Tacca palmata

Revisi sejak 29 Desember 2024 10.04 oleh RenFZ20 (bicara | kontrib) (Memperbarui informasi artikel dan menambahkan referensi. Sementara diedit)

Tacca palmata merupakan tumbuhan dari famili Dioscoreaceae. Spesies ini memiliki kebiasaan membentuk bonggol berbentuk umbi. Tumbuhan ini berasal dari bioma beriklim tropis basah yang tersebar mulai dari Indo-China hingga kawasan Malesia dan Kepulauan Caroline (Palau). Nama ilmah Tacca palmata diperkenalkan oleh Carl Ludwig Blume pada tahun 1827.[1]

Tacca palmata Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoDioscoreales
FamiliDioscoreaceae
GenusTacca
SpesiesTacca palmata Edit nilai pada Wikidata
Blume, 1827

Beberapa nama daerah untuk spesies ini adalah gadung tikus (Indonesia), kemendulan, ceker ayam, trenggiling mentik (Jawa), kotok bongkok (Sunda), tobitoan (Madura), keladi murai (Malaysia), payung-payungan (Tagalog, Filipina), khot din (Thailand). Sinonimnya ada beberapa yaitu Tacca montana Rumph (1747), Tacca vesicaria Blanco (1837), Tacca rumphii Schauer (1843).[2][3]

Sebaran Geografi

Di Asia Tenggara Gadung tikus menyebar mulai Malaysia terus ke barat sampai ke Afrika Barat dan ke timur sampai ke pulau- pulau di Pasifik.

Thailand, pantai timur Semenanjung Malaya; Keningau, Bingkor dan Bunsit (Sabah). Penyebaran di Filipina (Payung-payungan) terdapat di hutan sekunder pada dataran rendah propinsi Pangasinan, Nueva Ecija, Bulacan, Rizal, Bataan, dan Laguna ( Luzon, Semirara dan Panay).Di Indonesia tersebar di seluruh Jawa dari Jawa Barat (Pelabuhan Ratu), Jawa Tengah (Banyumas, Pekalongan, Jepara, dan Rembang), Jawa Timur (Kediri).

Morfologi

Merupakan terna tahunan dengan umbi bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalamnya berwarna kuning. Daun soliter, tangkai daun silinder, panjang, licin, hijau sampai hijau keabuan dengan banyak bintik - bintik berwarna hijau pucat. Helaian daun terbelah menjadi tiga. Di tengah helaian daun ada umbi coklat tua gelap yang kasar berbintil - bintil. Anak daun melanset dengan banyak lekukan pada pinggir daunnya.

Bunga soliter, tumbuh dari umbinya ketika daun dorman, gagang perbungaan silindris, licin, panjang. Warna bunga hijau mengilat, berbintik - bintik hijau muda. Bunga berbentuk tongkol, pipih, dengan apendiks berwarna merah muda. Bunga jantan terletak di bawah apendiks dan bunga betina terletak di bagian basal perbungaan. Buah buni, silinder sampai bulat telur, merah cerah, biji 2 - 3. Bagian atas masak lebih dulu. Tumbuh di daerah vegetasi sekunder, di tepi - tepi hutan dan belukar, hutan jati, serta hutan desa. Dapat tumbuh di ketinggian 700 m dpl.[2]

Tanaman menahun, tinggi 20 – 75 cm. Rimpang di bawah tanah kecil. Daun terdiri atas tangkai daun yang keras keluar dari rimpang, dengan daun tunggal berbagi menjari; panjang tangkai daunnya 12 – 50 cm; helai daun terbelah menjadi 5 – 7 bagian dengan diameter 15 - 20 cm, tipis;[3]

Perbungaan tegak, keluar dari rimpang, bentuk payung, bertangkai keras dan dilengkapi dengan dua helai daun pelindung, yaitu 2 helai tidak bertangkai dan 2 helai lainnya bertangkai; tiap perbungaan berisi 8 – 25 kuntum bunga; tangkai bunga warna kuning kehijau-hijauan; perhiasan bunga berwarna coklat keungu-unguan. Buah membulat kecil, berwarna merah cerah.[3]

Pertumbuhan

Tanaman ini dalam daur hidupnya mengalami masa istirahat, yang pada masa itu tidak terlihat adanya bagian tumbuhan di atas tanah. Pada masa demikian tumbuhan ini memerlukan air banyak. Di Jawa tumbuh liar di hutan-hutan, di halaman rumah, di kebun – kebun, di bawah rumpun bambu, di hutan jati dan hutan sekunder campuran pada ketinggian 5 - 1000 m dpl, di tempat yang agak rindang (70 – 80 % naungan), Menyenangi tanah pasir bercampur humus dan tanah liat dengan pH sedikit asam dan gambut adalah media yang sesuai. Di daerah tropik dan subtropik, diperlukan suhu minimum 15oC, kelembaban udara dan tanah tinggi, subur, drainasi baik, tidak terlalu gelap akan tumbuh baik.[3]

Pemanfaatan

Kandungan kimia didapatkan pada batang dan rimpangnya yang mengandung zat pahit taccasin dan juga B-sitosterol serta ceryl alkohol."Rimpang (umbi) dimemarkan ditambah air kapur untuk obat wasir, rasa parutan pahit untuk obat perut, obat menstruasi tidak teratur, juga mengobati gigitan ular, lipan, menyembuhkan luka dan pereda nyeri/demam. Sedangkan batang yang dimemarkan diletakan di tali pusar untuk obat sakit perut.[3]

Referensi

  1. ^ "Tacca palmata". plantamor.com. Diakses tanggal 2024-12-27. 
  2. ^ a b AgroMedia, Redaksi (2008-01-01). Buku Pintar Tanaman Obat: 431 jenis tanaman penggempur aneka penyakit. AgroMedia. ISBN 978-979-006-194-1. 
  3. ^ a b c d e "Inilah Tanaman Gadung Tikus Obat Wasir, Sakit Perut, Menstruasi Tak Teratur Hingga Gigitan Ular". Tribunjateng.com. Diakses tanggal 2024-12-29.