Pengguna:Andi Hasbi Jaya/Bak pasir

Revisi sejak 21 Desember 2024 14.15 oleh Andi Hasbi Jaya (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Andi Hasbi Jaya
Andi Hasbi JayaLahir 25 Maret 1982

Andi Hasbi Jaya (lahir di dusun Karang Puang pada tanggal 25 - Maret - 1982, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Selain menekuni aktivitas mengajar di salah satu sekolah yang terdapat di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Ia juga menekuni bisnis Internet sejak 2008 dan sesekali ia menggeluti hobi fotografi. Saat ini tinggal Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Makassar Sulawesi Selatan, Indonesia.

Awal kehidupan

sunting

Masa kecilnya ia habiskan di Kabupaten Bulukumba, menempuh pendidikan SD di SDN 189 Barugae tamat tahun 1996. Kemudian Pendidikan SMP-nya di Kecamatan Bulukumpa, SMPN 1 Tanete tamat tahun 1999. dan melanjutkan Pendidikan SMA selama 3 tahun di SMAN 1 Tanete Bulukumpa. Setamat-nya dari SMA tahun 2022, ia melanjutkan pendidikan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri Makassar, UNM (Universitas Negeri Makassar) jurusan pendidikan Diploma Dua Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (D2) tetapi pada semester 4 ia sempat cuti selama 1 semester karena ia menikah, selang 6 bulan ia menyelesaikan pendidikan-nya tahun 2005 dengan gelar Ahli Muda (A.Ma.)

Karier

sunting

Cinta pendidikan yang luar biasa. Sejak pengangkatannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 1 Februari 2008, Pak Hasbi, begitu ia biasa disapa, telah mengabdikan dirinya di sekolah pelosok yang terletak di lereng Gunung Compo Tellue. Perjalanan menuju sekolahnya bukanlah perkara mudah. Jarak 30 kilometer dari kota Pangkep, yang harus ditempuh dengan kendaraan bermotor, masih harus dilanjutkan dengan perjalanan kaki sejauh 5 kilometer menelusuri medan yang terjal dan berbatu. Itulah realita keseharian seorang pahlawan pendidikan di negeri ini.

SDN 60 Bung bukanlah sekolah dengan fasilitas memadai seperti yang kita temukan di perkotaan. Bangunannya mungkin sederhana, bahkan mungkin terlihat kurang layak jika dibandingkan dengan standar sekolah modern. Perlengkapan belajar mengajar pun mungkin terbatas. Namun, di balik keterbatasan itu, terpancar semangat juang yang luar biasa dari Pak Hasbi dan rekan-rekan guru lainnya. Mereka berjuang untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak di daerah terpencil itu, anak-anak yang mungkin tak memiliki akses mudah terhadap pendidikan berkualitas.

Perjalanan panjang yang ditempuh setiap hari bukanlah sekadar perjalanan fisik. Itu adalah perjalanan semangat, tekad, dan pengorbanan. Bayangkan, betapa melelahkannya perjalanan tersebut, terlebih di musim hujan ketika jalanan menjadi licin dan berbahaya. Namun, lelah itu tak pernah menjadi penghalang baginya untuk hadir di sekolah, untuk menemani anak-anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Ia membuktikan bahwa dedikasi seorang guru tak mengenal batas, bahkan tak mengenal lelah.

Lebih dari sekadar mengajar, Ia juga berperan sebagai sosok inspiratif bagi anak-anak didiknya. Di daerah terpencil seperti Gunung Compo Tellue, peran seorang guru tak hanya terbatas pada transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing, motivator, dan bahkan sebagai orang tua bagi anak-anak yang mungkin berasal dari keluarga kurang mampu. Ia memahami betul kondisi sosial ekonomi anak-anak didiknya. Ia tak jarang membantu mereka dengan segala kemampuan yang dimilikinya, baik berupa bantuan materi maupun dukungan moral.

Kehadiran Hasbi di SDN 60 Bung telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan pendidikan di daerah tersebut. Berkat dedikasinya, angka putus sekolah di sekolah tersebut menurun drastis. Anak-anak yang dulunya enggan bersekolah karena berbagai kendala, kini bersemangat datang ke sekolah. Mereka termotivasi oleh semangat dan keteladanan yang ditunjukkan oleh Pak Hasbi. Pak Hasbi telah menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dapat mengubah nasib seseorang, bahkan di daerah yang paling terpencil sekalipun.

Namun, di balik kisah inspiratif ini, terdapat juga realita pahit yang perlu kita perhatikan. Para guru di pelosok, Ia seringkali menghadapi berbagai tantangan, mulai dari aksesibilitas yang sulit, keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, hingga minimnya dukungan dari berbagai pihak. Mereka bekerja dengan penuh dedikasi.


Selang 3 tahun mengabdikan diri ia melanjutkan pendidikan-nya ke jenjang S1 di UNM (Universitas Negeri Makassar) pada tahun 2011 jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dan wisuda pada tahun 2013. Disela-sela waktu luang pulang dari mengajar ia mengeluti hobi fotografi dan Videografi dan menjalani aktivitas menjadi Konten Kreator pada platform YouTube dan menjadi kontributor pada situs Situs Microstock memasarkan dan menjual hasil karya industri kreatif di internet. berawal dari menggeluti hobi menjadi konten kreator hingga ia dikenal sebagai seorang Youtubers, selain itu ia juga menggeluti hobi sebagai Web Developer, berkat dari itu semua ia sering menerima tawaran untuk menjadi Videografer dan Web Developer.