Jembatan Beatrix
Jembatan Beatrix adalah jembatan di Provinsi Jambi yang penuh kisah lika-liku masuknya penjajahan Belanda ke Kabupaten Sarolangun.[1] Jembatan Beatrix dibangun pada tahun 1937 dan diresmikan pada tahun 1939.[2] Sejarah pembangunan jembatan ini juga tidak lepas dari kerja paksa yang dilakukan oleh ribuan rakyat Indonesia.[3]
Sejarah
Awal mula dibangunnya jembatan Beatrix didasarkan karena karamnya Hekwieler Ophelia. Ophelia adalah kapal roda lambung yang didesain khusus untuk transportasi perairan dangkal. Dimana tujuan kapal tersebut adalah untuk menagih pajak dan hasil bumi masyarakat Sarolangun. Pada saat Belanda menjajah dibawah kekuasaan Ratu Wilhelmina Helena Pauline, markas mereka berlokasikan di dekat sungai batang tembesi yang kini telah menjadi rumah dinas bupati Sarolangun. Oleh karena kapal Ophelia tersebut karam serta memakan korban yaitu petinggi-petinggi Belanda, maka pada tahun 1937, pemerintah Belanda membangun Jembatan sebagai sarana transportasi perdagangan.[2] Pekerja di datangkan dari Pulau Jawa. Maka terjadilah kerja paksa. Sehingga banyak orang yang mati, karena kelelahan atau terjadi penganiayaan oleh tentara Belanda.[4]
Pada 1938, jembatan ini resmi diberi nama Beatrix karena pada tahun 1938, Putri Beatrix Wilhelmina Armgard lahir. Nama Beatrix diberikan oleh pihak kolonial Belanda sebagai hadiah kelahiran cucu Ratu Wilhelmina yang sedang memerintah di Belanda pada waktu itu.[2]
Pada 1939, jembatan ini diresmikan, dan terdapat prasasti batu granit yang bertuliskan nama jembatan "Beatrix Brug," sementara di sebelah kanan terdapat tulisan "Bt Tembesi." Jembatan ini berdiri kokoh di atas aliran Sungai Batang Tembesi,[2] memiliki panjang 197,4 meter dan lebar empat meter, dengan empat lengkungan.[5] Jembatan Beatrix menjadi alternatif penghubung antara Kampung Sri Pelayang dan Pasar Bawah Sarolangun. Di sisi utara, jembatan ini menghubungkan ke Bangko dan Sumatera Barat, sementara di sisi selatan mengarah ke Lubuk Linggau dan Sumatera Selatan.[2] uang pembangunan Betrix pada masa pemerintahan belanda di perkirakan 150 gulden.[1]
Pada tahun 1973, jembatan Beatrix mengalami kerusakan di bagian ujung jembatan dan tidak bisa digunakan lagi. Sebagai gantinya, pemerintah Indonesia membangun jembatan baru yang terletak di sebelah kanan Jembatan Beatrix. Jembatan baru ini menghubungkan jalan lintas Sumatra yang melewati Provinsi Jambi.[5]
Pada tahun 2000, setelah 27 tahun tak berfungsi, lantaran punya nilai sejarah dan berpotensi menjadi objek wisata, maka Pemerintah Kabupaten Sarolangun memperbaiki bagian jembatan yang rusak.[5][6]
Pada 13 Januari 2024, menyusul debit air di Sungai Tembesi yang kian meningkat, Pemerintah Kabupaten Sarolangun pernah menutup sementara Jembatan Beatrix. Dari pantauan ditutupnya sementara Jembatan Beatrix tersebut dengan pertimbangan dimana permukaan air sungai Tembesi kian meningkat, dan besi segitiga penyanggah di tiang tengah patah, bahkan ketinggian air tinggal kurang lebih 2 meter lagi akan menyentuh lantai jembatan. Faktor lain yang membuat besi penyanggah bergeser adalah sampah-sampah dan balok kayu yang terbawa banjir dan menyangkut ditiang besi penyanggah jembatan.[7][8]
Referensi
- ^ a b "Sejarah Jembatan Beatrix, Berawal Dari Tenggelamnya Kapal Konselor Belanda di Sungai Batang Tembesi". TribunJambi Wiki. Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ a b c d e Widya Wahyu Ningsih; Meslita, Rima; Ali Murtadlo (2024-11-30). "EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA JEMBATAN BEATRIX DI KABUPATEN SAROLANGUN". Jurnal Math-UMB.EDU. 12 (1): 77–87. doi:10.36085/mathumbedu.v12i1.6714. ISSN 2715-4912.
- ^ Mahasiswa, Pers (2024-06-20). "Jembatan Beatrix Sarolangun: Warisan Sejarah dan Pesona Wisata Kabupaten Sarolangun, Jambi". LPM PATRIOTIK (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ Wendy, Suwandi. "Sejarah Kelam Jembatan Beatrix Sarolangun Tempat Pembantaian, Berasal dari Nama Cucu Ratu Belanda". Jambian. Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ a b c Okezone (2020-11-23). "Jembatan Beatrix, Aset Sejarah Peninggalan Belanda di Sarolangun". Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ "Ikon Kabupaten Sarolangun, Jembatan Beatrix Ternyata Pernah Runtuh". TribunJambi Travel. Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ admin (2024-01-12). "Demi Keselamatan, Jembatan Beatrix Sarolangun Ditutup Sementara » Berita Media Online". Berita Media Online. Diakses tanggal 2024-12-29.
- ^ jambiekspres.co.id. "Polisi Resmi Tutup Jembatan Beatrix Sarolangun untuk Hindari Korban Jiwa". jambiekspres.co.id. Diakses tanggal 2024-12-29.