Perang Sumedang–Banten (1627)

Revisi sejak 26 Desember 2024 05.41 oleh Dappitsburgh (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Perang Sumedang–Banten adalah pertempuran yang dipicu karena anak dari Rangga Gempol I yaitu Kartajiwa/Dipati Aria Soeriadiwangsa II mengadu kepada Banten agar mau membantu mengembalikan tahtanya.

Perang Sumedang–Banten (1627)
Tanggal1627
LokasiJawa Barat
Hasil
  • Kemenangan Mataram
Pihak terlibat
Kesultanan Banten
Tokoh dan pemimpin
Sultan Abu al-Mafakhir
Soeradiwangsa II
Kusumadinata IV (POW)[1][2]
Dipati Ukur

Latar belakang

sunting

Mendengar Rangga Gempol I telah dihukum mati. Rangga Gede mengambil-alih dan mempersatukan wilayah titipan dengan wilayah miliknya, berarti Sumedang Larang kembali keluas asalnya, salah satu putra Soeriadiwangsa / Rangga Gempol I yang bernama Kartajiwa menuntut kembali wilayah kekuasaan ayahnya namun tidak ditanggapi, akhirnya ia pergi dan meminta bantuan Sultan Banten.

Intervensi Banten

sunting

Beberapa waktu kemudian terjadilah intervensi Kesultanan Banten akibat pengaruh Rd. Kartajiwa (Soeriadiwangsa 2) putra Dipati Aria Soeriadiwangsa (Rangga Gempol 1) yang ingin memperoleh kembali haknya. beberapa wilayah Sumedang ditaklukan dan dikuasai Banten. Karena dianggap tidak mampu menghadapi serangan Banten akhirnya Rangga Gede dipecat oleh Sultan Agung dan dipenjarakan di Mataram.

Dibawah pimpinan Dipati Ukur

sunting

Setelah Rangga Gede dipenjara Jabatan beliau sebagai Bupati Wadana Prayangan dicopot dan diserahkan kepada Dipati Ukur yang memindahkan pusat pemerintahan ke Daerah Ukur (Bandung sekarang) dengan misi pertama mengusir tentara Kesultanan Bamten dari wilayah Priangan. Setelah berhasil mengusir Banten misi kedua adalah menyerang Batavia.

Referensi

sunting

Sumber

sunting