Mitos Eropa

Revisi sejak 20 Desember 2024 13.50 oleh Alicya- (bicara | kontrib) (Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Euromyth")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Mitos euro atau Euromyth adalah istilah yang digunakan untuk menyebut cerita yang dilebihkan atau dibuat-buat mengenai Uni Eropa (UE) dan kebijakan atau aktivitas lembaganya, seperti aturan UE yang dianggap tidak masuk akal. Cerita ini bertujuan untuk menciptakan kesan negatif tentang UE dengan mengklaim adanya kebijakan yang absurd atau membingungkan. Mitos yang muncul kemudian menyebar di media dan masyarakat, meskipun sering kali hal tersebut tidak benar.[1]

Sebaliknya, istilah ini juga digunakan oleh para Euroskeptik (orang yang skeptis terhadap integrasi Eropa) untuk menyebut klaim yang dianggap menyesatkan atau dilebih-lebihkan yang dikeluarkan oleh Komisi Eropa. Beberapa pihak berpendapat bahwa istilah mitos eropa sering kali diterapkan secara salah pada cerita yang sebenarnya benar.[2] [3]

Perdebatan mengenai kebenaran klaim tertentu terus berlanjut setelah cerita tersebut pertama kali muncul.[4] Beberapa mitos eropa dapat muncul ketika tindakan organisasi Eropa lain, seperti Dewan Eropa, secara keliru dikaitkan dengan Uni Eropa. [5]


Pada tahun 2000, pemerintah Inggris mengumumkan kebijakan untuk secara publik membantah mitos-mitos ini dan menuduh jurnalis gagal menjalankan tugas mereka untuk memberikan informasi yang akurat. Tuduhan mengenai pelaporan yang terdistorsi atau tidak jujur sering kali ditujukan kepada media konservatif dan Euroskeptik di Inggris.[6] Cerita-cerita ini sering menggambarkan birokrasi Uni Eropa yang membuat aturan-aturan yang bertentangan dengan akal sehat.[7] Beberapa contoh terkenal dari mitos eropa termasuk cerita tentang larangan pada pai daging cincang, keripik cocktail udang, pisang yang melengkung, dan kacang polong yang lembek. Cerita lain yang terkenal adalah tentang kedai ikan dan keripik di Inggris yang akan dipaksa untuk menggunakan nama Latin untuk ikan mereka[7] atau tentang larangan bus bertingkat ganda di Inggris.[8][9]


Dalam beberapa kasus, cerita Euromyth dapat ditelusuri hingga ke upaya yang disengaja oleh para pelobi untuk mempengaruhi kebijakan Uni Eropa, seperti kebijakan tarif bea cukai untuk produk tertentu.[10] [11] Para pejabat Uni Eropa juga mengklaim bahwa banyak cerita semacam itu muncul karena informasi yang tidak jelas atau salah paham mengenai kebijakan yang rumit. [12] Kadang-kadang, cerita-cerita ini dapat berawal dari kesalahan kecil yang kemudian dibesar-besarkan untuk memberikan kesan bahwa cerita tersebut sepenuhnya fiktif.[13]

Contoh

sunting

Sosis Inggris sebagai "Emulsified High Fat Offal Tube" (Tabung Lemak Organ Dalam Emulsifikasi Tinggi)

sunting

ada tahun 1984, dalam acara televisi satir Yes Minister, ada plot cerita yang menunjukkan bahwa Komisi Eropa akan mewajibkan perubahan nama sosis Inggris menjadi emulsified high fat offal tube karena sosis tersebut tidak mengandung cukup daging.[14] Meskipun ini adalah cerita fiksi yang dibuat untuk humor, cerita ini sering disebut sebagai contoh dari Euromyth.

Larangan Pisang Melengkung

sunting

Salah satu Euromyth yang paling terkenal adalah klaim tentang larangan pada pisang melengkung.[15][16][17][18] Beberapa tahun yang lalu, diberitakan bahwa UE melarang pisang yang melengkung karena dianggap tidak memenuhi standar bentuk.[19] [20] Bersamaan dengan masalah kualitas dan standar yang dapat diterima lainnya, peraturan ini menentukan dimensi minimum dan menyatakan bahwa pisang harus bebas dari deformasi atau kelengkungan abnormal. [21] Ketentuan mengenai bentuk berlaku sepenuhnya hanya pada pisang yang dijual sebagai kelas Ekstra ; cacat kecil pada bentuk (tetapi bukan ukuran) diizinkan pada pisang Kelas I dan Kelas II . Usulan yang melarang pisang lurus dan buah-buahan cacat lainnya diajukan ke Parlemen Eropa pada tahun 2008 namun ditolak. [22]

Pada 29 Juli 2008, Komisi Eropa mengadakan pemungutan suara pendahuluan untuk mencabut beberapa peraturan yang berkaitan dengan buah dan sayuran, meskipun pisang tidak termasuk dalam peraturan yang akan diubah. Dalam siaran persnya, Komisi Eropa menyatakan bahwa, di tengah harga yang tinggi dan permintaan yang semakin meningkat, tidak masuk akal untuk membuang atau menghancurkan produk-produk tersebut. Mereka juga menegaskan bahwa mengatur hal-hal semacam itu bukanlah tugas Uni Eropa, dan lebih baik jika hal tersebut diserahkan kepada para pelaku pasar.[23] Namun, beberapa sumber dari kalangan Euroskeptik menanggapi pernyataan ini dengan mengklaim bahwa hal itu merupakan pengakuan terselubung bahwa peraturan yang lama memang melarang buah dan sayuran yang berukuran kecil atau memiliki bentuk yang tidak sesuai.[24][25]


Pada 25 Maret 2010, sebuah artikel yang diterbitkan oleh BBC melaporkan bahwa Uni Eropa memiliki peraturan standardisasi bentuk yang berlaku untuk sejumlah produk, termasuk apel, buah jeruk, kiwi, selada, persik, nektarin, pir, stroberi, paprika manis, anggur meja, dan tomat. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa pada November 2008, standar pemasaran untuk 26 jenis produk telah dibatalkan setelah diketahui bahwa sekitar seperlima dari produk-produk tersebut ditolak oleh toko-toko di seluruh Uni Eropa karena tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.[22]

Referensi

sunting
  1. ^ Stanyer, James (2007). Modern Political Communication: Mediated Politics in Uncertain Times (edisi ke-revised). Polity. ISBN 978-0-7456-2797-7. The right-wing press regularly ridicules the EU for constructing silly and petty rules. One of the most popular forms of reporting EU matters is the so-called Euro-myth. These are exaggerated stories or even inventions about the activities of EU bodies, or EU directives which defy "common sense", such as the banning of mince pies, curved bananas, busty barmaids, soya milk, mushy peas, vitamin supplements – to name a few of the numerous examples ...  "Guide to the best euromyths". BBC News. BBC. 23 March 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 April 2010. Diakses tanggal 14 May 2016. The British public loves a euro-furore - a story about changes to our traditional way of doing things, usually dreamt up by "barmy Brussels bureaucrats" or "meddling eurocrats". 
  2. ^ Leach, Rodney (2000). Europe: A Concise Encyclopedia of the European Union from Aachen to Zollverein (edisi ke-3rd). Profile Books. ISBN 1861972806. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 June 2009. 
  3. ^ Crowley, Patrick M. (25 July 2002). Before and Beyond EMU: Historical Lessons and Future Prospects (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781134458059. 
  4. ^ Daniel Hannan (12 November 2008). "Bent bananas not a Euromyth after all". The Daily Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2010. Diakses tanggal 2009-09-27. Hang on: I thought it was all meant to be a scare story. Whenever Euro-enthusiasts found themselves losing an argument, they would say, "You're making all this up: it's a tabloid Euro-myth, like bent bananas". [...] Yet it now turns out that, by the EU's own admission, there were rules specifying the maximum permitted curvature of bananas. 
  5. ^ BBC (23 March 2007). "Guide to the best euromyths". BBC News Channel. Diakses tanggal 2009-04-09. In 2002 the press reported a threat to certain breeds of the Queen's favourite dog from "a controversial EU convention". The story turned on one key mistake. A European Convention for the Protection of Pet Animals does exist, and it does condemn the breeding of some varieties of dogs as pets. However, it is a product of the Council of Europe, Europe's main human rights 'watchdog', not of the European Union, or 'Brussels bureaucrats'. .
  6. ^ Gruber, Barbara (24 August 2007). "Euromyths: Brussels bunkum or tabloid trash?". Network Europe. Diarsipkan dari versi asli (Audio) tanggal 28 June 2010. Diakses tanggal 2009-04-27. 
  7. ^ a b The Sun, 5 September 2001, quoted in Cross, Simon (2008). "Hippoglossus hippoglossus and chips: Twice please love? Adventures in the underbelly of Euromyths". Dalam Richard Keeble. Communication Ethics Now. Troubador Publishing Ltd. hlm. 52. ISBN 978-1-906221-04-1. Chippies [i.e. fish and chip shops] could be forced to sell fish by their ancient Latin names—thanks to the craziest European ruling so far. If barmy Brussels bureaucrats get their way, baffled Brits will have to ask for hippoglossus hippoglossus instead of plain halibut. ... Takeaway, restaurants, fishmongers and supermarkets are all set to be BANNED from using names that have been around for centuries 
  8. ^ Cross, Simon (2008). "Hippoglossus hippoglossus and chips: Twice please love? Adventures in the underbelly of Euromyths". Dalam Richard Keeble. Communication Ethics Now. Troubador Publishing Ltd. hlm. 52. ISBN 978-1-906221-04-1. 
  9. ^ quoted in Cross, Simon (2008). "Hippoglossus hippoglossus and chips: Twice please love? Adventures in the underbelly of Euromyths". Dalam Richard Keeble. Communication Ethics Now. Troubador Publishing Ltd. hlm. 53. ISBN 978-1-906221-04-1. 
  10. ^ Cross, Simon (2008). "Hippoglossus hippoglossus and chips: Twice please love? Adventures in the underbelly of Euromyths". Dalam Richard Keeble. Communication Ethics Now. Troubador Publishing Ltd. hlm. 56. ISBN 978-1-906221-04-1. In January 2002 a spate of stories appeared in the UK press that briefly cast light on how Euromyths are manufactured and for what sort of purrpose... Close inspection... revealed the source of the story... to be a well-known sauce manufacturer that had retained a commercial lobby group with a remit to find a way round EU rules.... 
  11. ^ Osborn, Andrew (11 January 2002). "Why journalists protect their sauces". The Guardian. London. Diakses tanggal 2009-04-11. It all began, I am reliably informed, in the boardroom of a well known sauce manufacturer which must remain nameless. [...] Such firms do not understandably like to be seen manipulating or greasing the wheels of power for their own ends, so the company in question retained a lobbying firm which must also remain nameless. 
  12. ^ "Euromyths: Fact and fiction". CNN. 8 June 2004. Diakses tanggal 2009-04-27. 
  13. ^ Cross, Simon (2008). "Hippoglossus hippoglossus and chips: Twice please love? Adventures in the underbelly of Euromyths". Dalam Richard Keeble. Communication Ethics Now. Troubador Publishing Ltd. hlm. 56. ISBN 978-1-906221-04-1. However, a senior EU spokesman put his own particular spin on the issue by pointing out one minor journalistic error in The Times' coverage as evidence that UK news reports were entirely fabricated. 
  14. ^ "Guide to the best euromyths". BBC News. 23 March 2007. 
  15. ^ "Straight bananas and tea-bag consultations". The Economist. 24 August 2007. Some are entirely invented for excitable journalists—'Mumbai mix'—while others are tenuously connected to facts, such as the most famous Euromyth of them all, straight bananas. 
  16. ^ "Euromyths: Fact and fiction". CNN. 8 June 2004. Mother of all euromyths: Bananas must not be excessively curved ... 'Some wise cracker asked: "What does this mean for the curvature of bananas?"' recalled one EU official. The question stuck and a myth was born. 
  17. ^ "Guide to the best euromyths". BBC. 23 March 2007. 
  18. ^ "Euromyths – time to set the record straight". European Commission. 23 August 2007. 
  19. ^ Andrew Duff. "Food, drink and straight bananas". Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 May 2009. Diakses tanggal 2009-09-22. 
  20. ^ Commission of the European Communities (16 September 1994). "COMMISSION REGULATION (EC) No 2257/94 of 16 September 1994 laying down quality standards for bananas". Diakses tanggal 2009-09-22. 
  21. ^ "Consolidated text of regulation (as amended)". 
  22. ^ a b BBC (25 March 2010). "Attempt at EU-wide 'wonky fruit and veg' ban fails". BBC News.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "auto" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  23. ^ European Commission. "Outcome of Commission meeting of 23 July 2008". Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 August 2008. Diakses tanggal 2009-10-06. European Union Member States yesterday held a preliminary vote on Commission proposals to repeal specific marketing standards for 26 types of fruit and vegetables. While not binding, the vote gives a strong indication that these standards will be repealed when the formal vote is taken later in the year. The Member States did not reach a qualified majority either for or against the proposal. If, after allowing time for appropriate scrutiny by our trading partners, this vote were repeated later in the year, the rules would be repealed under the Commission's responsibility. The Commission's initiative to get rid of these standards followed a declaration made last year during the reform of the Common Market Organisation for fruit and vegetables. It is a major element in the Commission's ongoing efforts to streamline and simplify the rules and cut red tape. The proposal would also allow Member States to exempt fruit and vegetables from specific marketing standards if they are sold with a label 'products intended for processing' or equivalent wording. Such products could be either misshapen or under-sized and could for example be used by consumers for cooking or salads etc. In this era of high prices and growing demand, it makes no sense to throw these products away or destroy them. 'This is a concrete example of our drive to cut red tape and I will continue to push until it goes through,' said Mariann Fischer Boel, Commissioner for Agriculture and Rural Development. 'It shouldn't be the EU's job to regulate these things. It is far better to leave it to market operators. It will also cut down on unnecessary waste and benefit consumers.' The proposals would maintain specific marketing standards for 10 products which account for 75 percent of the value of EU trade: apples, citrus fruit, kiwi fruit, lettuces, peaches and nectarines, pears, strawberries, sweet peppers, table grapes, tomatoes. Member States could exempt even these from the standards if they were sold in the shops with an appropriate label. They would abolish specific standards for 26 products: apricots, artichokes, asparagus, aubergines, avocadoes, beans, Brussels sprouts, carrots, cauliflowers, cherries, courgettes, cucumbers, cultivated mushrooms, garlic, hazelnuts in shell, headed cabbage, leeks, melons, onions, peas, plums, ribbed celery, spinach, walnuts in shell, water melons, witloof/chicory, while setting new general minimum standards for the marketing of fruit and vegetables. For practical reasons, all of these changes would be implemented from 1 July 2009. 
  24. ^ Daniel Hannan (12 November 2008). "Bent bananas not a Euromyth after all". The Daily Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 June 2010. Diakses tanggal 2009-09-22. 
  25. ^ "Euromyths: Curved bananas". Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 March 2009. Diakses tanggal 2009-09-23. 

Tautan eksternal

sunting