudah dilakukan sejak lama, kadang-kadang sebagai taktik disinformasi dalam masa perang, serta untuk kepentingan politik dan ekonomi yang kompetitif. Sebagai contoh, pada Abad Penjelajahan ketika informasi geografis strategis sangat dicari dan dijaga kerahasiaannya. Di zaman modern, permintaan penyensoran dikirim ke Google Earth untuk situs-situs tertentu yang dianggap menimbulkan risiko keamanan bagi pemerintahan nasional.[1][2][3]

Sejarah

Sejarawan peta J.B. Harley, menulis pada tahun 1989 bahwa sepanjang sejarah kartografi modern di Barat, terdapat banyak contoh di mana peta-peta telah dipalsukan, disensor, atau dijaga kerahasiaannya, serta di mana peta-peta tersebut dengan diam-diam bertentangan dengan klaim ilmiah mereka yang seharusnya objektif dan terverifikasi.[4] Pada awalnya, kebijakan kerahasiaan ini sulit untuk diterapkan, sehingga peta-peta akhirnya menjadi sasaran sensor dan pemalsuan. Disinformasi kartografis telah lama menjadi alat dalam propaganda politik, kontra-intelijen militer, dan diplomasi tersembunyi.[5] Peta sering digunakan sebagai senjata dalam peperangan, dan pemalsuan peta dianggap sebagai taktik perang yang sah. Namun, seni-seni Machiavellianisme semacam ini tidak terbatas hanya pada masa perang. Di sebuah era yang hampir selalu diliputi ketegangan, peta palsu menjadi senjata yang digunakan dalam segala situasi, baik untuk melawan rival politik maupun untuk meraih keuntungan komersial.[6]

Amerika Utara

Pada bulan Oktober 1941, sebelum Amerika Serikat resmi terlibat dalam Perang Dunia II, Presiden Franklin D. Roosevelt mengungkapkan bahwa ia memiliki sebuah peta rahasia yang berjudul "Luftverkehrsnetz der Vereinigten Staaten Süd-Amerikas Hauptlinien", yang diterjemahkan sebagai "Jaringan Penerbangan Utama di Amerika Selatan oleh Amerika Serikat." Peta ini, menurut Roosevelt, dibuat di Jerman oleh pemerintah Nazi dan menunjukkan rencana jahat yang melibatkan serangan atau intrik Nazi terhadap Amerika Serikat.

Setelah penyelidikan, terungkap bahwa peta tersebut palsu. Meski Roosevelt mungkin percaya itu asli, peta itu kemungkinan dipalsukan oleh agen intelijen Inggris untuk menambah ketegangan antara Jerman dan Amerika Serikat, serta memanipulasi persepsi tentang ancaman Nazi. Ini menunjukkan bagaimana disinformasi kartografis bisa digunakan dalam strategi intelijen untuk mempengaruhi opini publik dan mencapai tujuan geopolitik. [7]

Eropa

Pada Abad Penjelajahan, peta digunakan untuk menunjukkan jalur pelayaran yang menguntungkan, pelabuhan yang aman, dan lokasi sumber daya alam penting seperti kayu dan air tawar. Negara-negara yang berkompetisi dalam eksplorasi dunia pada masa itu sering kali berusaha merahasiakan informasi geografis yang dapat memberikan keuntungan strategis. Penyensoran peta ini dilakukan untuk menjaga rahasia jalur pelayaran atau penemuan baru.[8]

Jerman

Penyensoran peta dilakukan oleh Jerman Timur pada masa Perang Dingin, pemerintah menyensor peta untuk mencegah warga negara melarikan diri ke Jerman Barat. Wilayah-wilayah yang dekat dengan perbatasan antara Jerman Timur dan Jerman Barat sering kali tidak ditampilkan secara rinci di peta untuk mengurangi kemungkinan pelarian melalui jalur-jalur yang tidak diketahui atau sulit dijangkau.[9]

Belanda

Pada abad ke-17, Perusahaan Hindia Timur Belanda, atau VOC memiliki kepentingan besar dalam menjaga rahasia mengenai wilayah-wilayah yang baru ditemukan. VOC berusaha menyensor informasi tentang jalur pelayaran baru yang ditemukan oleh pesaing mereka, seperti selat yang ditemukan oleh Australische Compagnie. Ketika informasi geografis mengenai wilayah baru bocor, VOC meminta pemerintah Belanda untuk melarang publikasi peta yang mencantumkan informasi tersebut. Namun, larangan ini hanya berlangsung sementara sebelum akhirnya peta yang lebih lengkap dapat diterbitkan.[10]

Portugal

Kartografer Jerman, Henricus Martellus, membuat peta dunia yang menunjukkan pantai selatan Afrika yang sangat terdistorsi segera setelah navigator Portugis, Bartolomeu Dias, berlayar mengelilingi ujung selatan Afrika. Distorsi ini diduga disengaja oleh Raja John II dari Portugal untuk menyembunyikan sejauh mana jalur laut baru yang ditemukan menuju Asia yang sebenarnya. Dengan memberikan gambaran bahwa jarak tersebut jauh lebih panjang dari kenyataannya, Portugal berharap dapat mencegah negara-negara lain mengejar rute yang sama.[11] Henricus Martellus diperkirakan telah berkonsultasi dengan Christopher Columbus sebelum meninggalkan Spanyol pada tahun 1492 untuk menemukan rute barat menuju Asia. [12]

Rusia

Pada abad ke-18, Ahli geografi Swiss Samuel Engel menuduh pemerintah Rusia sengaja memalsukan peta dengan memperpanjang wilayah Siberia hingga 30° ke timur. Pemalsuan ini bertujuan untuk melebih-lebihkan kesulitan dan jarak yang diperlukan untuk melintasi Jalur Timur Laut (Northeast Passage) di sepanjang pantai Arktik. Tujuan dari pemalsuan ini adalah untuk menghalangi pedagang Eropa lainnya yang berencana mengeksplorasi jalur perdagangan alternatif ke Pasifik dan Cina, dengan cara menunjukkan rute tersebut lebih sulit dan berbahaya.[13]

Inggris Raya

Francis Drake

Penyensoran peta juga terjadi di Inggris selama periode penjelajahan besar, terutama ketika Francis Drake melakukan pelayaran mengelilingi dunia pada tahun 1577. Ia diberikan instruksi tegas untuk tidak membuat peta atau deskripsi perjalanan tersebut, karena informasi tersebut dianggap terlalu strategis dan bisa dimanfaatkan oleh pesaing Inggris, seperti Spanyol atau Portugal.

Kapten Cook

Pada abad ke-18, Kapten James Cook melakukan tiga ekspedisi besar ke Pasifik. Meskipun Cook terkenal sebagai navigator ulung, ia sengaja menyembunyikan temuan-temuan strategisnya, seperti pulau-pulau dan pelabuhan yang bisa digunakan oleh musuh. Sebagai contoh, Cook menggambarkan Pulau Stewart di Selandia Baru sebagai semenanjung dan menyembunyikan informasi tentang Selat Bass yang memisahkan Tasmania dari Australia.[14] Ini adalah bagian dari kebijakan penyembunyian informasi yang lebih luas yang diterapkan oleh Admiralti Inggris untuk menghindari penemuan tersebut jatuh ke tangan negara saingan.[15]

Perang dingin

Selama Perang Dingin, Inggris juga melakukan penyensoran terhadap peta-peta yang dipublikasikan, terutama yang berhubungan dengan instalasi militer dan "tempat terlarang". Beberapa lokasi militer yang sensitif tidak ditampilkan pada peta publik Ordnance Survey untuk menjaga kerahasiaan. Selain itu, tata letak internal fasilitas penjara di Inggris juga sengaja disembunyikan dari peta yang dapat diakses publik. Praktik penyensoran semacam ini dihentikan setelah kemajuan dalam teknologi citra satelit memungkinkan pemantauan yang lebih akurat terhadap lokasi-lokasi tersebut.[16]

Ketinggian palsu

Salah satu cara penyensoran peta adalah dengan mencantumkan ketinggian palsu. Informasi ketinggian penting untuk memprediksi banjir, pada Perang Dunia I, banyak dari tentara Jerman tewas di Belgia setelah kamp mereka diterjang banjir, meskipun peta yang digunakan militer Jerman menunjukkan lokasi kamp tersebut tidak rawan banjir.[17]

Lihat juga

  • Sensor internet
  • Agresi kartografi
  • Generalisasi kartografi
  • Propaganda kartografi
  • Jalan kertas
  • Pulau Hantu
  • pemukiman hantu
  • Pembatasan data geografis di Tiongkok
  • Gambar peta satelit dengan data yang hilang atau tidak jelas

Referensi

  1. ^ "Why large swathes of countries are censored on Google Maps". ABC News (dalam bahasa Inggris). 2019-02-21. Diakses tanggal 2024-12-20. 
  2. ^ Jones, Derek (2001-12-01). Censorship: A World Encyclopedia (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-136-79864-1. 
  3. ^ "What is Google's ranking of censored places on Google Maps and what kind of places are they?". densitydesign.github.iohttp (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-20. 
  4. ^ Harley, J.B. (2001). The New Nature of Maps: Essays in the History of Cartography. Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 160. ISBN 9780801870903. 
  5. ^ Monmonier, Mark (2018). How to Lie with Maps (edisi ke-third). University of Chicago Press. hlm. 123. ISBN 9780226435923. 
  6. ^ Cameron-Ash, M. (2018). Lying for the Admiralty: Captain Cook's Endeavour Voyage. Sydney: Rosenberg. hlm. 98–102. ISBN 978-0-6480-4396-6. 
  7. ^ Cull, Nicholas J. (1995). Selling War: the British propaganda campaign against American "neutrality" in World War II . Oxford University Press. hlm. 170–172. ISBN 0195085663. 
  8. ^ "Discover the Age of Exploration". ThoughtCo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-20. 
  9. ^ Unverhau, Dagmar (2006). State Security and Mapping in the GDR: Map Falsification as a Consequence of Excessive Secrecy? : Lectures to the Conference of the BStU from 8th-9th March 2001 in Berlin (dalam bahasa Inggris). LIT. ISBN 978-3-8258-9039-1. 
  10. ^ Koeman; Schilder; van Egmond; van der Krogt (2007). "Commercial Cartography and Map Production in the Low Countries, 1500–ca. 1672". Dalam Woodward, D. The History of Cartography. 3. University of Chicago Press. hlm. 1350–1351. 
  11. ^ Bedini, Silvio A., ed. (1992). The Christopher Columbus Encyclopedia, vol.1. New York: Simon and Schuster. hlm. 452–453. ISBN 9780131426627. 
  12. ^ Van Duzer, Chet (2018). Hendrius Martellus's World Map at Yale (c.1491). Switzerland: Springer International Publishing. ISBN 9783319768397. 
  13. ^ Urness, Carol (2016-06-01). Haycox, Stephen W.; Barnett, James K.; Liburd, Caedmon, ed. Russian Mapping of the North Pacific to 1792 (dalam bahasa Inggris). University of Washington Press. hlm. 132–146. doi:10.1515/9780295806853-012/pdf?licensetype=restricted&srsltid=afmboorjufhzl7bc_gsyoznjik-8z6v9pdjy1d2lhblpk8f_ubvovkxn. ISBN 978-0-295-80685-3. 
  14. ^ Skelton, R.A. (1954). "Captain James Cook as a Hydrographer". Mariner's Mirror. 40: 115. 
  15. ^ Cameron-Ash, M. (2018). Lying for the Admiralty:Captain Cook's Endeavour Voyage. Sydney: Rosenberg Publishing. ISBN 9780648043966. 
  16. ^ "Ordnance Survey | Great Britain's national mapping service". Ordnance Survey (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-20. 
  17. ^ The European War. The Belgians Explode their Own Dams and Defeat of German Units near Mechelen (dalam bahasa russian), 1914-01-01, diakses tanggal 2024-12-20 

Sumber

  • Neocleous, Mark (2003). "The violence of cartography". Imagining the state. McGraw-Hill International. ISBN 978-0-335-20351-2. 
  • Harley, John Brian (1988a). "Silences and Secrecy: The Hidden Agenda of Cartography in Early Modern Europe". Imago Mundi. 40: 57–76. doi:10.1080/03085698808592639. JSTOR 1151014. 
  • Harley, John Brian (1988b). "Maps, Knowledge, and Power". Dalam Cosgrove, Denis; Daniels, Stephens. Iconography of Landscape: Essays on the Symbolic Representation, Design, and Use of Past Environments. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-38915-0.