Paus Silverius

Paus Gereja Katolik dari tahun 536 hingga 537
Revisi sejak 1 Januari 2025 04.03 oleh TheKrakenz (bicara | kontrib) (Mengubah Artikel Lama ke Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Paus Silverius (bahasa Latin: Silverius, wafat 2 Desember 537) adalah seorang Paus Gereja Katolik yang memerintah dari tanggal 8 Juni 536 hingga pencopotannya pada Maret 537. Ia adalah putra dari Paus Hormisdas, yang sebelumnya memimpin Gereja Katolik dari tahun 514 hingga 523. Paus Silverius menjadi martir karena konflik politik dan agama yang melibatkan Kekaisaran Bizantium dan sekte Monofisitisme pada masanya.

Paus

Silverius
Awal masa kepausan
8 Juni 536
Akhir masa kepausan
Maret 537
PendahuluAgapitus I
PenerusVigilius
Informasi pribadi
Nama lahirSilverius
Lahirtidak diketahui
Meninggal20 Juni 537
Palmarola, Italia

Awal Kehidupan

sunting

Silverius lahir di Frosinone, Italia Tengah, pada sekitar awal abad ke-6. Ia adalah seorang diakon sebelum terpilih menjadi Paus. Silverius dikenal sebagai pribadi yang saleh dan memiliki dedikasi besar terhadap iman Katolik yang benar, sebagaimana diajarkan oleh Konsili Kalsedon pada tahun 451.

Silverius menjadi paus dalam situasi politik yang penuh gejolak. Kekaisaran Bizantium di bawah Kaisar Yustinianus I berusaha untuk menegakkan kembali kekuasaan Romawi di Barat dan menyingkirkan raja Ostrogoth, Theodahad. Selain itu, ada tekanan dari Kaisar dan Permaisuri Theodora untuk mendukung kebijakan yang lebih akomodatif terhadap kaum Monofisit.

Pemilihan Sebagai Paus

sunting

Silverius terpilih menjadi paus pada tahun 536 setelah kematian Paus Agapitus I. Pemilihannya dipengaruhi oleh Theodahad, Raja Ostrogoth, yang mendukungnya dengan harapan Silverius akan menjadi pemimpin yang patuh terhadap kepentingan Ostrogoth. Silverius segera menghadapi tantangan besar berupa upaya Theodora untuk memaksanya menerima Antimus, seorang uskup yang dicopot dari jabatannya karena mendukung Monofisitisme, sebagai Patriark Konstantinopel.

Konflik Dengan Permaisuri Theodora

sunting

Theodora, permaisuri Kaisar Yustinianus I, menginginkan seorang paus yang mendukung Monofisitisme, sebuah ajaran yang ditolak oleh Gereja Kalsedon. Silverius menolak tekanan ini dengan tegas, menegaskan komitmennya kepada iman ortodoks. Hal ini menyebabkan ketegangan antara Paus Silverius dan pemerintah Bizantium.

Theodora kemudian memanfaatkan Jenderal Belisarius, yang memimpin pasukan Bizantium dalam Perang Gothik, untuk melawan Silverius. Tuduhan palsu dibuat bahwa Silverius telah berkhianat dengan mendukung Ostrogoth dalam pengepungan Roma oleh pasukan Bizantium pada tahun 537.

Pencopotan dan Pembuangan

sunting

Belisarius mencopot Silverius dari jabatannya pada Maret 537 dan menggantikannya dengan Vigilius, seorang uskup yang didukung oleh Theodora. Silverius diasingkan ke Pulau Palmarola, sebuah tempat terpencil di Laut Tirenia. Dalam pengasingan, Silverius menderita kelaparan dan perlakuan buruk. Ia meninggal pada 2 Desember 537, kemungkinan besar akibat penderitaan fisik yang berat.

Kanonisasi dan Warisan

sunting

Silverius dihormati sebagai martir Gereja Katolik. Ia dimakamkan di tempat pengasingannya, dan makamnya segera menjadi tempat ziarah bagi umat beriman. Gereja kemudian mengangkatnya sebagai santo, dan ia diperingati setiap tanggal 20 Juni. Silverius dikenang sebagai paus yang mempertahankan iman Katolik dengan setia meskipun menghadapi tekanan politik yang besar.

Referensi

sunting