Makromolekul

Revisi sejak 22 Desember 2024 10.56 oleh Helito (bicara | kontrib) (menambah isi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Makromolekul adalah molekul yang sangat besar. Polimer baik itu alami maupun sintetik adalah makromolekul, misalnya hemoglobin. Beberapa senyawa non-polimer juga ada yang termasuk ke dalam makromolekul, misalnya lipid. Bagaimanapun juga, sistem jaringan atom besar lainnya seperti ikatan kovalen logam tidak dapat dikatakan sebagai makromolekul. Istilah makromolekul ini pertama kali diperkenalkan oleh pemenang hadiah Nobel, Hermann Staudinger sekitar 1920an. Makromolekul terdiri dari hidrogen, karbon, nitrogen, oksigen, belerang, dan fosfor.

Ilustrasi dari makrolekul polipeptida

Definisi

sunting

Istilah makromolekul (dari makro yang berarti besar, dan molekul) diperkenalkan oleh peraih Nobel, Hermann Staudinger pada 1920-an. Namun, dalam publikasi awalnya di bidang ini, ia menyebut zat-zat ini sebagai “senyawa molekul tinggi,” yang didefinisikan sebagai memiliki lebih dari 1.000 atom. Pada saat itu, istilah polimer, yang pertama kali diciptakan oleh Berzelius pada 1832, memiliki arti yang berbeda dengan sekarang. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan suatu jenis isomerisme, seperti hubungan antara benzena dan asetilena, dan tidak secara khusus terkait dengan ukuran molekul.

Penggunaan istilah makromolekul bervariasi di berbagai disiplin ilmu. Dalam biologi, istilah ini secara khusus merujuk pada empat jenis molekul besar yang penting bagi kehidupan: protein, asam nukleat, karbohidrat, dan lipid. Namun, dalam kimia, istilah ini juga dapat menggambarkan agregat dari dua atau lebih molekul yang disatukan oleh gaya antarmolekul, bukan ikatan kovalen, dan yang tidak mudah dipisahkan.

Menurut definisi IUPAC dalam ilmu polimer, istilah makromolekul mengacu secara khusus pada molekul tunggal. Sebagai contoh, molekul polimer tunggal secara tepat disebut sebagai makromolekul atau molekul polimer. Istilah polimer, di sisi lain, mengacu pada zat yang terdiri dari banyak makromolekul, bukan molekul tunggal.

Karena ukurannya yang besar, makromolekul tidak dapat dengan mudah dijelaskan dengan menggunakan stoikiometri saja. Untuk makromolekul sederhana, seperti homopolimer, strukturnya dapat diuraikan dengan menentukan subunit monomer individu dan massa molekul total. Sebaliknya, biomakromolekul yang lebih kompleks memerlukan deskripsi struktur bertingkat yang terperinci, seperti tingkat hirarki yang digunakan untuk protein (struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener). Dalam bahasa Inggris British, istilah makromolekul sering disebut sebagai polimer tinggi.

Bacaan lebih lanjut

sunting
  • Johari, J.M.C. (2007). Kimia 3 SMA dan MA Untuk Kelas XII. Jakarta: Esis/Erlangga. ISBN 974-734-721-4.  (Indonesia)