Siti Hutami Endang Adiningsih
Siti Hutami Endang Adiningsih (lahir 23 Agustus 1964), atau biasa dikenal dengan nama Mamiek Soeharto, adalah seorang pengusaha dan dermawati Indonesia. Mamiek merupakan putri bungsu dari mantan Presiden Soeharto.
Siti Hutami Endang Adiningsih | |
---|---|
Lahir | 23 Agustus 1964 Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Mamiek Soeharto |
Pekerjaan | Pengusaha |
Suami/istri | Pratikto Singgih (cerai) |
Anak | Wiratama Hadi Ramanto |
Orang tua | Soeharto (bapak) Siti Hartinah (ibu) |
Kerabat | Siti Hardijanti Rukmana (kakak) Sigit Harjojudanto (kakak) Bambang Trihatmodjo (kakak) Siti Hediati Hariyadi (kakak) Hutomo Mandala Putra (kakak) |
Kehidupan awal dan pendidikan
Kehidupan awal
Mamiek Soeharto lahir di Jakarta pada 23 Agustus 1964. Ia adalah anak keenam (dan putri bungsu) dari pasangan Soeharto dan Tien Soeharto. Mamiek lahir pada hari ulang tahun ibundanya, sehingga memiliki tanggal ulang tahun yang sama dengan Ibu Tien. Pada saat itu, ayahnya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat dengan pangkat Mayor Jenderal. Ia juga merupakan keturunan Mangkunegara III dari garis ibu.
Pendidikan
Mamiek bersekolah di SMP Perguruan Cikini dan SMA Santa Theresia Menteng di Jakarta. Setamatnya dari Sekolah Menengah Atas pada tahun 1983, ia kemudian kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mengambil jurusan Statistika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Mamiek lulus pada tahun 1987 dengan gelar Insinyur pertanian.[1] Upacara wisudanya dihadiri oleh kedua orang tuanya, yang saat itu menjabat sebagai Presiden & Ibu Negara Indonesia.[2]
Karier
Mamiek Soeharto menjabat sebagai Direktur Taman Buah Mekarsari sejak didirikan pada tahun 1995.[3] Tujuan taman ini sebagai sarana pendidikan bagi anak bangsa, pelestarian lingkungan, taman rekreasi edukatif dan mempromosikan riset mengenai botani. Mamiek lebih memilih berkebun dan melestarikan berbagai jenis tanaman dibandingkan dengan terjun ke dalam partai politik.[4]
Mamiek juga aktif dibidang kegiatan sosial di bawah naungan Yayasan Dharmais. Bersama kakaknya, Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut, Yayasan Dharmais menyelenggarakan operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Sejak didirakn pada tahun 1976, Yayasan Dharmais sudah memberikan manfaat bagi 140.000 orang.[5]
Kehidupan pribadi
Mamiek menikah dengan Pratikto Singgih pada tahun 1988.[6] Pratikto adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan juga putra dari Prayitno Singgih, seorang diplomat Departemen Luar Negeri Indonesia.[7] Pernikahannya dikaruniai seorang anak bernama Wiratama Hadi Ramanto (Wira). Mamiek dan Pratikto akhirnya bercerai. Sementara putranya, Wira, berprestasi dengan menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada 17 Agustus 2007, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-62 RI di Istana Merdeka.[8]
Referensi
- ^ "Wisuda di IPB". TEMPO. 10 October 1987. Diakses tanggal 22 December 2024.
- ^ "Kegiatan Presiden Soeharto Wisuda di IPB". Antara. 20 October 1987. Diakses tanggal 22 December 2024.
- ^ "Taman Buah Mekar Sari, Pusat Pelestarian Buah-Buahan Terbesar Di Dunia". rencongpost.com. 2019-03-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-08. Diakses tanggal 2019-11-8.
- ^ "Mamiek Soeharto Pilih Berkebun daripada Terjun ke Politik". Republika Online. 2018-03-12. Diakses tanggal 2019-11-08.
- ^ Sutriyanto, Eko (2019-04-12). "Yayasan Dharmais Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis di NTT". Tribunnews.com. Tribunnews.
- ^ "Apa Hubungan Yawadwipa dengan Keluarga Cendana?". tempo.co. 2012-02-27. Diakses tanggal 2019-11-08.
- ^ "Menikah dengan Tito". TEMPO. 1 October 1988. Diakses tanggal 22 December 2024.
- ^ "Cucu HM Soeharto Terpilih Jadi Anggota Paskibraka". Anatara News. 2007-08-15. Diakses tanggal 2024-28-10.