Paus Zosimus
Paus Zosimus adalah Paus Gereja Katolik Roma yang menjabat dari tanggal 18 Maret 417 hingga wafatnya pada 26 Desember 418. Zosimus dilahirkan di sebuah keluarga Yunani di Mesoraka, dekat kota Calsidon, sekitar akhir abad ke-4. Ayahnya bernama Abramius, seorang pria yang dikenal karena kesalehannya. Masa kecil Zosimus dihiasi dengan didikan yang mendalam dalam ajaran Kristen dan tradisi apostolik yang suci.
Santo Paus Zosimus | |
---|---|
Awal masa jabatan | 18 Maret 417 |
Masa jabatan berakhir | 26 Desember 418 |
Pendahulu | Inosensius I |
Penerus | Bonifasius I |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Zosimus |
Lahir | Tidak Diketahui Mesoraca, Calabria |
Meninggal | 26 Desember 418 Tidak Diketahui |
Orang kudus | |
Hari heringatan | 27 Desember |
Pengangkatan Menjadi Paus
suntingSetelah wafatnya Paus Inosensius I pada tahun 417, Zosimus terpilih menjadi Paus oleh para imam dan uskup di Roma. Pemilihannya dianggap sebagai keputusan yang bijaksana karena Zosimus dikenal sebagai seorang tokoh yang penuh hikmat dan keadilan. Ia menerima takhta suci pada masa ketika Gereja sedang menghadapi tantangan teologis dan administratif yang besar, terutama terkait perselisihan mengenai ajaran Pelagianisme.
Kepemimpinan dan Ajaran
suntingZosimus dikenal sebagai seorang Paus yang gigih dalam menjaga kemurnian doktrin Gereja. Pada masa kepemimpinannya, ia menghadapi kontroversi Pelagianisme, sebuah ajaran yang dipimpin oleh Pelagius, yang menyatakan bahwa manusia dapat mencapai keselamatan melalui kehendak bebasnya tanpa memerlukan kasih karunia Allah.
Pada awalnya, Zosimus bersikap lunak terhadap para pengikut Pelagius. Namun, setelah menerima laporan dari para uskup Afrika, termasuk Santo Agustinus dari Hippo, ia menyadari bahaya ajaran tersebut. Dalam surat apostoliknya, Tractoria, Zosimus dengan tegas mengecam Pelagianisme dan menyerukan kepada seluruh uskup untuk menolak ajaran tersebut.
Hubungan dengan Gereja-Gereja Lain
suntingPaus Zosimus juga memainkan peran penting dalam memperkuat otoritas Paus di Roma sebagai pemimpin tertinggi Gereja. Ia terlibat dalam berbagai perselisihan di Galia (Prancis modern) terkait dengan penunjukan uskup. Zosimus mendukung uskup Patroclus dari Arles dan menegaskan bahwa tahta Arles memiliki otoritas atas wilayah-wilayah tertentu. Keputusannya ini memperkuat peran Roma dalam urusan gerejawi di Barat.
Kesalehan dan Warisan
suntingZosimus dikenal sebagai seorang pria yang memiliki kehidupan doa yang mendalam. Ia sering terlihat berdoa di Basilika Santo Petrus, memohon hikmat dan kekuatan dari Allah untuk menghadapi berbagai tantangan Gereja. Ia juga dikenal karena kemurahan hatinya terhadap orang miskin dan penganiayaannya terhadap bidat yang dianggap merusak kesatuan Gereja.
Paus Zosimus wafat pada 26 Desember 418 dan dimakamkan di Pemakaman Santo Laurensius di Via Tiburtina. Meskipun masa kepausannya relatif singkat, ia dikenang sebagai seorang gembala yang setia dalam mempertahankan iman dan tradisi apostolik.
Referensi
sunting- Kelly, J. N. D. (1986). The Oxford Dictionary of Popes. Oxford University Press.
- Chapman, John. "Pope St. Zosimus". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company, 1912.
- Hefele, Karl Joseph. A History of the Councils of the Church. Edinburgh: T&T Clark, 1896.
Didahului oleh: Inosensius I |
Paus 417 - 418 |
Diteruskan oleh: Bonifasius I |