SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah salah satu sekolah swasta milik persyarikatan Muhammadiyah yang berada di Provinsi D.I. Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta menyebut sekolah ini dengan nama SMA Muhi.
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta | |
---|---|
Informasi | |
Didirikan | 5 September 1949 |
Jenis | Swasta |
Akreditasi | 302046008016 |
Kepala Sekolah | Drs. H. Hery Nugroho, M.Pd |
Jumlah kelas | 36 |
Jurusan atau peminatan | Matematika dan Ilmu Alam (MIA) dan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) |
Rentang kelas | X MIA, X IIS, XI MIA, XI IIS, XII MIA XII IIS |
Kurikulum | MERDEKA |
Alamat | |
Lokasi | Jl. Gotong Royong II, Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo., Yogyakarta, D.I. Yogyakarta, Indonesia |
Tel./Faks. | 0274-563739 / 519533 |
Koordinat | -7.77400898032 , 110.366509274 |
Situs web | http://smumuhi-yog.sch.id |
Afiliasi | Muhammadiyah |
Moto | |
Moto | Muhi Jaya Jaya Jaya |
Sejarah
suntingSejarah berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dilatar belakangi adanya desakan dari siswa-siswa SMP Muhammadiyah yang telah lulus ujian negara. Mereka ingin melanjutkan ke jenjang sekolah menengah yang berbasis Islam Muhammadiyah. Atas desakan tersebut guru-guru Muhammadiyah pimpinan H. AG. Dwidjosoeparto beserta R. Muhammad Mukam Hisjam, Ir. Sugiman, Moelono, Muhammad Aslam dan dibantu mahasiswa-mahasiswa UGM mendirikan SMA Muhammadiyah pada Oktober 1948 menempati Sekolah Rakyat VI Muhammadiyah Yogyakarta (sekarang SD Muhammadiyah Ngupasan) di Jalan Bhayangkara 5 Yogyakarta.
Kegiatan belajar di SR. VI Muhammadiyah Jalan Bhayangkara tersebut hanya berjalan beberapa bulan. Hal itu disebabkan pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan Agresi Militer II kepada Ibu Kota Republik Indonesia kala itu, Yogyakarta. Seperti halnya yang dilakukan anak muda maupun rakyat Indonesia yang lain, guru dan murid SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ikut perang gerilya melawan agresi militer Belanda tersebut.
Setelah Belanda menarik pasukan dari kota Yogyakarta untuk melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB serta hasil Perjanjian Roem-Roijen maka ibu kota Republik Indonesia dikembalikan lagi ke Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Peristiwa itu dikenal dengan nama peristiwa "Yogya Kembali". Para tentara, gerilyawan kembali masuk kota setelah selesainya perang dan kota Yogyakarta kembali aman.
Para siswa kemudian kembali ke bangku sekolah SMA Muhammadiyah yang berlokasi di SR Muhammadiyah IV lagi. Tapi ternyata gedung sekolah tersebut dipakai pemerintah untuk Kantor Kementrian Keuangan RI sampai ibu kota kembali ke Jakarta. Oleh karena itu HM. Mawardi yang waktu itu sebagai pengurus Muhammadiyah bidang pengajaran bersama Dwidjosoeparto mencarikan tempat untuk kegiatan belajar mengajar, yaitu dirumah H. Muhammad Sjarbini di Jalan Kauman 44 Yogyakarta.
Pada tanggal 5 September 1949 siswa SMAMUHI kembali belajar di Jalan Kauman 44 Yogyakarta.[butuh rujukan] Karena itu, tanggal 5 September 1949 ditetapkan sebagai tanggal pendirian SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.[1] Dalam perkembangannya jumlah siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta terus bertambah sehingga tempat belajar di Kauman tidak mampu menampung siswa lagi. Maka kemudian Muhammadiyah menawarkan PKO (Pusat Kesehatan Oemat) di Jl. Notoprajan untuk dijadikan tempat belajar mengajar. Kemudian berturut-turut menempati gedung di Jalan Gendingan sampai tahun 1963, dan selanjutnya menetap di Jalan Kapten Tendean 1B.
Setelah era Revolusi
suntingSejak 1964 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menempati gedung di Jalan Kapten Piere Tendean 1 B Yogyakarta. Kejadian yang sama terulang kembali. Gedung tersebut tak mampu menampung jumlah siswa yang kembali bertambah sehingga perlu tempat baru yang lebih luas untuk kegiatan belajar mengajar. Maka SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta kemudian membeli tanah di Desa Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta pada masa kepemimpinan Bapak Soegiharso.
Pada tahun 1981, Gedung baru di Petinggen telah dibangun 1 unit. Sehingga proses belajar mengajar dilakukan di dua tempat berbeda. Sebagian di kampus baru di desa Petinggen, dan sebagian lainnya menempati kampus lama di Jalan Pierre Tendean 1B sampa tahun 1988. Mulai Tahun Ajaran 1988/1989 semua kegiatan belajar- mengajar telah dipindahkan ke kampus baru di Petinggen.
Era Millennium
suntingPada tahun 2002, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta membuka program akselerasi atau program percepatan belajar. Total jumlah yang dibuka adalah 30 kelas. Dengan jumlah peserta didik pertingkatnya sekitar 350 orang. Kemudian, pada tahun 2006 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta kembali membuka program layanan pendidikan baru berbasis Teknologi Informasi dengan nama kelas ICT-MSN (Information Communication Technologi - Model School Network). Program layanan ini disertai dengan kerja sama negera-negara APEC. Kala itu SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menjalin kerja sama sister school dengan Boonpo Middle School di Korea Selatan.
Pada tahun 2008, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menjadi salah satu sekolah RSMA-BI (Rintisan Sekolah Menengah Atas-Bertaraf Internasional) di Kota Yogyakarta. Dalam perjalanan menuju Sekolah Bertaraf Internasional, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menerapkan pengembangan penggunaan Teknologi Informasi dalam proses belajar mengajar. Bentuk lainnya adalah dengan menerapkan manajemen mutu yang berbasiskan ISO 9001:2008 yang telah resmi disandang SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Kepala Sekolah
suntingKepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta:
- Abdul Ghani Dwidjosoeparto
- H. Werdono Suwardi, S.H. (1959-1969)
- H. Moelono (1969-1970)
- Soegiharso (1970-1984)
- Moh. Kamil Syahri (1985-1990)
- H.M. Kastolani A.M., B.A. (1990-1998)
- Drs. Balok Haryadi (1998-2003)
- Drs. H. Abu Shoim Nur (2003-2006)
- Drs. H. Adi Waluyo, M.Pd (2006-2011)
- Tri Ismu Husnan Purwono, S.H., M.M. (2011-2019)
- Fitri Sari Sukmawati M.Pd. (2019-2020)
- Drs. H. Hery Nugroho, M.Pd (2020-sekarang)
Fasilitas
sunting- Bangunan dengan 32 (tiga puluh dua) ruang kelas
- Laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi
- Laboratorium Bahasa Inggris dan Bahasa Arab
- Laboratorium Komputer 2 (dua) ruangan
- Laboratorium Agama Islam
- Laboratorium IPS dilengkapi dengan Mini Bioskop
- Perpustakaan dengan koleksi 12.000 (dua belas ribu) buku
- Ruang Pelayanan Kesehatan (UKS)
- Ruang Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah atau di sekolah yang tidak berbasis Muhammadiyah dinamakan OSIS
- Ruang Multimedia
- Ruang Fotocopy
- Mini Theater
- Ruang TRRC
- Ruang Batik
- Ruang Pajang Karya Siswa
- Ruang Bimbingan Konseling
- Ruang Ekstrakulikuler Falahi
- Aula dengan Panggung
- Lobby
- Studio Band
- Masjid Untuk Putra dengan Kapasitas 600 (enam ratus) Jama'ah
- Masjid Untuk Putri dengan Kapasitas 400 (empat ratus) Jama'ah
- Ruang Pelayanan Administrasi
- Kantin
- Koperasi Siswa dan Koperasi Guru-Karyawan
- Area Parkir;
- Basement Untuk Siswa Kelas XI dan XII
- Di Sebelah Ruang Batik Untuk Guru dan Karyawan
- Basement Grha As-Sakinah Untuk Guru dan Karyawan.
- Di Depan Kelas Bahasa dan Budaya Untuk Kelas X
- Ma'had As-Sakinah (Asrama Untuk Putra)
- Lapangan
- Gazebo As-Sakinah
- Ruang Komite dan Alumni
- Kolam Terapi Ikan
- Grha As-Sakinah (Gedung Olahraga)
- Muhi Mart
Alumni
suntingBeberapa alumni terkenal yang pernah bersekolah di SMA Muhammadiyah Yogyakarta:
- Ahmad Hanafi Rais (Anggota DPR RI Fraksi PAN, anak Amien Rais)
- Letkol Laut (P) Heri Oktavian, Komandan KRI Nanggala (402)
- Ebiet G. Ade: Penyanyi dan Penulis Lagu
- Emha Ainun Nadjib atau Lebih Dikenal Dengan Nama Cak Nun: Tokoh Intelektual
- Eross Candra: Gitaris Sheila On 7
- Hanum Salsabiela Rais (Anggota DPRD DIY Fraksi PAN, anak Amien Rais)
- Ir. Munichy Bachron Edrees, M. Arch., IAI., Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) periode 2012-2015
- HM. Syukri Fadholi, SH.: Mantan Wakil Wali Kota Yogyakarta
- Lincolin Arsyad: Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM
- M. Busyro Muqoddas: Ketua KPK Ke-3 Masa Jabatan 2010-2011
- Ony Anwar Harsono: Bupati Ngawi (2021-sekarang), Wakil Bupati Ngawi (2010-2020)
- Shalihuddin Djalal Tandjung: Guru Besar Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada serta mantan staf ahli Menteri Negara Lingkungan Hidup.[2]
- Wahdi: Wali Kota Metro 2021-sekarang
Lihat Juga
suntingReferensi
sunting- ^ Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2015). Profil Sekolah/Madarasah/Pondok Pesantren Muhammadiyah Unggulan (Best Practice). Jakarta Pusat: Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. hlm. 123.
- ^ Sosial (Indonesia), Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan (1999). Apa & siapa sejumlah alumni UGM. LP3ES. ISBN 978-979-8391-83-5.