Sesilia dari Roma

salah satu martir Kristen awal
Revisi sejak 30 Desember 2024 14.46 oleh TheKrakenz (bicara | kontrib) (Mengubah Artikel Lama ke Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Santa Sesilia, yang dikenal juga sebagai Santa Cecilia, merupakan salah satu martir awal Kekristenan yang dihormati oleh Gereja Katolik Roma. Ia lahir di Roma, sekitar abad ke-2 Masehi, dalam sebuah keluarga bangsawan yang kaya dan terpandang. Sesilia hidup pada masa pemerintahan Kaisar Aleksander Severus, ketika Kekristenan mulai berkembang meskipun menghadapi penganiayaan berat dari pihak pemerintah Romawi.

Santa Cecilia
Santa Cecilia by Guido Reni, 1606[1]
Perawan dan Martir
LahirAbad ke-2 Masehi
Roma
Meninggal176–180 atau 222–235 Masehi[2]
Roma
Tempat ziarahSanta Cecilia in Trastevere, Roma
Pesta22 November
Atributflut, organ, mawar, biola, harpa, harpsichord, menyanyi
PelindungMusik gereja, musisi besar, penyair; Albi, Prancis; Archdiocese of Omaha; Mar del Plata, Argentina

Menurut tradisi, Sesilia telah menunjukkan kesalehan luar biasa sejak masa kecilnya. Ia dikenal karena kecintaannya pada doa, bacaan Kitab Suci, dan pujian kepada Tuhan. Keluarganya, meskipun masih menganut agama pagan, membiarkannya mengikuti ajaran Kristus karena kekaguman mereka atas kedalaman imannya. Dalam kehidupannya, Sesilia berkaul untuk tetap perawan sebagai tanda penyerahan sepenuhnya kepada Allah.

Pernikahan dan Mukjizat

sunting

Sesilia menikah dengan seorang bangsawan muda bernama Valerianus. Legenda mengisahkan bahwa pada malam pernikahan mereka, Sesilia mengungkapkan kaul keperawanannya kepada Valerianus dan meminta agar ia menghormati panggilan hidupnya. Sesilia juga mengungkapkan bahwa malaikat Tuhan melindunginya dan bahwa Valerianus dapat melihat malaikat tersebut jika ia bersedia menerima pembaptisan.

Valerianus, tergerak oleh iman Sesilia, menemui Paus Urbanus I, yang pada saat itu adalah pemimpin Gereja yang hidup dalam persembunyian. Ia dibaptis dan, sekembalinya ke rumah, menyaksikan malaikat yang menjaga istrinya. Valerianus kemudian membawa saudaranya, Tiburtius, kepada Sesilia, dan Tiburtius juga dibaptis serta menjadi seorang Kristen yang saleh.

Pelayanan dan Penganiayaan

sunting

Sesilia, Valerianus, dan Tiburtius dikenal sebagai pendukung komunitas Kristen di Roma. Mereka membagikan kekayaan mereka kepada orang miskin dan menguburkan jenazah para martir, tindakan yang dianggap sebagai kejahatan oleh pemerintah Romawi. Aktivitas mereka menarik perhatian penguasa, dan ketiganya ditangkap serta diinterogasi.

Valerianus dan Tiburtius akhirnya dihukum mati karena menolak untuk mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa Romawi. Sesilia tetap tegar dalam imannya meskipun menyaksikan kematian suaminya dan saudara iparnya. Ia terus menguatkan jemaat Kristen dengan keberanian dan pengajarannya.

Martir dan Kematian

sunting

Ketika Sesilia menolak untuk menyembah dewa-dewa Romawi, ia dijatuhi hukuman mati. Menurut tradisi, ia awalnya dihukum mati dengan cara direbus dalam kamar mandi panas, tetapi mukjizat terjadi—tubuhnya tetap tidak terluka oleh panas. Akhirnya, Sesilia dihukum pancung, namun algojo gagal memenggal kepalanya dengan sempurna meskipun sudah mengayunkan pedangnya tiga kali. Ia masih hidup selama tiga hari setelah eksekusi tersebut. Dalam penderitaannya, ia terus bernyanyi memuji Tuhan, yang menjadi alasan ia dikenal sebagai pelindung musik sakral.

Sesilia wafat pada tahun 230 M, dan tubuhnya dimakamkan di Katakombe San Sebastiano, Roma. Jenazahnya ditemukan kembali pada tahun 821 M oleh Paus Paskalis I dalam kondisi utuh dan tanpa kerusakan, suatu tanda kesucian yang luar biasa.

Venerasi dan Warisan

sunting

Santa Sesilia dihormati sebagai martir dan pelindung musik oleh Gereja Katolik Roma. Hari peringatannya dirayakan setiap tanggal 22 November. Ia sering digambarkan dalam seni Kristen memegang alat musik, seperti harpa, organ portabel, atau kecapi, yang melambangkan hubungan eratnya dengan pujian kepada Tuhan.

Basilika Santa Sesilia di Trastevere, Roma, dibangun untuk menghormatinya dan menjadi salah satu tempat ziarah utama bagi umat Kristen. Basilika ini menyimpan relik-reliknya dan sebuah patung marmer karya Stefano Maderno yang menggambarkan tubuhnya sebagaimana ditemukan saat penggalian.

Referensi

sunting
  1. ^ "St Cecilia by RENI, Guido". 
  2. ^ "The Saint Andrew Missal, with Vespers for Sundays and Feasts," by Dom Gaspar LeFebvre, O.S.B., Saint Paul, MN: E. M. Lohmann Co., 1952, p. 1685

Pranala luar

sunting