Husen Wangsaatmadja

tokoh militer dan politikus Indonesia
Revisi sejak 28 Desember 2024 13.26 oleh Medelam (bicara | kontrib) (mulai)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Husen Wangsaatmadja (28 Agustus 1926 – 14 Februari 1988) adalah seorang perwira militer dan politikus Indonesia yang menjabat sebagai Wali Kota Bandung sejak tahun 1978 hingga 1983 dan Bupati Tasikmalaya dari tahun 1966 hingga 1974. Sebelumnya, ia bertugas dalam Angkatan Darat dan mencapai pangkat kolonel.

Husen Wangsaatmadja
Potret resmi
Wali Kota Bandung
Masa jabatan
18 Oktober 1978 – Oktober 1983
Sebelum
Pendahulu
Utju Djoenadi
Pengganti
Ateng Wahyudi
Sebelum
Bupati Kabupaten Tasikmalaya
Masa jabatan
Februari 1966 – Februari 1974
Sebelum
Pendahulu
Memed Supartadiredja
Pengganti
Kartiwa Suriasaputra
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1926-08-28)28 Agustus 1926
Meninggal14 Februari 1988(1988-02-14) (umur 61)
AnakSetiawan Wangsaatmaja
Karier militer
Dinas/cabangTentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
PangkatKolonel
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Karier militer

Husen bertugas dalam Angkatan Darat pada masa Revolusi Nasional Indonesia sebagai instruktur militer.[1] Ia juga pernah memimpin sebuah batalion yang ditempatkan di Cikotok, Lebak.[2] Setelah kemerdekaan, Wangsaatmadja diangkat menjadi kapten dan pada tahun 1959 menjabat sebagai Komandan Batalion pada Kodam III/Siliwangi. Pada tahun 1962, sebagai mayor, ia menjadi Komandan Distrik Militer Karawang. Ia kemudian dipromosikan menjadi letnan kolonel dan menjadi komandan Distrik Militer Bandung pada tahun 1963–1964.[3]

Karier pemerintahan

Sejak Februari 1966 hingga Februari 1974, sebagai seorang berpangkat letnan kolonel, ia menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya.[4][5] Selama menjabat, ia pernah mengeluhkan pengambilan keputusan yang terlalu tersentralisasi, yang disebutnya sebagai "penyakit sentralistis-vertikalis".[6]

Pada 18 Oktober 1978, sebagai seorang kolonel Angkatan Darat, ia dilantik sebagai Wali Kota Bandung.[7] Selama masa jabatannya, pada tahun 1981, terjadi wabah diare seperti kolera di Kabupaten Bandung yang menewaskan sekitar seratus orang. Untuk menanggapi hal ini, Wangsaatmadja memerintahkan petugas kesehatan kota untuk melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah guna mencegah penyebaran penyakit ke bagian kota yang padat penduduk.[8] Pemerintah kota juga menjalankan sejumlah proyek untuk meningkatkan sistem drainase kota guna mengurangi banjir.[9] Selain itu, Wangsaatmadja membentuk tim khusus bernama Tim Bangunan Bersejarah untuk mendata bangunan bernilai sejarah di kota tersebut untuk keperluan pelestarian.[10]

Ia tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua pada tahun 1983, dan Ateng Wahyudi dipilih oleh Dewan Kota Bandung sebagai penggantinya. Masa jabatannya berakhir pada Oktober 1983.[11]

Kehidupan pribadi

Di luar kariernya sebagai anggota militer dan dalam pemerintahan, Wangsaatmadja juga memelihara domba, dan pada tahun 1970-an ia mendirikan asosiasi peternak domba dan kambing di Jawa Barat yang kemudian berkembang menjadi organisasi nasional.[12]

Husen Wangsaatmadja meninggal dunia pada 14 Februari 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.[13][14] Anak laki-lakinya, Setiawan Wangsaatmaja, kemudian menjadi seorang pegawai negeri sipil dan menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.[15]

Referensi

  1. ^ Radjah, Jimmy (25 Juli 2023). "Maung Bikang, Laskar Mojang yang Bikin Ciut Nyali Penjajah". Konteks.co.id. Diakses tanggal 16 Mei 2024. 
  2. ^ Alhamidi, Rifat (22 Agustus 2021). "Mengenal Sosok 'Gojali Buntung', Pejuang Pemberani dari Pandeglang". detikTravel. Diakses tanggal 16 Mei 2024. 
  3. ^ Siliwangi dari masa ke masa. Angkasa. 1979. hlm. 525, 527, 565. 
  4. ^ "Kunjungan Ketua Umum KTNA Nasional Ke Tasikmalaya". ktnanasional.com. 3 Juli 2023. Diakses tanggal 16 Mei 2024. 
  5. ^ Dharmasena. Pusat Penerangan HANKAM. June 1987. hlm. 55. 
  6. ^ Nasution, Abdul Haris (1982). Memenuhi panggilan tugas: Masa pemancangan Orde Pembangunan. Gunung Agung. hlm. 137. ISBN 978-979-412-047-7. 
  7. ^ "Sakit keras tapi bukan kanker". Tempo. 9 Desember 1978. Diakses tanggal 16 Mei 2024. 
  8. ^ Daily Report: Asia & Pacific (dalam bahasa Inggris). The Service. 8 April 1981. 
  9. ^ Sulitnya Mengelola Drainase DKI Jakarta. Tempo Publishing. 7 Januari 2019. hlm. 31. ISBN 978-623-207-649-5. 
  10. ^ Kartodiwirio, Sudarsono Katam (2005). Album Bandoeng tempo doeloe. NavPress Indonesia. hlm. 7. ISBN 978-979-98946-8-7. 
  11. ^ "Tiga Fraksi Dukung Pencalonan Kol. Ateng Wahyudi Sebagai Walikota Bandung". Berita Yudha. 21 Juli 1983. hlm. 4. Diakses tanggal 16 Mei 2024. 
  12. ^ Salman, Zulfa (2 November 2023). "Bobotoh, Koboi Sunda dan Domba yang Menari". goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 16 Mei 2024. 
  13. ^ Haji Husen Wangsaatmadja (Gravestone). Cikutra Heroes' Cemetery, Bandung. 31 Januari 2023. 
  14. ^ "Peringati Bandung Lautan Api, Oded Ziarah ke makam pahlawan". Merdeka.com. 23 Maret 2017. Diakses tanggal 16 Mei 2024. 
  15. ^ "Ayahnya Pernah Jadi Wali Kota Bandung, Ini Pesan Setiawan Wangsaatmaja di HJKB ke-212". jabarnews.com. 26 September 2022. Diakses tanggal 16 Mei 2024. 

Pranala luar