Ciputra
Netralitas artikel ini dipertanyakan. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Ir. Ciputra (lahir 24 Agustus 1931) adalah seorang insinyur dan pengusaha di Indonesia. Ciputra menghabiskan masa kecil hingga remajanya di sebuah desa terpencil di pojokan Sulawesi Utara. Begitu jauhnya sehingga desa itu sudah nyaris berada di Sulawesi Tengah. Jauh dari Manado, jauh pula dari Palu. Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup. Terutama saat bapaknya ditangkap dan diseret dihadapannya oleh pasukan tak dikenal, dituduh sebagai mata-mata Belanda/ Jepang dan tidak pernah kembali lagi (pada tahun 1944). Ketika remaja sekolah di SMP Frater Donbosco Manado.
Ketika tamat SMA, kira-kira saat dia berusia 17 tahun, dia meninggalkan desanya menuju Jawa, lambang kemajuan saat itu. Dia ingin memasuki perguruan tinggi di Jawa. Maka, masuklah dia ke ITB (Institut Teknologi Bandung). Keputusan Ciputra untuk merantau ke Jawa tersebut merupakan salah satu momentum terpenting dalam hidupnya yang pada akhirnya menjadikan Ciputra orang sukses. Keputusan Ciputra untuk merantau ketika tamat SMA merupakan keputusan yang tepat, karena pada usia tersebut muncul adanya keinginan untuk bebas yang disertai rasa tanggung jawab pada diri individu. Ciputra adalah perantau yang sempurna. Dia mendapatkan kebebasan, tapi juga memunculkan rasa tanggung jawab pada dirinya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya Di ITB, Ciputra mengawali karirnya di Jaya Group, perusahaan daerah milik Pemda DKI. Keberadaan Ciputra di Jaya Group ternyata tidak terpengaruh oleh kondisi politik. Berbagai perubahan politik telah terjadi, namun Ciputra bisa tetap bertahan di Jaya Group. Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi sampai dengan usia 65 tahun dan setelah itu, sampai dengan saat ini, sebagai penasihat bersama Bapak Gubernur Sutiyoso. Di perusahaan DKI tersebut Ciputra bisa bertahan lama karena dua hal,pertama, Ciputra merasa DKI mewakili rakyat Jakarta dan ia senang bisa melakukan sesuatu untuk rakyat. Kedua, Ciputra merasa diberi kebebasan untuk berinovasi di Jaya Group, termasuk dalam pembangunan proyek Ancol. Kemudian bersama dengan Sudono Salim (Liem Soe Liong), Sudwikatmono, Djuhar Sutanto dan Ibrahim Risjad, Ciputra mendirikan Metropolitan Group, yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai. Pada masa itu, Ciputra duduk sebagai direktur utama di Jaya Group dan di Metropolitan Group sebagai presiden komisaris. Akhirnya Ciputra mendirikan grup perusahaan keluarga, Ciputra Group.
Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun dengan prinsip hidup yang kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik. Ciputra selalu berprinsip bahwa jika kita bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi, seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.
Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde reformasi. Dia sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama koleganya maju, dan akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Banyak investor yang memegang surat hutang dan saham perusahaan-perusahaan publik yang dimiliki Ciputra. Ciputra harus gigit jari ketika nilai surat-surat berharga tersebut menjadi tidak berharga sama sekali. Selain itu juga banyak nasabah yang dirugikan ketika Bank Ciputra ditutup oleh Pemerintah karena dianggap tidak layak.
Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian masyarakat apa yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini menitikberatkan pada enterpreneurship. Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa pengusaha.
Referensi
- Jawa Pos, 23-24 Agustus 2006
http://www.indonesia-ottawa.org/economy/Reform_Banks99.htm
- Sinar Harapan, 4 Desember 2007
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0712/04/nus04.html
- Dr. Ir. Ciputra on Kick Andy, 20 October 2008