Universitas Syiah Kuala

universitas di Indonesia
Revisi sejak 27 Desember 2024 21.13 oleh 36.68.106.147 (bicara) (Program Studi Jenjang Sarjana (S-1))
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Universitas Syiah Kuala (pelafalan dalam bahasa Indonesia: [ʃɑh][oleh siapa?]) (disingkat USK, sebelumnya Unsyiah)[2] adalah universitas yang berdiri pada 2 September 1961 dan terletak di Banda Aceh, Indonesia. Kampus ini berjarak 8 km ke arah timur Kota Banda Aceh, 22 km dari Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, dan 10 km dari Pelabuhan Malahayati di Krueng Raya.

Universitas Syiah Kuala


 
Peta
 
Peta
Peta
Informasi
MotoInovatif-Mandiri-Terkemuka
JenisPerguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
Didirikan2 September 1961
Lembaga induk
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
RektorProf. Dr. Ir. Marwan, IPU.
Staf akademik
1.630[1]
Jumlah mahasiswa26.010[1]
Alamat
Jalan Teuku Nyak Arief, Kopelma Darussalam
, , ,
KampusUrban
Warna  Hijau laut (jas almamater)
  Kuning (lambang)
Nama julukanUSK
Situs webwww.usk.ac.id
www.unsyiah.ac.id (situs lama)
X: univ_syiahkuala Modifica els identificadors a Wikidata

Saat ini[per kapan?], USK menjadi perguruan tinggi terbaik di Pulau Sumatera[oleh siapa?][butuh rujukan]. USK sebelumnya berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) sudah ditingkatkan statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH)[3][4][5] [per kapan?].

Sejarah

sunting
 
Biro Rektor
 
Academic Activity Center (AAC) Dayan Dawood
 
Masjid Jamik Kampus

Universitas Syiah Kuala merupakan wujud dari keinginan rakyat Aceh untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan tinggi negeri. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh telah menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang terkenal. Para mahasiswa dan staf pengajar berasal dari berbagai penjuru dunia, seperti Kesultanan Turki, Iran, dan India. Syiah Kuala, yang namanya ditabalkan pada perguruan tinggi negeri di Serambi Mekah ini, adalah seorang ulama Nusantara terkemuka yang bernama Tengku Abdur Rauf as-Singkili pada abad XVI, yang terkenal baik di bidang ilmu hukum maupun keagamaan.

Pada tahun 1957, awal Provinsi Aceh terbentuk, para pemimpin pemerintahan Aceh, antara lain oleh Gubernur Ali Hasjmy, Penguasa Perang Letnan Kolonel H. Syamaun Ghaharu dan Mayor T. Hamzah Bendahara serta didukung para penguasa, cendikiawan, ulama, dan para politisi lainnya telah sepakat untuk meletakkan dasar bagi pembangunan pendidikan daerah Aceh.

Tanggal 21 April 1958, Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh (YDKA) dibentuk dengan tujuan mengadakan pembangunan dalam bidang rohani dan jasmani guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat. YDKA pada awalnya dipimpin oleh Bupati M. Husen, Kepala Pemerintahan Umum pada Kantor Gubernur pada waktu itu, yang kemudian dipimpin oleh Gubernur Ali Hasjmy. YDKA menyusun program antara lain:

  • Mendirikan perkampungan pelajar/mahasiswa di ibu kota provinsi dan setiap kota kabupaten dalam wilayah Aceh.
  • Mengusahakan berdirinya satu Universitas untuk daerah Aceh.

Selaras dengan ide tersebut, tanggal 29 Juni 1958, Penguasa Perang Daerah Istimewa Aceh membentuk Komisi Perencana dan Pencipta Kota Pelajar/Mahasiswa. Komisi yang dipandang sebagai saudara kandung YDKA ini mempunyai tugas sebagai komisi pencipta, badan pemikir, dan inspirasi bagi YDKA, sehingga komisi ini dipandang sebagai modal utama pembangunan perkampungan pelajar/mahasiswa.

 
Tugu Darussalam

Komisi pencipta diketuai oleh Gubernur Ali Hasjmy dan Letkol T. Hamzah sebagai wakil ketua. Hasil karyanya yang pertama adalah menciptakan nama Darussalam untuk kota pelajar/mahasiswa, dan Syiah Kuala untuk universitas yang didirikan. Seterusnya berbagai usaha dilakukan oleh YDKA bersama Komisi Pencipta untuk mewujudkan pembangunan Darussalam dan Universitas Syiah Kuala.

Tekad pemerintah dan rakyat Aceh untuk membangun kembali dunia pendidikan Aceh, telah terpatri dengan kukuh di dalam dada, sehingga setahun kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1958 telah dilangsungkan upacara peletakan batu pertama Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam oleh Menteri Agama K.H. Muhammad Ilyas atas nama pemerintah pusat, seminggu kemudian diikuti dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung di Darussalam yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prijono.

Setahun kemudian keinginan dan cita-cita rakyat Aceh untuk memiliki sebuah perguruan tinggi telah menjadi kenyataan. Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam secara resmi dibuka Presiden Soekarno pada tanggal 2 September 1959, diiringi pembukaan selubung Tugu Darussalam dan peresmian pembukaan fakultas pertama dari Universitas Syiah Kuala, yaitu Fakultas Ekonomi. Tanggal 2 September ini selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Daerah Aceh, yang diperingati setiap tahun oleh rakyat Aceh, hari yang mengandung makna kebangkitan kembali pendidikan di daerah ini.

Pada pembukaan dan peresmian Kopelma Darussalam, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Darussalam sebagai pusat pendidikan daerah Aceh adalah lambang iklim damai dan suasana persatuan, hasil kerjasama antara rakyat dan para pemimpin Aceh, serta sebagai modal pembangunan dan kemajuan daerah Aceh khususnya, dan Indonesia umumnya. Sejarah telah membuktikan bahwa tekad bulat telah mewujudkan cita-cita menjadi kenyataan, dan kenyataan ini telah diabadikan dalam guratan pada Tugu Darussalam melalui tulisan tangan seorang pemimpin negara.

Mulai saat itu, semua komponen rakyat Aceh ikut mencurahkan pikiran dan tenaga serta bekerja bahu membahu dalam membangun Darussalam sehingga berdirinya Universitas Syiah Kuala. Polisi, tentara, pegawai, anak sekolah, rakyat di sekitar perkampungan Darussalam, turut serta bergotong royong dengan penuh keikhlasan untuk mendirikan dan menyumbangkan tenaga bagi pembangunan Darussalam, yang dipandang sebagai "Jantung Hati Rakyat Aceh".

Cikal bakal Unsyiah yang dimulai dari Fakultas Ekonomi yang tidak lain adalah bagian dari Universitas Sumatera Utara, dilanjutkan dengan pembentukan Fakultas Kedokteran Hewan dan Ilmu Peternakan pada tahun 1960. Unsyiah, sebagai sebuah universitas secara resmi baru dinyatakan pada tanggal 21 Juni 1961 melalui SK Menteri PTIP No. 11 Tahun 1961 dan pengesahaannya melalui Keputusan Presiden No. 161 tanggal 24 April tahun 1962. Bersamaan dengan SK pembukaan Unsyiah, maka dibuka pula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat.

Pengembangan Unsyiah dilanjutkan dengan pendirian Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, Fakultas MIPA, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Disamping 9 buah Fakultas dengan jenjang strata 1 tersebut, hingga saat ini Unsyiah telah memiliki program profesi untuk dokter dan dokter hewan, program diploma 3 (D-2I)Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, program diploma 2 (D-2 PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, program S-1 Ekstensi Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian, serta kelas paralel S-1 FKIP.

Selain itu, Universitas Syiah Kuala juga telah membuka program Pasca Sarjana (PPs) Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), Magister Manajemen (MM), Konservasi Sumber Daya Lahan (KSDL), Manajemen Pendidikan (MP), Magister Ilmu Kebencanaan (MIK) dan Magister Teknik (MT). Pada tahun ajaran 1998/1999, Universitas Syiah Kuala telah menerima mahasiswa baru untuk Program Doktor (S-3) dalam bidang ilmu ekonomi.

Atribut identitas

sunting

Lambang

sunting

USK mempunyai lambang resmi dalam bentuk Bungong Seuleupok (bunga teratai) yang sedang mekar. Bungong Seuleupok tersebut berwarna kuning emas yang terdiri dari lima lembar mahkota bunga yang ujung-ujungnya membentuk segi lima sama sisi dan di antara lembar-lembar mahkota bunga tersebut terdapat sehelai kelopak bunga. Di dalam lambang tersebut terdapat gambar Tugu Kopelma Darussalam yang berwarna putih dan tulisan Universitas Syiah Kuala yang berwarna hitam dalam bentuk kubah. Tulisan nama universitas tersebut berada di dalam lambang.

Lembar Mahkota
Lima lembar mahkota Bungong Seuleupok melambangkan Pancasila sebagai falsafah dan asas negara Republik Indonesia sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Bungong Seuleupok
Bungong Seuleupok dengan mahkota terkembang melambangkan kemurnian, semangat serta keinginan kuat untuk bersatu dan bekerja sama.
Tugu
Tugu Kopelma Darussalam melambangkan kemerdekaan, perdamaian, persatuan, dan kesatuan bangsa.
Kubah
Kubah melambangkan asas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Struktur organisasi

sunting

Organisasi dan tatalaksana USK, diatur berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0200/O/1995. Selain daripada itu telah ditetapkan pula Statuta Unsyiah berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0426/O/1992, sebagai pedoman dasar dan acuan untuk penyelenggaraan pengembangan program, penyelenggaraan kegiatan fungsional dan sebagai rujukan untuk berbagai pengembangan dan prosedur operasional.

USK dipimpin oleh Rektor yang bertanggung jawab kepada Menteri Pendidikan Nasional. Pimpinan Universitas, yaitu Rektor dan keempat Pembantu Rektor, didampingi oleh Senat Universitas dan Dewan Penyantun. Di bawah Universitas terdapat unsur pelaksana akademik (Fakultas, Program Studi Pascasarjana dan Doktor, Serta lembaga), unsur pelaksana administratif (biro-biro), dan unsur penunjang yang berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT). Disamping itu terdapat pula beberapa unit organisasi non-struktural dan unsur pelengkap.

Rektor

sunting
  1. Kolonel M. Jasin (Pejabat Presiden, 1961–1963),
  2. Drs. Marzuki Nyakman (Ketua Presideum, 1963–1965),
  3. Prof. Dr. A. Madjid Ibrahim (1965–1973),
  4. Prof. Dr. Ibrahim Hasan, M.B.A. (1973–1983),
  5. Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (1983–1991),
  6. Prof. Dr. M. Ali Basyah Amin, M.A. (1991–1995),
  7. Prof. Dr. Dayan Dawood, M.A. (1995—2001),
  8. Prof. Dr. Ir. Abdi A. Wahab, M.Sc. (2001–2006),
  9. Prof. Dr. Darni M. Daud, M.A. (2006— 2012),
  10. Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, IPU. (2012—2022)
  11. Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU. (2022-2027)

Akademik

sunting

Akreditasi

sunting

Institusi

sunting

Universitas Syiah Kuala memperoleh akreditasi institusi dengan peringkat A (Amat Baik) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) tersebut diperoleh sejak tahun 2015 sampai dengan saat ini. Penilaian akreditasi meliputi 15 indikator meliputi kepemimpinan, kemahasiswaan, sumber daya manusia, kurikulum, prasarana dan sarana, pendanaan, tata pamong, sistem pengelolaan, sistem pembelajaran, suasana akademik, sistem informasi, sistem jaminan mutu, lulusan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta program studi.

Program Studi

sunting
 
Fakultas Ekonomi
 
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 
Fakultas Teknik
 
Fakultas MIPA
 
Fakultas Kedokteran
Program Studi Jenjang Diploma Tiga (D-3)
sunting
Fakultas Program Studi Akreditasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi B
Manajemen Perusahaan B
Pemasaran B
Sekretari B
Keuangan dan Perbankan A
Perpajakan A
Fakultas Kedokteran Hewan Kesehatan Hewan A
Fakultas Teknik Teknik Kimia B
Teknik Sipil C
Teknik Listrik B
Teknik Mesin B
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Manajemen Informatika A
Teknik Elektronika B
Fakultas Pertanian Budidaya Peternakan C
Manajemen Agribisnis B
Program Studi Jenjang Sarjana (S-1)
sunting
Fakultas Program Studi Akreditasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Unggul
Manajemen Unggul
Ekonomi Pembangunan Unggul
Ekonomi Islam Unggul
Fakultas Kedokteran Hewan Pendidikan Dokter Hewan Unggul
Fakultas Hukum Ilmu Hukum Unggul
Fakultas Teknik Teknik Sipil Unggul
Teknik Elektro Unggul
Teknik Mesin A
Teknik Kimia Unggul
Arsitektur A
Teknik Geofisika Unggul
Teknik Industri B
Teknik Komputer Unggul
Teknik Perencanaan Wilayah & Kota B
Teknik Pertambangan B
Teknik Geologi B
Fakultas Kedokteran Pendidikan Dokter Unggul
Psikologi A
Fakultas Kedokteran Gigi Pendidikan Dokter Gigi Unggul
Fakultas Keperawatan Ilmu Keperawatan A
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Matematika Unggul
Fisika A
Kimia Unggul
Biologi Unggul
Informatika A
Farmasi Unggul
Statistika B
Fakultas Pertanian Agribisnis A
Agroteknologi Unggul
Teknik Pertanian A
Peternakan Unggul
Proteksi Tanaman A
Ilmu Tanah A
Teknologi Hasil Pertanian A
Kehutanan B
Fakultas Kelautan dan Perikanan Ilmu Kelautan A
Budidaya Perairan B
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan B
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Ilmu Politik B
Ilmu Komunikasi B
Sosiologi B
Ilmu Pemerintahan B
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Pendidikan Fisika Unggul
Pendidikan Kimia Unggul
Pendidikan Biologi Unggul
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Unggul
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Unggul
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Unggul
Pendidikan Sejarah Unggul
Pendidikan Ekonomi Unggul
Pendidikan Geografi Unggul
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unggul
Pendidikan Bahasa Inggris B
Pendidikan Matematika B
Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik Unggul
Bimbingan dan Konseling B
Pendidikan Guru Sekolah Dasar B
Pendidikan Anak Usia Dini B
Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Manajemen (Gayo Lues) B
Agroteknologi (Gayo Lues) B
Pendidikan Biologi (Gayo Lues) B
Kehutanan (Gayo Lues) C

Perpustakaan

sunting

Perpustakaan USK Berdiri sejak tahun 1970, dengan menempati gedung di Fakultas Ekonomi, berstatus sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) pada tahun 1980.Tahun 1994 memiliki gedung sendiri dengan luas 6000 m2 (terdiri dari 3 lantai) yang berdekatan dengan gedung rektorat USK. Memperoleh akreditasi A dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berdasarkan evaluasi Lembaga Akreditasi Perpustakaan. Sertifikat ISO 9001 : 2008, 9001 : 2015, 20000-1, 27000-1, SNI Award (Perunggu 2019, 2021) ISO 20000-1 : 2018.

Kepala

  1. Prof. Dr. Bahrein T. Sugihen (1970 - 1978)
  2. Dra. JangJayahdi, MA (1978 - 1989)
  3. Drs. Wamad Abdullah, MA (1989 -1992)
  4. Prof. Drh. Dhamrin Lubis, MVSc (1992 - 1997)
  5. Prof. Dr. Soyan A.Gani, MA (1997 - 2000)
  6. Prof. Dr. Sanusi Bintang, SH., LLM (2000 - 2009)
  7. Dra. Zunaimar ( 2009 - 2012)
  8. Dr. Taufiq Abdul Gani, S. Kom.,M.Eng, Sc (2012 -2019)
  9. Dr.-Ing. Rudi Kurniawan, ST.,MSc (2019-2023)
  10. Dr. Ismul Huda, M.Si (2023 - Sekarang)

Lembaga Riset

sunting
  1. Atsiri Research Center (ARC)
  2. Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC)

Peringkat

sunting

Peringkat Web Universitas Dunia

sunting

Peringkat Universitas Syiah Kuala dengan universitas lain di seluruh dunia berdasarkan publikasi internasional.

Publikasi 2016 2017 2018
Jan Jul Jan Jul Jan Jul
Webometrics Ranking of World Universities[6] 2157
(#10)
1976
(#10)
2272
(#12)
2535
(#11)
1825
(#5)
1743
(#9)

Keterangan: tanda kurung adalah peringkat USK dengan perguruan tinggi lain di Indonesia dalam publikasi peringkat tersebut.

Kontroversi nama "Syiah"

sunting

Universitas Syiah Kuala atau USK merupakan perguruan tinggi negeri umum layaknya PTN lainnya di Indonesia yang menerima seluruh mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing dari berbagai kalangan, latar belakang agama, dan suku bangsa. USK menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar kokoh untuk menjaga segala bentuk keragaman dan Kebhinnekaan seluruh sivitas akademika.

Syiah Kuala adalah nama yang ditabalkan (nama panggilan) bagi seorang ulama yang bernama Abdurauf as-Singkili dan nama ini dipilih atas dasar keinginan masyarakat mengenang ulama tersebut serta semangat rakyat mendirikan perguruan tinggi negeri pertama di Aceh untuk seluruh kalangan anak muda di Indonesia. Teuku Abdullah Sulaiman, seorang ahli sejarah USK berpendapat, kosakata "Syiah" sudah sering dipakai pada masa Kerajaan Aceh. Sayangnya, kata tersebut tak lagi populer di zaman modern ini. Kata "Syiah" bukan merujuk pada Islam Syiah, melainkan kata yang disadur dari bahasa Arab, yaitu syekh. Jadi, tugas seluruh keluarga besar USK-lah untuk memopulerkan istilah itu[7]. Setelah USK berdiri, kasus keterkaitan antara USK dengan aliran Syiah baru mencuat sekarang karena Syiah tengah diributkan oleh segelintir oknum yang tidak bertanggungjawab. Hal tersebut bisa semakin berbahaya karena mengancam toleransi antar umat beragama jika pemimpin universitas tidak mengambil keputusan tegas. Untuk itu, tambahnya, harus ada fatwa yang tegas dari pemimpin universitas bahwa USK bukanlah kampus yang beraliran Syiah.[7]

Pada tanggal 1 Januari 2021, melalui Surat Rektor Universitas Syiah Kuala Nomor B/6317/UN11/0T.00.00/2020 tentang Penyelarasan Penulisan dan Penyebutan Singkatan Unsyiah, Unsyiah resmi mengubah akronim namanya menjadi USK untuk meluruskan kontroversi tersebut.[8]

Alumni penting

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Forlap Dikti". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-02-02. Diakses tanggal 2017-01-31. 
  2. ^ "Sebutan Universitas Syiah Kuala Diganti USK". unsyiah.ac.id. Diakses tanggal 10 Januari 2021. 
  3. ^ Bakri. "USK Jadi Perguruan Tinggi Terbaik di Sumatera". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-04-08. 
  4. ^ "Keren, USK Perguruan Tinggi Terbaik Di Sumatera". Diakses tanggal 2021-04-08. 
  5. ^ Bakri. "USK Kini Berstatus PTN-BH". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-11-10. 
  6. ^ "Peringkat Webometric Indonesia". 
  7. ^ a b "Diskusi Publik; Haruskah Unsyiah Berganti Nama? | Universitas Syiah Kuala". unsyiah.ac.id. Diakses tanggal 2022-09-13. 
  8. ^ "Setelah 59 Tahun, Sebutan Unsyiah Berganti dengan USK". Serambinews.com. Diakses tanggal 2024-05-28. 

Pranala luar

sunting