Untuk asender sebagai bagian dari tipografi, lihat asender (tipografi).

Sepasang asender, untuk tangan kiri dan kanan (kiri dilengkapi tali)

Asender atau jumar adalah perangkat mekanis yang berfungsi sebagai alat bantu memanjat atau untuk meningkatkan keamanan pendaki dalam melintasi tali tetap (fixed rope) saat tengah bergerak menaiki medan pegunungan yang curam. Dengan bantuan alat ini, pendaki tidak perlu lagi membuat simpul tali untuk mengangkat badan ke atas.

Asender juga dapat digunakan sebagai perangkat pengereman pada sistem angkut tali (rope-hauling system), yang sering digunakan dalam operasi penyelamatan.

Penggunaan

 
Asender digunakan pada sebuah tali di lereng gunung yang curam, memberikan keamanan sekaligus menunjang pendaki untuk bergerak naik.[1] Perhatikan bahwa mereka tidak terikat satu tali bersamaan, melainkan memanjat tanpa bergantung satu sama lain.

Asender biasanya digunakan berpasangan pada satu tali dan menawarkan fungsi serupa dengan simpul geseran (friction knots), tapi lebih cepat, aman dan mudah digunakan.[2] Meski begitu, tetap terdapat risiko yang perlu diperhatikan dari segi berat dan keamanan, karena asender dapat terlepas dari tali (sekalipun telah dikait menggunakan karabiner) atau merobek tali saat kelebihan beban; berbeda dengan simpul geseran yang lebih berisiko tergelincir atau meleleh akibat panas gesekan. Asender mekanik menggunakan mekanisme nok (cam mechanism) yang memungkinkan perangkat meluncur bebas ke arah yang diinginkan, dan memberi cengkeraman kuat saat tali ditarik ke arah sebaliknya. Asender menggunakan mekanisme pengunci untuk mencegahnya terlepas dari tali secara tidak sengaja. Pertama-tama, asender dihubungkan ke rungkup pendakian dengan seutas tali anyaman (webbing) atau sling, kemudian dikaitkan ke tali dan dikunci agar aman.

Asender biasanya digunakan berpasangan sehingga salah satu perangkat dapat digeser ke atas tali sementara perangkat lainnya menahan beban pendaki. Setelah asender yang baru digeser mulai menahan beban pendaki, perangkat tersebut mengunci posisi pendaki pada tali dan membebaskan asender satunya agar dapat dipindahkan ke atas juga. Proses ini diulangi terus-menerus untuk menaiki tali.[2]

Untuk mendaki dengan tali tetap yang terhubung sebagai pengaman (misalnya, tali yang terhubung ke jangkar salju pada lereng curam) hanya satu asender yang digunakan, sementara tangan yang lain dapat digunakan untuk memegang kapak es.

Asender tidak digunakan pada rute pendakian bebas (free climbing), saat pendaki hanya mengandalkan tangan dan kaki pada fitur batu tanpa bantuan perangkat untuk bergerak naik (meskipun perangkat mekanis untuk tujuan perlindungan diperbolehkan). Sebaliknya, perangkat ini digunakan dalam pendakian dengan bantuan alat (aid climbing), yang melibatkan penggunaan alat bantu untuk menaiki tali sekaligus menahan beban pada perlindungan yang mendukung proses pendakian.[3]

Sejarah

 
Asender Jumar (sekitar tahun 1975)

Perangkat pendakian tali mekanis pertama diciptakan oleh Henri Brenot, dan mulai digunakan di Prancis untuk pendakian gunung dan penelusuran gua sejak tahun 1934.[4]

Contoh populer dari asender adalah Jumar, yang dinamai berdasarkan nama penemunya, yaitu Adolph Jüsi dan Walter Marti, serta perusahaan Swiss Jümar Pangit yang mereka dirikan untuk memproduksinya sejak tahun 1958. Jüsi, yang saat itu sedang menjalankan studi seputar elang di bawah Pemerintah Swiss, membutuhkan suatu perangkat sebagai alternatif dari teknik tradisional prusik yang menggunakan simpul geseran untuk memudahkan studinya; Marti kemudian mengembangkan perangkat tersebut untuknya.

Penjelajah gua asal Prancis, Fernand Petzl mengembangkan asender mekanis pada tahun 1968, dan perusahaannya, Petzl terus memproduksi model dengan pegangan dan tanpa pegangan hingga saat ini populer di kalangan pendaki gunung dan penjelajah gua.

Dalam memoar tahun 1978 berjudul Life Is Meeting, John Hunt, pemimpin ekspedisi Inggris ke Gunung Everest pada tahun 1953, menyebut bahwa jumar memungkinkan pendaki "untuk mendaki dengan standar pendakian di pegunungan Alpen, bahkan pada ketinggian yang ekstrem." [5]

Negara lain seperti Amerika Serikat, juga telah memproduksi berbagai jenis asender. Nama lain untuk berbagai gaya ascender khusus mencakup ropeman dan tibloc.[3]

Perbandingan dengan simpul geseran

 
Menggunakan asender untuk melompat ke atas tali tetap.

Saat digunakan dengan benar, asender adalah perangkat yang aman, dapat diandalkan, dan membutuhkan lebih sedikit usaha dan keterampilan dari pendaki dibandingkan metode tradisional dalam menaiki dan menuruni tali menggunakan simpul geseran dan tali pendek (atau sling nilon) yang dikenal sebagai prusik.

Kelemahan utama ascender dibandingkan simpul prusik[6][2]:46–48 meliputi berat, kompleksitas, dan kemungkinan kegagalan akibat terlepas dari tali atau masalah teknis pada perangkat.

Beberapa jenis asender khusus—tetapi tidak semua—mampu menahan beban dinamis (seperti menghentikan jatuh), Sebaliknya, kombinasi simpul geseranatau simpul prusik dapat mengikis selubung sintetis tali pendakian atau sling dan melelehkannya di bawah tekanan ekstrem tersebut.[7]

Referensi

  1. ^ Elliot, Dave (1986). Single rope technique: a training manual. Oldham: Troll Safety Equipment. ISBN 978-0-904405-68-2. 
  2. ^ a b c Ron, Fawcett; Jeff, Lowe; Paul, Nunn; Alan, Rouse (1986). Climbing. Bell & Hyman Ltd. ISBN 0713526203. 
  3. ^ a b Houston, Mark; Cosley, Kathy (2004). Alpine climbing : techniques to take you higher. Seattle, WA: Mountaineers Books. hlm. 86. ISBN 0898867495. OCLC 55672068. 
  4. ^ Chevalier, Pierre Subterranean Climbers Faber & Faber, London, 1951. ISBN 0-914264-14-1
  5. ^ Hunt, John (1978). Life Is Meeting. London: Hodder and Stoughton. hlm. 122. ISBN 0340229632. 
  6. ^ "Self Rescue for Climbers 4 - Prusiking Up a Rope". Diakses tanggal 2018-03-30. 
  7. ^ March, Bill (1983). Modern Rope Techniques in Mountaineering . Cicerone Press. hlm. 38. ISBN 0902363409.