Soenda

Revisi sejak 21 Desember 2024 08.33 oleh Lengser (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'Pengertian '''Sunda atau Soenda atau Cumda atau Sonda''' dalam berbagai bahasa diantaranya bahasa sansakerta, bahasa kawi, dan bahasa sunda sendiri '''A. Arti “SUNDA” dalam Bahasa Sansakerta''' Menurut Bahasa Sansekerta yang merupakan '''induk bahasa-bahasa Austronesia''', terdapat 6 (enam) arti kata SUNDA, yaitu sebagai berikut: # SUNDA dari akar kata “SUND” artinya bercahaya, terang benderang # SUNDA adalah nama lai...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pengertian Sunda atau Soenda atau Cumda atau Sonda dalam berbagai bahasa diantaranya bahasa sansakerta, bahasa kawi, dan bahasa sunda sendiri

A. Arti “SUNDA” dalam Bahasa Sansakerta

Menurut Bahasa Sansekerta yang merupakan induk bahasa-bahasa Austronesia, terdapat 6 (enam) arti kata SUNDA, yaitu sebagai berikut:

  1. SUNDA dari akar kata “SUND” artinya bercahaya, terang benderang
  2. SUNDA adalah nama lain dari Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam
  3. SUNDA adalah nama Daitya, yaitu satria bertenaga besar dalam cerita Ni Sunda dan Upa Sunda
  4. SUNDA adalah satria wanara yang terampil dalam kisah Ramayana (5) (6)
  5. SUNDA dari kata cuddha artinya yang bermakna putih beresih
  6. SUNDA adalah nama gunung dahulu di sebelah utara kota Bandung sekarang

(Prof.Berg, juga R.P Koesoemadinata, 1959)

B. Arti “SUNDA” dalan Bahasa Kawi Dalam Bahasa Kawi terdapat 4 (empat) makna kata “SUNDA”, yaitu:

  1. SUNDA berati “air”, daerah yang banyak air
  2. SUNDA berarti “tumpukan” bermakna subur
  3. SUNDA berarti “pangkat” bermakna berkualitas
  4. SUNDA berarti ”waspada” bermakna hati-hati

C. Arti kata “SUNDA” dalam Bahasa Sunda

  • SUNDA, dari kata “sonda”, berarti bagus
  • SUNDA, dari kata “sonda”, berarti unggul
  • SUNDA, dari kata “sonda”, berarti senang
  • SUNDA, dari kata “sonda” berarti bahagia
  • SUNDA, dari kata “unda” atau “naik”, bermakna kualaitas hidupnya selalu naik

Orang Sunda juga memiliki beberapa arti tentang kata “SUNDA” itu sendiri, yaitu:

  1. SUNDA, dari kata “saunda”, berarti lumbung, bermakna subur makmur
  2. SUNDA, dari kata “sonda”, berarti sesuai dengan keinginan hati
  3. SUNDA, dari kata “sundara”, berarti lelaki yang tampan
  4. SUNDA, dari kata “sundari”, berarti wanita yang cantik
  5. SUNDA, dari kata “sundara” nama Dewa Kamajaya: penuh rasa cinta kasih
  6. SUNDA berarti indah.
  7. SUNDA berarti indah

Ring of Fire (Sunda – Banda Magmatic Arc) Bentang alam (morfologi) wilayah Banten, Jakarta dan Jabar merupakan bagian dari cincin api (Ring of Fire) yang termasuk dalam jalur magmatik Sunda – Banda (Sunda – Banda Magmatic Arc).

Jalur magmatik ini aktif sejak awal zaman tersier, yaitu kala Eosen dalam kisaran 40 jutaan tahun yang lalu dan menerus sampai saat ini Banten, Jakarta dan Jabar memiliki kondisi geologi yang unik dan rumit. Pada jaman pra tersier Banten, Jakarta dan Jabar merupakan kompleks melange yaitu zone percampuran antara batuan kerak samudra dengan batuan kerak benua.

Terdiri dari batuan metamorf, vulkanik dan batuan beku. Pada zaman kuarter, peristiwa geologi banyak diwarnai oleh aktivitas vulkanisme sehingga pada seluruh permukaan tertutupi oleh satuan produk gunung api.

Daerah Bandung mengalami penyumbatan sungai Citarum oleh lava erupsi Tangkuban Perahu sehingga tergenang oleh air dan terbentuk Danau Bandung.

Potensi geologis Tatar Sunda (Prov Banten, Prov Jakarta dan Prov Jabar) mendukung untuk terdapatnya mineral-mineral bahan galian semenjak zaman purba. Orang di zaman prasejarah di Janten, Jakarta dan Jabar sudah menggunakan emas sebagai perhiasan cincin atau mata kalung. Di situs menhir era prasejarah tak jauh dari tambang emas.

Mulai dari Gunung Pa-da Hyang sampai pada situs batu naga di Karangkancana, Kuningan, Jawa Barat. "Terdapat korelasi yang cukup erat antara situs-situs megalitik dengan daerah yang mengandung Emas. Beberapa situs megalitik hanya berjarak sekitar 2-7 kilometer dari pertambangan emas," (Ali Akbar, arkeolog). Batu kapur, kaolin, lempung, batu krepus, bahan patung (welded tuf), gypsum, dan banyak lagi.

Selain itu batu hias, batu permata, suiseki, batu taman kekayaan yang jadi incaran banyak bangsa. Mineralisasi kaya tersebar luas, maka asosiasi emas terdapat pula di Banten, Jakarta dan Jabar seperti perak, tembaga, timah hitam dan seng. Selain itu mineral logam seperti mangan. Mineral energi seperti batubara terdapat di Banten Selatan dan daerah Jampang.

Mineral industri tersebar hampir di seluruh wilayah. Maka wajarlah Kerajaan tertua di Indonesia adalah Salakanagara berarti "Negeri Perak" didirikan pada 52 Saka. Berdiri pada abad ke-1 masehi di kota yang dikenal dengan logamnya di Pandeglang. Dalam bahasa Sunda Pandeglang etimologinya dari kata "Panday" dan "geulang" artinya pembuat gelang.

Temuan penutup mata emas umumnya berada di kawasan pesisir (Situs Buni, Batujaya, Rengasdengklok di Tatar Sunda). Temuan penutup mata emas pada bekal kubur di lokasi tersebut menyiratkan bagaimana tingginya kebudayaan mereka, bahkan bisa jadi masyarakat pada masa lalu sudah begitu makmur Situs Buni adalah sebuah kawasan yang terletak di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang menjadi tempat penemuan berbagai benda arkeologi yang berasal dari masa sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi. Bahkan Situs Buni diambil kesimpulan sebagai Harta Karun Zaman Neolitikum.

Benda-benda yang ditemukan di situs Buni ini antara lain adalah cincin emas, penutup mata/mulut emas, tembikar anyam, kapak perunggu, periuk, mangkuk berkaki, kendi, tempayan, beliung persegi, jenis artefak logam baik perunggu dan besi, perhiasan seperti manik-manik, bandul jala, topeng, mahkota, gelang kaca/batu dan tulang belulang manusia.

Situs Pasir Angin - Bogor dan Situs Buni menunjukkan adanya kebudayaan yang maju dan berhubungan dengan kebudayaan lain di Asia, Dong Son-Cina, Vietnam dan Mesir Kuno. Buni bukan hanya sekedar sebuah situs kecil, melainkan suatu komplek kebudayaan yang cukup luas. Mencakup sepanjang pantai utara Jawa Barat, di daerah aliran Sungai Cisadane, Ciliwung, Bekasi, Citarum, dan Cipagare. Situs Buni dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok Tanggerang, Kelompok Bekasi dan kelompok Rengasdengklok.

Sejak awal-awal masehi sebelum Tarumanagara berdiri, diketahui wilayah Bogor, Karawang, Bekasi, Jakarta, Tangerang telah berinteraksi dengan pendatang yang kemungkinan besar mereka adalah para pedagang luar negeri (India, Arab. Cina dan Asia Tenggara daratan). Hal ini yang dibuktikan dengan temuan tembikar roulleted ware yang khas dari India.

Bahkan temuan tembikar roulleted ware yang ditemukan di Asian Tenggara, paling banyak ditemukan di situs Batujaya Penutup mata emas dari Batujaya Jejak budaya Buni yang terlacak umumnya berupa komplek kubur yang cukup besar. Kubur dengan bekal kuburnya memberi pesan bahwa leluhur kita adalah masyarakat yang religius.

Candi Balandongan, Batujaya Berbagai artefak logam dan tembikar disertakan pada tokoh yang dikuburkan juga memperlihatkan adanya pelapisan sosial di dalam masyarakat prasejarah di Tatar Sunda. Sehingga ada tokoh yang dimakamkan dengan bekal kubur yang sangat raya (berupa puluhan periuk, manik dan peralatan emas) namun ada juga yang hanya diberi beberapa wadah periuk.

Penutup mata emas juga ditemukan di sektor lempeng – situs Batujaya yang tampaknya merupakan areal penguburan pada masa Buni, karena lebih dari 25 individu telah ditemukan di sektor ini. Penutup mata emas ini ternyata dikenakan oleh seorang anak kecil (balita).

Dari penemuan beragam artefak logam, para arkeolog berkesimpulan. manusia di Bogor - Pasir Angin ribuan tahun silam telah menetap, bercocok tanam, berkebudayaan maju dan berperadaban awal memanfaatkan teknologi tinggi dalam mengolah logam di Nusantara. Berdasarkan radiokarbon yang dihasilkan situs Pasir Angin Bogor berasal dari periode 4370 plus minus 1.190 BP dan termuda 1050 plus minus 160 BP (Soegondo dn Azis, 1988:311).

Sekaligus menyatakan wilayah Bogor dan sekitarnya telah menjadi wilayah strategis dalam perdagangan internasional sejak masa perundagian. Hubungan pelayaran serta perdagangan Cina dan kawasan Nusantara telah terjadi sebelum abad pertama Masehi (Soejono. 1982: 243) Soegondo dan Azis (1988 : 305-324) menemukan data arkeologi berupa hasil logam perunggu di situs Pasir Angin. Yang berbentuk kapak, candrasa, boneka, hiasan/manik manik, bandul kalung (liontin), mangkuk, tempayan dan periuk pola hias jala, tali, tongkat perunggu serta sisa logam lain berupa terak besi.

Masyarakat Pasir Angin sebagai kelompok manusia yang telah memiliki tingkat budaya tinggi. Karena telah memiliki keahlian untuk mengubah, menyebarkan dan menggunakan sumber daya alam khususnya bijih logam besi dan alat-alat dari perunggu bahkan emas. Sementara topeng emas di Pasir Angin adalah untuk bekal kubur. Artefak lainnya dari batu, besi, beliung persegi, ujung tombak, kaca, obsidian dan tanah liat.

Alfred Russel Wallace pada abad 19 masehi menemukan ciri-ciri wilayah biogeografis flora dan fauna Asia dan Australia di kepulauan Indonesia. Sebelumnya Antonio Pigafetta telah mencatat garis tersebut pada tahun 1521 masehi.

Kemudian Garis biogeografis ini diperbaiki oleh Weber. Secara biogeografis, Paparan/lempeng Sunda meliputi Kep. Sunda Besar (P. Sumatra, P. Jawa, P. Kalimantan, P. Madura dan P. Bali) terdapat sebaran jenis mamalia Asia, yaitu kera, gajah, harimau, orang utan di Sumatera/Kalimantan. Juga ikan mas, gurame dan ikan gabus.

Sementara Paparan Sahul disebut Paparan Arafuru membentuk jembatan antara Australia dengan Papua serta Kep. Aru. Terdapat habitat sebaran hewan sejenis marsupial (emu, kasuari) serta ikan air tawar yang sama jenisnya. Garis Wallacea-Weber terletak antara celah Paparan Sahul dan Paparan Sunda.

Silsilah Raja-raja Sunda